Duaempat ( FLAHBACK ON )

530 82 17
                                    

Sinar matahari pagi berusaha menembus jendela kamar apartemen yang bergorden tebal. Pemilik kamar apartemen itu adalah Park Chanyeol yang tertidur terlelap. Ia tidur sambil mendekap posesif Jieun yang semalam iya buat tertidur .

Jieun yang berada dalam dekapan Chanyeol kini telah berusaha membuka mata dan menggeliat bangun. Jieun merasakan sesuatu yang berat yang menimpa tubuhnya, ketika itu juga Jieun melihat sebuah tangan yang memeluknya sangat erat, dengan cepat  Jieun pun berusaha melepaskan tangan Chanyeol yang memeluk tubuhnya, dan menutupi tubuhnya yang polos dengan selimut. Jieun mengedarkan pandangannya pada kamar yang cukup berantakan dimana baju Jieun dan Chanyeol yang kemarin mereka pake tergeletak di lantai, dengan cepat Jieun memandang Chanyeol yang tertidur disamping.      

"Apa yang kau lakukan?"Ujar Jieun dengan suara yang bergetar menahan amarah dan tangisan, Jieun terus mencengkeram selimut yang iya pake untuk menutupi tubuhnya sampai kulit tangannya memutih.

"APA YANG KAU LAKUKAN PARK CHANYEOL "teriak Jieun mengguncangkan tubuh Chanyeol yang terlelap itu sambil menangis.

Chanyeol yang dibangunkan dengan kasar oleh Jieun dengan setengah sadar bangkit dari tidurnya dan duduk menghadap Jieun yang menatapnya marah.

"Apa yang terjadi? Kenapa kau teriak?"Ujar Chanyeol setelah sadar sepenuhnya dan menatap Jieun yang menangis sambil menutupi wajahnya dengan satu tangannya.

Chanyeol yang melihat Jieun menangis mendekatkan tubuhnya yang polos ke Jieun Dan mencoba mengangkat wajah jieun agar bisa menatapnya.

“LEPASKAN!” teriak Jieun sambil menatap Chanyeol dengan tatapan penuh kebencian.

"KU TANYA APA YANG KAU LAKUKAN PADA KU?"teriak lagi Jieun

"Aku tidak melakukan apa - apa, aku melakukan yang seharusnya apa yang kita lakukan"ujar Chanyeol entang dan menggenggam tangan Jieun yang tadi menutupi wajahnya.

"Lepaskan!"Ujar Jieun melepaskan tangannya dari genggaman tangan Chanyeol "Kenapa kau lakukan ini pada ku" tanya Jieun setelah berhasil melepaskan tangannya.

"Apa yang salah, kita melakukan hal benar Jieun, kau juga tadi malam menikmati permainan kita"ujar Chanyeol mendekatkan diri ke Jieun.

PLAK

"KAU BULANG INI BENAR? APA KAU GILA?! KAU MENJEBAK KU DENGAN MEMBUAT KU TERTIDUR DAN MEMPERKOSA KU, DAN KAU BULANG INI BENAR?"teriak Jieun sesudah melayangkan tamparan pada pipi putih Chanyeol.

"Iya aku gila kerena kau, kau adalah candu untuk ku, dan aku tidak menyesal melakukan ini"ujar Chanyeol menarik paksa tubuh Jieun untuk di peluk.

"KAU GILA , LEPASKAN AKU" teriak Jieun berusaha melepaskan pelukan dengan memukul dada Chanyeol tapi itu tidak berhasil, semakin kuat Jieun memukul semakin kuat Chanyeol memeluknya.

Sekuat apa pun Jieun memukul Chanyeol, itu tidak berarti apa - apa untuk Chanyeol, setelah beberapa detik Jieun kehabisan tenaga dengan membiarkan Chanyeol memeluknya.

"Aku tau kau marah pada ku, tapi ini jalan satu - satunya yang bisa ku lakukan"ujar Chanyeol pelan yang tidak ditanggapi Jieun dengan jawaban tapi ditanggapi dengan tetasan air mata yang mengenai kulitnya.

"Maafkan aku, aku akan bertanggung jawab, meskipun kau akan menolak atau menerimanya aku akan tetap bertanggung jawab dan selalu ada disisi mu apa pun terjadi" ujar Chanyeol mengelus  pelan punggung Jieun yang tidak tertutupi sehelai pun.










