Hani melihat kearah Iva dan menganguk sekali "tapi endingnya sedih makanya gue minjemin ke Eca tanpa pikir panjang"
"trus kenapa kita diminta ngumpul" bisik Iva pada Hani karena suasana kelas yang sunyi karena kedatangan wali keals mereka. "apa malingnya udah nemu?"
Hani tersenyum dan mendekatkan wajahnya ketelinga Iva "gue juga gak tau" kedua gadis itu cekikikan, tapi itu tidak berlangsung lama ketika pak Dirga salah satu guru yang datang kekelas mereka meneriakkan nama "Hani!" .
"iya pak" sahut Hani, gadis itu langsung berjalan mendekat kearah guru tersebut, gadis itu dihadapkan dengan lokernya sendiri.
"ada siswi yang mengatakan kalau dia melihat kamu berada sendirian dikelas dan memasukkan barang teman kamu kedalam tas kamu" pak Dirga memukul – mukul tangannya dengan penggaris kayu yang panjangnya satu meter dan itu membuat Hani meneguk ludahya kasar "buka tas kamu yang kayaknya isinya kelewat gak wajar karena bisa segembung itu"
Hani tersenyum canggung "kayaknya itu siswi salah liat deh pak! Palingan dia ngeliat saya lagi mukul tas kali pak! Soalnya kunci loker saya belum dikasih sama pemilik yang lama jadi saya ngebawa buku paket sama baju olah raga didalam tas, saya juga bawa tas karton buat ngeletakin sepatu." gadis itu mencoba memberi penjelasan.
"saya gak salah liat kok pak!" sahut Lyora yang keberadaannya tadinya tidak disadari oleh Hani "orang saya sendiri pemilik terdahulu itu loker! Dan kuncinya udah lama saya kasih pak! Dan kalo kak Hani jujur, kemana tas karrto kak Hani?"
Mulut Hani terbuka karena terkejut dengan perkataan Lyora , dengan cepat ekspresi Hani kembali seperti semua ketika ia mengingat kemampuan Lyora dalam berakting "apa maksud kamu sih lyo, elo gak pernah ngasih kunci loker kegue" Hani menatap pak Dirga "pak dia enggak pernah ngasih kunci ini loker kesaya"
"enggak pak! Saya beneran udah ngasih kuncinya ke kak Hani! Kalo gak percaya, sekalian cari aja di tasnya kak Hani" gadis itu menunjuk kearah tas Hani, membuat Hani kebingungan karena bahkan teman sekelasnya sendiri tidak bisa membedakan tas mereka bertiga.
Heera berjalan melewati Hani dengan ekspresi kesal gadis itu bahkan menabrak bahu Hani, Heera bahkan sudah tak segan mengobrak abrik isi tas Hani,gadis itu langsung membuka rasleting tas han secara kasar dan mengeluarkan isinya dengan membaliktas tersebut. .
"itu, itu" Hani menunjuk kearah barang – barang yang enath kenapa bisa ada didalam tasnya.
"itu apa? Itu barang curian lo?" teriak Heera dengan kesal. Semua orang yang merasa barangnya telah dicuri langsung menggerumbungi meja Hani guna mencari barang mereka dan benar saja, mereka menemukannya.
Beberapa dari mereka menatap Hani dengan tatapan tidak percaya.
"va" gumam Eca pelan sambil memegangi tangan Iva yang sudah dingin karena melihat Hani yang tengah terpojok saat ini. Gadis itu hanya diam membeku melihat dua novel yang ada tepat didepan matanya.
"kita musti percaya sama temen kita kan?" bisik Iva sambil mengusap bahu Eca.
Mulut Hani terbuka, gadis itu tentu saja merasa amat sangat terkejut dan dengan langkah diseret, Hani berjalan menuju mejanya yang ada dibarisan kedua dari belakang. Semua orang seakan membukakan jalan untuk memperlihatkan apa yang ada diatas meja Hani, tangan Hani bergetar karena bahkan didepannya ada buku novel idamannya yang pelastik pembungkusnya saja masih belum terbuka.
Tangan Zandar terkepal saat ia melihat Hani yang begitu terpojok.
"Hani!" panggil pak Dirga pada Hani, tapi karena syok Hani tidak menyadarinya.
"Hani!" teriak pak Dirga lagi guru muda itu mulai kehilangan kesabarannya.
"Haniah!" teriak pak Dirga, membuat Hani tersadar dari rasa terkejutnya dan melihat kearah gurunya yang terlihat marah besar.
