I'am looking for you

242K 9.7K 30
                                    

Daniel telah sampai di Jerman di pagi hari. Sesampainya di hotel ia langsung buru-buru untuk segera mandi dan pergi menemui Nichole.

Daniel yakin seyakin yakinnya jika Nichole berada di tempat pertama kali dirinya dan Nichole bertemu.

Setelah semuanya dirasa siap. Ia langsung pergi ke suatu tempat yang sudah lama tak pernah ia kunjungi. Tempat dimana Nichole dan dirinya bertemu.

"Jika aku tak membelikan mu bunga ditoko itu, aku tak akan bertemu dengan Nichole. Aku yakin Sofia kaulah yang mengirimnya untukku. Aku berjanji padamu untuk menjaganya dan tak akan ku lepaskan kembali" ucap Daniel semangat ditengah perjalanannya menuju toko bunga.

"Cholvita Florist" ucap Daniel dengan satu tarikan nafas.

"Nama yang bagus" tambahnya. Ia tak sanggup menutupi senyum yang terlihat di bibirnya. Deretan gigi putihnya menandakan jika dirinya sangat bahagia.

Tanpa basa-basi Daniel langsung melesat masuk kedalam toko bunga tersebut.

Lonceng berbunyi seperti biasanya. Itu menandakan seseorang tengah berkunjung kedalam toko miliknya.

Davita berdiri dari kursinya. Ia segera menyapa pelanggannya dengan ramah. Seperti biasa ia selalu sendiri. Kadang Jayden sering menemaninya jika ia tak sibuk.

"Willkommen Cholvita Florist" sapa Davita pada pelanggannya tersebut.

Mata Davita membulat sempurna, tubuhnya menegang seketika. Dirinya masih shock tak percaya siapa yang ada didepannya dan perkunjung di tokonya.

"Permisi" ucap Daniel sambil melambai-lambaikan tangannya di wajah Davita.

Davita mencoba menormalkan semuanya. Ia tak boleh kelihatan kaget dan gugup di depan pria tersebut.

Davita tau siapa yang sedang berkunjung di florist miliknya.

"Maaf tuan. Ada yang bisa saya bantu?" Ucap Davita sopan.

Daniel mencoba mencari-cari Nichole disekitar toko tersebut tapi hasilnya nihil. Ia tak menemukan sosok yang selama ini ia cari. Akhirnya ia memutuskan untuk bertanya pada pelayan di depannya.

"Aku sedang mencari seseorang. Apa kau mengenal wanita ini? Aku pernah kemari membeli bunga. Apa kau ingat? Kau menyeruhku masuk kedalam kebun bunga milikmu. Lalu kau menyuruhku untuk menghampiri wanita ini untuk membungkuskan bunga pilihanku. Apa kau mengingatnya?" Tanya Daniel panjang sambil memberikan foto Nichole pada wanita yang bernama Davita dipapan dada yang ia pakai pada seragam miliknya.

Davita mengingat semuanya termasuk pria didepannya ini lah alasan yang membuat sahabatnya menjadi sedih.

"Maaf tuan saya tak tahu" ucap Davita singkat.

"Jika tuan hanya mencari wanita yang ada di foto itu saya tak tahu, jika tak ada lagi kepentingan lain silahkan tuan keluar dari toko bunga saya" ucap Davita ketus.

"Aku tau nona, kau menyembunyikan sesuatu dariku. Aku tau jika kau tahu dimana Nichole berada sekarang. Tolong kau beritahu padaku. Aku ingin menebus semua kesalahanku. Aku menyesal nona. Tolong aku. Aku sudah mencarinya berbulan-bulan. Aku telah menyesalinya" ucap Daniel lirih dan hampir tak terdengar lagi suara yang terucap dari bibirnya.

"Maaf tuan saya benar-benar tak tahu. Tolong jika tuan sudah tidak ada keperluan tuan bisa keluar dari toko saya" usir Davita.

Daniel pergi dengan rasa penyesalannya. Ia tak akan menyerah. Ia akan terus-menerus mengunjungi toko bunga tersebut. Ia akan menunggu. Bahkan dirinya sedang berada di dalam mobil untuk menunggu toko bunga tersebut tutup.

Daniel akan membuntuti Davita pulang. Daniel merasa Davita akan menemui Nichole. Dengan begitu Daniel akan menemukan Nichole.

"Aku tak akan menyerah demi dirimu dan anak kita Nichole" ucap Daniel.

a Cold CEOWhere stories live. Discover now