****











15 Menit dalam perjalanan, keadaan di dalam mobil begitu sepi, Chanyeol dan Jieun saling diam di dalam sana bukan mereka hanya Jieun yang menatap kosong ke luar jendela sedangkan Chanyeol berusaha mengajak ngomong Jieun untuk menghilangkan suasana canggung tersebut.

"Aku tau kau masih marah? dan aku tadi juga sudah minta maaf pada mu" ujar Chanyeol menggenggam tangan Jieun yang sedari tadi dipangku oleh Jieun.

Tetapi Jieun masih diam dan menarik tangannya dari genggaman tangan Chanyeol.

"Sampai kapan kau akan seperti ini Jieun?"Tanya Chanyeol menatap Jieun yang memandang jalan.

Sama seperti tadi tidak ada jawaban, Chanyeol yang mendapatkan perlakuan itu hanya mengusap keras wajahnya, dan di injaknya pedal rem dan meminggirkan mobil di pinggiran jalan.

"Kenapa berhenti?" Tanya Jieun dingin.

"Lihat aku" sahut Chanyeol yang menatap Jieun yang terus menatap jalanan.

"Sampai kapan kau akan seperti ini, aku sudah katakan padamu aku akan bertanggung jawab" ujar Chanyeol menunggu balasan tapi hanya kediaman yang iya dapatkan.

"A... Aku akan pulang sendiri saja" ujar Jieun dan segara keluar dari mobil Chanyeol, sedangkan Chanyeol masih di dalam mobil, membiarkan Jieun ke luar enggan untuk menahannya.

Chanyeol tau akan terjadi seperti ini dan Chanyeol hanya bisa bernafas berat sekaligus lega karena sebentar lagi Jieun akan menjadi miliknya.









****

Rumah yang bernuansa modern dan tampa bagus dengan kebun bunga yang terlihat terawat dan di sana.

Taeyong sang penghuni rumah terus saja berjalan mondar - mandir sambil minggat kuku pada tangannya.

Aktivitas itu iya lakukan terus menerus sampai pintu rumah mewah itu terbuka dan di sana seseorang gadis yang sedari tadi iya tunggu datang juga.

"Gadis itu adalah Jieun yang berjalan terus tanpa melihat Taeyong yang terus menatanya.

"Abis dari mana lu? Semalaman ke mana aja? Kenapa kaga pulang ? Gua dari tadi nunggu lu pulang dan sekarang lu mau lewat aja tanpa ngomong sama gua " ujar Taeyong tanpa memanggil Jieun dengan embel - embel Noona dan menghalangi Jieun untuk naik ke atas dengan berdiri di depan Jieun.

"Gua capek yong, gua mau ke kamar" ujar Jieun pelan tapi masih dapat didengar Taeyong.

Gua juga capek kali, nungguin lu pulang, lihat nih mata gua, semalaman gua kaga tidur cuma nunggu lu" ujar Taeyong menunjukan kantung matanya di hadapan Jieun tapi yang iya dapat hanya kepala tertunduk.

"Jangan beliau sok capek lu, gua laporan Abeoji baru tau rasa lu" ujar Taeyong menatap Jieun yang terus menunduk dan melihat bahu Jieun bergetar.

"Lu kenapa Jieun Noona" tanya Taeyong memeluk Jieun.

" Maafin gua yong, Maafin gua, gua tau gua salah, dan mestinya gua dengerin omongan lu sama Sehun" ujar Jieun menangis di pelukan Taeyong.

"Iya gua maafin, gua juga minta maaf tadi gua juga berlebihan sama lu, gua juga ga bakal ngomong sama Abeoji kalo lu tadi malam kaga pulang ke rumah"  ujar Taeyong mengusap - usap kepala Jieun untuk menenangkan Jieun sampai Jieun berhenti menangis.

"Ya udah sana lu ke atas mandi terus tidur atau abis makan baru tidur? Mau gua siapin makannya" tanya Taeyong  menatap mata Jieun yang masih merah dan mengeluarkan bulir air mata.

"Ga gua mau tidur aja" ujar Jieun mengusap pipinya.

"Lu takut gendut iya? Abis makan terus tidur" tanya Taeyong bercanda.

"Apasih lu, ga lucu" ujar Jieun sambil memukul bahu Taeyong pelan.

"Kalo ada apa - apa bila sama gua, gua akan ada buat lu" ujar Taeyong menatap Jieun yang berjalan ka atas.

"Iya adik manis ku"













Vote dan komentarnya ku tunggu

Just Love Me RightWhere stories live. Discover now