Chapter 30

1K 86 0
                                    

Hani meletakkan buku perpustakaan yang dipinjam oleh Iva dan juga Eca diatas salah satu meja yang memang tersedia didalam perpustakaan, gadis itu menghela nafasnya pelan dan mulai memilah buku tersebut berdasarkan materi yang ada didalamnya. Sekolah mereka memang tidak memberikan sanksi berat bagi mereka yang meminjam buku namun tidak mengembalikan ke rak asalnya.

Tapi tetap saja Hani merasa ia harus melakukannya, meskipun gadis itu bisa saja meletakkan buku di salah satu rak tanpa memperdulikan rak tersebut harusnya diisi oleh buku apa, sayangnya Hani bukan orang seperti itu, meskipun Hani terlihat tidak perduli dengan sekitar, gadis itu masih cukup memperdulikan aturan peletakan buku agar petugas perpustakaan yang sudah repot tidak semakin repot.

Gadis itu mengambil tiga buku yang berhubungan dengan fisika dan berjalan menuju rak buku yang memang di khususkan untuk mata pelajaran fisika,  saat Hani akan memasukkan bukunya gadis itu melihat sesuatu yang asing dari dalam rak, mata Hani terputar sejenak saat sadar kalau ada buku geografi yang malah berdampingan dengan buku fisika lainnya.

Mau bagaimana lagi, rak mata pelajaran geografi berada nyaris dipojok perpustakaan, membuat sebagian orang nampaknya malas mengembalikan mereka ketempatnya. Hani meletakkan dua buku fisika yang belum ia masukkan kedalam rak dan mengambil buku geografi yang salah tempat, barulah gadis itu memasukkan buku fisika yang tersisa dan membawa buku geografi pada rak yang memang sudah menjadi tempatnya .

Terkadang tulisan diatas rak yang menjadi penanda kalau rak tersebut khusus untuk buku apa tidaklah berguna karena masih saja ada orang yang tidak memperhatikannya dan tak memasukkan buku sesuai dengan materi. 

"beres - beres perpus nih? " Tanya seseorang yang suaranya sedikit tidak asing bagi Hani,  membuat gadis itu menoleh kearah samping untuk melihat siapa yang bersuara.

"Gak juga" jawaban kalem Hani malah membuat Lyora -orang yang menyapa gadis itu- entah kenapa merasa kesal.

"Ooh" sahut Lyora lagi dan berjalan cepat menuju pintu keluar perpustakaan, membuat Hani hanya bisa mengangkat sebelah alisnya karena kelakuan aneh gadis itu. Bukan karena apa Hani menanggapi Lyora biasa - biasa saja tapi Hani memang seperti itu, apalagi dengan orang yang sejak awal perkenalan sudah membunyikan terompet perang dengan Hani.

"aneh" gumam Hani pelan lalu gadis itu tertawa pelan , Hani tak pernah mengatai orang sebelumnya dan Hari ini ia melakukannya.

Tak ingin menghabiskan banyak waktu, Hani memilih untuk segera menyelesaikan pekerjaannya yang seharusnya berakhir dengan cepat tapi malah berakhir dengan sangat lambat.

......

Zandar berjalan dengan santai disekitar koridor yang jarang dilewati oleh siswa dan siswi karena hanya membuang waktu atau tidak terlalu berguna disaat ada jalan lain yag lebih singkat untuk digunakan menuju perpustakaan ataupun kantin karena ini hanya akan mengarah dengan cepat kegudang sekolah, tapi untuk saat ini dan beberapa hari kedepan mungkin koridor sepi ini akan menjadi tempat yang cukup berguna untuk Zandar, karena ada kemungkinan besar kalau ia bisa memergoki Lyora dan Marco, karena sampai saat ini pemuda itu masih saja mencurigai seorang Lyora yang seharusnya tak punya dendam sama sekali dengan Hani.

Merasa apa yang dilakukannya hanya membuang waktu membuat Zandar memutuskan untuk berbalik dan berjalan menuju kantin,  setidaknya ia bisa meminum air mineral ketika waktu istirahat yang tersisa tidaklah banyak.

Zandar berhenti berjalan dan menyembunyikan tubuhnya ketika melihat Lyora berjalan keluar perpustakaan dengan ekspresi yang Zandar akui cukup menyeramkan.

Jika saja Marco tidak ada disana, mungkin Zandar tidak akan bersembunyi dan malah akan membuat Lyora semakin kesal,  cukup menyenangkan apabila membuat orang yang kita benci kesal disaat kita tidak bisa membuktikan kalau kebencian kita memiliki dasar .

INTROVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang