Explanation

284K 12.7K 61
                                    

Setelah berbelanja Daniel memutuskan ingin bertemu dengan Briant dan menanyakan soal yang Jessieca kemarin tunjukkan padanya.

"Jeck tolong kau belikan aku minuman di situ" ucap Daniel sambil menunjukkan cafe-nya.

Sepeninggalan Jeck pergi, ia mencari benda pipih yang berada di saku celananya. Hari ini adalah hari minggu Daniel terlihat santai memakai kaos.

Ia menekan tombol contact pada handphone nya.

"Hallo? Ada apa kau telp aku sore-sore begini" Ucap pria di sebrang telp.
"Aku ingin bertemu denganmu Briant. Di taman biasanya" ucap Daniel singkat.
"Oke tunggu aku disana" jawab Briant

Daniel meletakkan benda pipih tersebut di samping tempat duduk kosong yang ada di mobilnya.

Jeck kembali dengan membawakan minuman untuk bosnya.

"Ini tuan" ucap Jeck sambil memberikan minuman tersebut.

"Tolong ketaman biasanya Jeck" perintah Daniel.

"Baik tuan" jawab Jeck cepat.

Mereka pun menuju ke taman yang di maksud oleh Daniel.

Daniel menunggu Briant di sebuah gedung yang agak sepi oleh pengunjung di taman tersebut.

Daniel menunggu Briant di sebuah gedung yang agak sepi oleh pengunjung di taman tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak lama Briant datang berjalan menghampiri Daniel.

"Hey! Sudah lama menungguku?" Sapa Briant.

"Lumayan sih" ucap Daniel singkat.

Briant mengangkat alisnya satu, ia bingung apa maksud Daniel mengajaknya ketemuan di taman ini.

"Ada apa kau mengajakku bertemu denganmu disini?" Tanya Briant pada Daniel.

"Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu, apa kau kenal Nichole?" Tanya Daniel yang memperhatikan raut wajah Briant yang tiba-tiba sedikit kaget.

"Nichole?" Tanya Briant memastikan apa yang di maksud Daniel itu adalah adiknya.

"Ya! Nichole sekertarisku, kau tau minggu lalu aku mengajaknya untuk bertemu kedua orang tuaku, untuk membatalkan perjodohan kami" jelas Daniel.

"Tunggu-tunggu. Apa kau mengakuinya sebagai kekasihmu di depan orang tuamu dan keluarga Jessieca?" Tanya Briant terkejut.

"Ya aku terpaksa melakukannya" balas Daniel.

"Apa kau mencintainya? Sampai-sampai kau bertanya padaku soal Nichole mu itu?" Tanya Briant santai.

"Entahlah. Kemarin Jessieca datang ke penthouse ku. Ia memberikanku sebuah foto dimana kau baru saja keluar dari penthouse kami, sorry maksudku pethousenya yang sama denganku, lalu kau akan menuju ke parkiran dan di foto itu kau terlihat menggandeng tangannya dan membawakan tasnya" jelas Daniel.

"Oh hanya itu? Aku bertemu dengannya ketika di lobby, aku tak sengaja menabraknya ketika ingin mengunjungi penthousemu lalu aku ingat jika dia wanita yang kau bawa di pesta waktu itu" ucap Briant santai.

"Kebetulan dia ingin pergi, jadi aku mengantarkannya soal aku menggandeng tangannya itu karna ketika aku menabraknya dia lagi memakai heels jadi dia keseleo sempat ku pijat kakinya. Aku takut jika dia akan jatuh karna rasa nyerinya masih terasa pada kakinya, jadi aku pegang tangannya"  tambah Briant, Briant berharap jika Daniel percaya padanya. Ia tak tau lagi harus beralasan seperti apa, ia seperti orang bodoh sekarang ini yang kepergok sedang berbohong.

Daniel akhirnya mengangguk-anggukkan kepalanya, ia percaya apa yang di jelaskan Briant kepadanya.

"Kau tak biasanya mengurusi hal murahan seperti itu" ucap Briant pada Daniel.

"Entahlah aku hanya, a aaku hanya entahlah" ucap Daniel kesal.

Ia tak tau harus menjelaskan bagaimana perasaannya sendiri kepada sahabatnya itu jika ia mulai tertarik dan mulai perlahan mencintai Nichole.

Rasanya terlalu cepat untuk Daniel jatuh cinta pada Nichole.

"Kau mencintainya dude! Akui saja. Jaga dia, jangan sampai Jessieca mengganggunya. Kau tau kan apa kosekuensi yang terjadi jika kau mengenalkannya pada keluarga Jessieca?" Ucap Briant menepuk pundak Daniel.

"Ya! Aku telah berjanji pada diriku akan menjaganya semampu yang ku bisa" jawab Daniel.

"Jangan sampai keluarga Jessieca menyentuhnya" ucap Briant kembali.

'Dan jangan sampai ada Sofia ke dua yang akan mari tragis di tangan manusia tak punya hati seperti Jessieca itu' lanjutnya dalam hati.

"Apapun yang terjadi kau harus ada untuknya, kalau tidak aku akan merebutnya darimu dude!" Ucap Briant kembali sambil mengedipkan matanya.

Daniel yang mendengar ucapan Briant itu langsung melotot tak percaya.

a Cold CEOWhere stories live. Discover now