He's cold again

238K 9.6K 110
                                    

Daniel sudah berada di kantor miliknya.

Semua karyawan menyapanya. Semua karyawan dibuat bingung dengan tingkah Daniel. Daniel sangat berbeda ia kembali menjadi Daniel yang dingin dan cuek.

Memang keberadaan Nichole berpengaruh besar pada kehidupan Daniel. Pria itu tak kembali ceria seperti dahulu. Rahangnya kembali mengeras. Tatapannya kembali tajam.

Daniel memasuki lift pribadinya.

Ting!

Bunyi lift menyadarkan Daniel dari lamunannya.

Ia melewati ruang sekertaris. Yang ia lihat ruangan itu sepi tak menunjukkan seseorang menempatinya. Daniel berfikir mungkin Nichole masih dengan masa istirahatnya.

Daniel tak memikirkan sama sekali jika Nichole harus izin, semua kesepakatan yang ia buat dengan Nichole memang benar. Daniel mengizinkan Nichole untuk istirahat seminggu dan jangka waktu itu masih belum habis.

Daniel masuk kedalam ruangannya.

Ia mendudukkan bokongnya di kursi kebesarannya.

Terlihat amplop putih diatas mejanya.

Daniel penasaran dengan amplop tersebut. Ia membukanya dengan kasar dan membacaya dengan cepat.

Daniel kaget ketika melihat nama Nichole tertera dalam surat pengunduran diri.

Disurat tersebut Nichole akan membayar denda atas pengunduran dirinya.

"Apa-apaan ini? Siapa sebenarnya kau Nichole? Tak mungkin jika kau karyawan biasa bisa membayar denda sebesar ini!" Ucap Daniel emosi.

Daniel sudah mencari tau semua asal usul Nichole.

Nichole hanya wanita yang lahir di Jerman dan dibesarkan oleh orangtuanya yang bekerja sebagai pembantu.

Tidak mungkin jika ia melewatkan informasi yang penting, karna Daniel menyuruh Jeck untuk benar-benar mencari tau siapa Nichole sebenarnya termasuk informasi sekecil apapun.

"Oh aku tau siapa yang membayar semua denda itu! Ternyata kau memang wanita jalang Nichole. Untung aku segera menyadirinya. HAHAHA dasar bitch!" Ucap Daniel entah pada siapa.

Daniel mengambil benda pipih yang ada didalam saku celananya. Ia mencoba mencari contact Briant.

"Hallo"
"Rupanya kau yang membayar denda pelacur itu?" Tanya Daniel langsung pada intinya.
"Jaga ucapanmu Daniel!" Bentak Briant pada Daniel.
"Oh kau marah Briant? Kau sudah sangat mencintainya?" Tanya Daniel kembali pada Briant.
"Ku ingatkan padamu sekali lagi. Itu bukan anakku! Dan jangan sampai kau menyesal suatu saat nanti!" Ucap Briant lalu sambungan terputus.

"Shit!" Umpat Daniel sambil membanting handphone-nya ke meja kerja miliknya.

"Apa masuk omongan Briant?! Aku? Aku menyesal? HAHA... TAK AKAN AKU MENYESAL!" Ucap Daniel sambil tersebyum licik.

Daniel kembali duduk, ia membuka rak mejanya yang ia liat pertama kali adalah foto dirinya dan Sofia yang sedang tertawa.

Foto tersebut sengaja ia ambil dengan menyuruh seseorang untuk memotretnya diam-diam karna Sofia tak suka dengan kamera.

Daniel mengambil foto Sofia. Wajah yang semula marah sedikit demi sedikit berubah menjadi sedih.

Daniel kembali mengingat semua kenangan dirinya dan Sofia.

"Hanya kamu wanita yang tulus cinta sama aku. Hanya kamu wanita yang tak memanfaatkan aku. Aku merindukanmu Sofia. Kau takkan terganti sampai kapanpun" ucap Daniel sambil memandangi foto tersebut. Tak di sangka airmata Daniel telah menetes membasahi foto tersebut.

Daniel kembali mengambil handphone-nya.

Ia menekan tombol angka yang sudah ia kenal di luar kepala.

"Hallo? Ada yang bisa saya bantu tuan?" Ucap Jeck dari sebrang tlp.
"Tolong kau belikan bunga kesukaan Sofia. Lalu kau jemput aku ke kantor. Segera!" Balas Daniel lalu memutuskan sambungan tlp.

Daniel sudah bersiap-siap merapikan pakaiannya dan ruangannya.

Ia sudah menandatangani semua dokumen yang dibutuhkan perusahaannya. Hari ini Daniel sedang tak mood untuk bekerja. Pikirannya mencabang kemana-mana. Ucapan Briant, Nichole yang selingkuh itu semua membuat dirinya semakin pusing.

Ting tong

Bunyi bell membuat lamunan Daniel buyar.

"Masuk!" Jawab Daniel Dingin.

"Maaf Mr. Lucas mobil sudah siap di bawah" ucap Jeck sopan pada Daniel.

Daniel mengangguk mengerti. Ia pergi membawa tasnya yang di ikuti oleh Jeck yang berada di belakangnya.

Sesampainya Daniel di pemakaman Sofia. Ia memberikan bunga pada nisan Sofia.

Seperti yang ia lakukan biasanya. Bercerita banyak pada makam Sofia.

Sampai akhirnya jam sudah menunjukkan sore hari.

"Jeck! Tolong antar aku ke club biasanya! Kau bisa tinggalkan aku disana!" Perintah Daniel pada Jeck.

a Cold CEOWhere stories live. Discover now