Chapter 3

4K 324 13
                                    

Jujur, untuk saat ini Hani kelewat penasaran pada Zandar, terlebih lagi karena sikap pemuda itu yang kelewat mengejutkan hingga sukses membuatnya ternganga dengan mudahnya. Menyebabkan timbulnya begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk dikepala gadis itu.

Seperti, sejak kapan pemuda itu mulai membaca group chatting kelas Hani dan bahkan tanpa gadis itu sadari.

Ataupun, kenapa Zandar terlihat seperti tidak menyukai posisinya saat ini.

Yah sebagai seseorang yang digosipkan?

Oke . Ralat yang satu itu. Tidak ada satu orangpun yang suka menjadi bahan gosip.

Dan karena itulah Hani berdiri didepan pintu kelas Elang sekaligus Zandar karena mereka berdua memang sekelas.

apa kalian bingung dengan apa yang tengah gadis itu kulakukan? Hani tidak sedang menantang maut, Hani hanya berdiri didepan kelas Elang yang notabennya adalah tetangga kelasnya, meskipun ia merupakan introvert, tapi Hani hanya tidak menyukai segala sesuatu yang berbau keramaian, bukan takut akan hal tersebut. Hani mungkin bisa saja terkejut ataupun panik, tapi gadis itu tidak pernah memiliki trauma dengan yang namanya keramian.

Jadi, jika untuk keramian yang biasa jadi penghias suasana kelas, itu bukanlah sesuatu yang kelewat mengerikan untuk Hani.

Hanya itu.

Karena Hani bisa memiliki kepribadian introvert disebabkan sebuah kebiasaan, kebiasaannya yang jarang keluar rumah sekaligus bersosialisasi.

Jadi.

Karena rasa penasaran yang masih berkecamuk dikepala Hani, gadis itu memutuskan untuk mencari tau seperti apa sebenarnya sosok Zandar itu dari Elang yang mulutnya kelewat bebas membeberkansegala sesuatu.

Satu – satunya yang gadis itu harapkan adalah, mood Elang sedang bagus dan jika seperti itu ia akan memiliki cukup banyak minat untuk bercerita panjang lebar terhadap Hani.

Hani menengok kedalam kelas dan gadis itu langsung mendapati Elang yang sedang berbicara dengan Cassie, gadis yang menurut Hani mungkin sedang pemuda itu dekati.

"Lang" panggil Hani, untuk menarik atensi pemuda itu dan sedetik setelahnya Elang meliat kearah Hani. Dengan cepat Elang berjalan menghampiri Hani.

"Ngapain lo?" tanya pemuda itu to the point, membuat Hani langsung menangkap arti lain dari perkataannya, dengan kata lain Elang sedang tidak ingin diganggu dan pemuda itu tengah mengusirnya secara halus.

'Oh ayolah Elang.' Ucap Hani didalam hati, gadis itu memang tidak berniat sedikitpun mengganggu acara bicara Elang dengan Cassie, tapi sungguh! Gadis itu sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi. Dan satu – satunya jalan Hani untuk mendapatkan informasi adala Elang, karena Hani tidak mungkin menanyakannya pada tukang gosip di kelasnya, ataupun menanyai alvin yang mungkin akan berakhir dengan cacian pemuda itu terhadap Hani.

"Gak papa! Gak jadi" ucap Hani dengan ekspresi masam, gadis itu berbalik dan menggenggam erat dua kotak makan siang yang sejak tadi ada ditangannya

"Elang Aerlangga sedang sibuk pacaran dan gue udah gak bisa ngebagi bekal makan siang gue sama dia" ucap Hani dengan suara yang dibuat sedikit lantang.

Beberapa detik setelah Hani mengucapkannya Elang langsung merangkul gadis itu , senyum Hani otomatis terkembang karena Elang yang telah termakan umpannya.

"Enggak Elang Aerlangga gak sibuk tuh" ucap Elang ceria sambil menarik tangan Hani menuju taman.

...

INTROVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang