Zandar menggertakkan giginya dengan kesal ketika melihat reaksi Hani yang sempat tidak ia perhitungkan. Pemuda itu mengira kalau Hani akan tetap mengikutinya kesana kemari meskipun tidak menyukai tempat ramai karena sudah terlanjur ada didalamnya.
Tapi yang terjadi malah gadis itu ngotot untuk pergi.
Membuat Zandar yang tadinya sempat membuang waktunya dengan percuma karena menyesali langkah yang ia pilih langsung berlari mengejar gadis itu.
Seharusnya Zandar mengajak Hani ketempat yang lebih bersahabat dengan gadis itu seperti taman ataupun perpustakaan kota.
Karena meskipun ramai tempat itu masih memiliki keheningan.
Sangking tidak inginnya Hani menemaninya bermain ditempat yang sudah mereka masuki ini, gadis itu langsung berlari dengan sekuat tenaga ketika menyadari bahwa Zandar mengejarnya.
Membuat Zandar langsung berlari dan menghalangi langkah gadis itu.
"Gue mau pulang!" Ucap Hani cepat tanpa melihat kearah Zandar sedikitpun ketika pemuda itu menghalangi langkahnya. Zandar terlalu gigih untuk menahan Hani karena ketika Hani melangkahkan kakinya kekiri Zandar ikut melangkahkan kakinya kearah yang dituju gadis itu bahkan ketika Hani mencoba arah sebaliknya sehingga ia terus menerus berada didepan Hani.
"Gue gak mau lo pulang!" Desis Zandar dengan suara tajam yang membuat Hani langsung menatap kearah orang yang mengeluarkan suara. Kegiatan melangkah mereka pun terhenti karena Hani yang memilih untuk menatap Zandar dengan tatapan tak percaya bercampur dengan kesal.
"Apa alasan lo gak mua gue pulang" jawab Hani dengan suara yang sedikit meninggi. Gadis itu nampak mulai kehilangan kesabarannya. Membuat Zandar memutar bola matanya gemas, pemuda itu bersedekap didepan Hani.
"Lo kira gue bayarin elo masuk sini pake daun!" Sindir Zandar dengan kesal . "Masa ia lo tinggal pulang gitu aja!" Sambung Zandar dengan suara yang tidak terlalu tinggi, pemuda itu terus mencoba memutar otaknya agar bisa menahan Hani lebih lama, tapi hanya ide konyol ini yang ia dapatkan.
"Mang gue minta elo bayarin? Enggak kan!" Teriak Hani sewot, gadis itu terus menerus mencoba berjalan menjauhi Zandar.
"Elo gak minta! Tapi seenggaknya elo ngehormatin ge dong" ucap Zandar dengan nada suara yang terdengar lebih bijaksana. Membuat Hani menghela nafasnya pelan lalu mendongak dan menatap Zandar yang memang jauh lebih tinggi darinya. Nampaknya memang ia yang harus mengalah dalam situasi seperti ini.
"Tapi gue gak pernah naek begituan" Hani tersenyum tipis setelah mengucapkannya "jadi, gue nunggu dan elo aja yang naik wahana" sambung Hani pelan sambil kembali tersenyum tipis.
Membuat senyuman sebuah senyuman usil tercetak untuk sesaat dibibir Zandar. "Lo juga harus ikut wahana" ucapnya dengan eskpresi yang membuat Hani nyaris saja berlari ketakutan karena bisa dibilang agak menyeramkan.
.....
Zandar tertawa lebar ketika melihat ekspresi Hani yang menurutnya begitu lucu. Mereka bahkan belum menaiki satu wahanapun, akan tetapi Hani sudah memperlihatkan ekspresi parno yang begitu kentara.
"Lo takut Han?" Tanya Zandar masih dengan senyuman lebarnya, membuat Hani mau tak mau tersenyum getir. Zandar yang melihatnya pun semakin tersenyum lebar.
"Gue takut" cicit Hani pelan, menimbulkan tawa geli dibibir Zandar. Hani mengerjap - ngerjapkan matanya dengan ekspresi polos ketika untuk pertama kalinya ia benar - benar memperhatikan Zandar ketika pemuda itu terkekeh pelan, tiba - tiba Hani tersenyum sinis, apakah ia pernah melihat Zandar terkekeh pelan sebelumnya.
"Lo kenapa Han?" Tanya Zandar seraya menundukkan kepalanya, mensejajarkan tingginya dengan Hani "lo sakit ya?" Ucap Zandar dengan suara yang dibuat - buat, membuat Hani tanpa sadar merengut dan menatap pemuda didepannya dengan tajam, apalagi ketika Zandar dengan ekspresi sok perdulinya memegang dahi Hani.
YOU ARE READING
INTROVERT
Teen Fiction#16 in introvert #19/01/2019 #18 in Introvert #06/06/2019 Credits Beautiful pic from Anna Abola Art -when a introvert girl fall in love- -a same love that's will changing her self and it started when she's get a papercranes - by '22yuniyu' ...
