Chapter 17

1.8K 132 11
                                        

"Aaaa" teriak Hani ketika gadis itu mendapati Zandar sedang bersandar didepan pagar rumahnya.

"Lebay lo" ejek Zandar sambil berdiri dan memasukkan ponsel yang sejak tadi ia mainkan kedalam kantong celananya.

"Ngapain lo? Darimana lo tau rumah gue?" Tanya Hani bertubi - tubi sambil menunjuk - nunjuk tepat didepan wajah Zandar, membuat Zandar risih dan menyingkirkan tangan gadis itu dari depan wajahnya.

"Nunggu elo" Zandar nyengir kuda diakhir kalimatnya."dan masalah rumah lo siapa lagi kalau bukan Elang" sambung Zandar sambil tersenyum lembut, pemuda itu menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal karena grogi.

"Darimana lo tau gue bakalan keluar rumah?" Tanya Hani pelan, entah kenapa pagi ini otaknya tidak bisa ia gunakan dengan benar.

"Sebenernya gue yang nyuruh Elang" selesai berucap Zandar menampakkan deretan gigi putihnya karena tersenyum lebar membuat Hani menghela nafasnya pelan lalu berbalik masuk kedalam rumah.

"Kemana lo?" Ucap Zandar sambil memegangi lengan Hani agar gadis itu tidak kabur. Atau dengan kata lain kembali kedalam kerumahnya.

"Baliklah! Gue mau ganti pakaian" jawab Hani dengan sedikit ketus, membuat Zandar menatap kearah Hani dengan sedikit heran. Memang sih Hani mengenakan pakaian yang biasanya dipakai orang untuk olah raga pagi.

Zandar mengerjapkan matanya pelan lalu menyimpulkan sesuatu didalam otaknya "Elang bilang apa sama lo? Dia ngajak lo olah raga bareng?" Kali ini Zandarlah yang bertanya secara bertubi - tubi membuat Hani dengan ekspresi masamnya mengangguk.

"Elang" gumam Zandar sedikit kesal sambil mengacak - acak rambutnya.

"Emang kita mau kemana?" Tanya Hani pelan pada Zandar membuat Zandar memegangi dahi gadis itu.

"Lo gak papa Han?" Tanya Zandar lebay membuat Hani mengerjapkan matanya bingung lalu memegang dahinya sendiri setelah memukul tangan Zandar agar menyingkir dari dahinya..

"Maksud lo?" Tanya Hani saat gadis itu sudah menurunkan kembali tangannya. "Gue sehat tuh" ucapnya dengan ekspresi datar.

"Biasanya elo dipaksa dulu baru mau keluar, kok hari ini dengan sukarela sih?" Ucap zandar sedikit bingung, pemuda itu langsung memegangi kedua sisi wajah Hani dan menolehkan kepala Hani kekanan lalu kekiri dengan kedua tangannya "ini kembaran Hani ya? Pasti namanya Hana?" Pemuda itu mengatakan sesuatu yang membuat Hani nyaris saja berteriak kesal.

"Gue Haniah!" Ucap Hani dengan penuh penekanan pada namanya "gue gak sakit dan gue gak punya kembaran!" Hani melanjutkan ucapannya saat Zandar menarik tangannya karena dicubit oleh Hani.

"Trus lo kena angin apaan?" Tanya Zandar sambil berkacak pinggang, membuat Hani tersenyum dan ikut berkacak pinggang.

"Gue udah terlanjur minta izin sama nyokap" ucap Hani dengan senyuman tulusnya. Membuat Zandar tertegun untuk sesaat.

....

Zandar memainkan pulpen yang tadinya ia gunakan untuk menulis diantara jari - jemarinya, pemuda itu tersenyum tipis saat menandangi note yang tertempel didinding depan meja belajarnya.

Hani, tanpa gadis itu sadari dirinya sudah mulai melepaskan label Introvert pada dirinya sendiri.

Senyuman Zandar semakin lebar ketika mengingat bahwa besok adalah hari libur, pemuda itu mulai berfikir untuk mengajak Hani jalan - jalan.

Senyuman Zandar tiba - tiba hilang ketika pemuda itu ingat bahwa ia bahkan tidak tau alamat Hani, bagaimana ia bisa menyeret gadis itu? . Bagaimana pula caranya agar ia bisa mengajak Hani keluar?. Alvin?

INTROVERTWhere stories live. Discover now