"ikut-" sebelum pak Dirga menyelesaikan ucapannya. Zandar sudah memotong ucapan guru tersebut.
"bapak gak punya urusan sama Hani" pemuda itu menarik tangan Hani untuk menyeret gadis itu keluar dari kelas tapi Hani menahan tubuhnya.
"Zandar!" teriak pak Dirga tapi tidak didengarkan oleh Zandar, sedangkan Hani terus menerus melihat kearah Zandar dan pak Dirga secara bergantian.
"Zandarreza!" teriak pak Dirga penuh amarah.
"bapak ngapain ngurusin Hani sama Zandar yang gak ada urusanya sama ini semua" Alvin memegang bahu Lyora. Pemuda itu tersenyum kearah Elang yang sedang memegang ponsel Zandar, dan pemuda itu mulai memperlihatkan video yang tersimpan didalam ponsel Zandar kepada pak dirga.
"urusan elo sama gue" gumam Zandar sambil menarik tangan Hani secara paksa.
....
"kita mau kemana?" tanya Hani saat Zandar mulai mendorongnya untuk menaiki pagarnya yang tingginya hanya satu meter. Gadis itu melompat dan tak lama setelahnya Zandar juga melompat.
"kita bolos" sahut Zandar datar, membuat Hani langsung panik tidak jelas.
"gue gak mau bolos! Gue mau ngelurusin semuanya" teriak Hani, gadis itu berusaha menaiki pagar yang tadinya ia lompati.
"gak usah kali! Elang sama Alvin punya video kalo Lyora yang masukin barang anak – anak kedalam loker dan masukin kuncinya kedalam tas lo" Zandar menarik Hani.
"ih seriusan?" tanya Hani dengan raut sumringah.
"iya" Zandar menganggukan kepalanya. Pemuda itu menarik tangan Hani "nah! ayok kita bolos" gumam Zandar ceria.
"ih gue gak mau bolos" Hani berusaha melepaskan genggaman tangan Zandar.
"lo harus mau! Katanya elo udah bisa ngendaliin sifat introvert lo yang lebay itu" Zandar menarik Hani dengan paksa. "buktiin dong"
"tapi enggak dengan membolos juga kali" sahut Hani tidak terima. "gue gak mau membolos" gadis itu mulai merengek.
"yaudah" Zandar berhenti berjalan "anggep kita lagi dating" ucap pemuda itu cepat, lalu kembali menarik tangan Hani.
"ih !" Hani memukul bahu Zandar "biarpun elo bilang kita lagi dating, bolos ya tetep bolos" omel gadis itu, dan hanya disambut tawa lebar Zandar.
...
Menjadi introvert bukan berarti kita harus menjadi anti sosial, tapi bukan juga berarti kita harus berusaha merubahnya.
Cukup terima seperti apa sifat dan diri kita, maka kita akan menemukan kebahagiaan, tanpa perduli kita bersifat introvert ataupun ekstrovert.
Ingat guys kita punya sifat introvert juga ekstrovert, jangan membully mereka yang introvert, jangan juga terlalu membanggakan sifat ekstrovert, kita semua sama, mempunyai kekuarangan dan kelebihan.
Saya disini tidak pernah mengambarkan Hani 'terlalu' introvert karena memang itu karakter yang ingin saya bangun.
Mohon maaf apabila banyak typo selama kalian membaca introvert (saya sedang berusaha memperbaikinya sedikit demi sedikit.)
Mohon maaf kalo saya kadang (atau sering) lambaaaaaaaaaaaat banget update .
Mohon maaf kalo saya moody dan cerewet
Dan kalau menurut kalian karakter yang saya bangun tentang seorang gadis introvert itu kurang kuat, atau dalam cerita ini kurang romance, saya hanya bisa membuat yang seperti ini.
Saya juga mengetik chapter awal ulang karena saya benar – benar ingin membangun konflik kecil antara Iva dan Hani yang karakternya berlawanan, dan kalau kalian sadar hubungan pertemanan awal mereka itu emang saya bikin kurang sehat.
Dan saya banyak banget ngetik kalian enggak ngebaca wkwkwk.. tunggu epilogue ya guys.
YOU ARE READING
INTROVERT
Teen Fiction#16 in introvert #19/01/2019 #18 in Introvert #06/06/2019 Credits Beautiful pic from Anna Abola Art -when a introvert girl fall in love- -a same love that's will changing her self and it started when she's get a papercranes - by '22yuniyu' ...
Chapter 42 (End)
Start from the beginning
