Chapter 41

1.1K 84 3
                                    


"astaga!" teriak Hani saat ada adik kelas yang menabraknya karena berlari sambil menunduk, membuat ia terhuyung dan terjatuh. Eca yang memang berada disamping Hani langsung membantu gadis itu agar berdiri.

"elo apaan sih! Makanya kalo jalan pake mata" omel Iva yang datang dari arah belakang Hani. Membuat takut adik kelas yang menabrak Hani, gadis itu bahkan barusaja berdiri karena juga jatuh tersungkur didekat Hani setelah menabrak Hani karena kehilangan keseimbangan.

"m maaf kak" cicit si adik kelas gugup, ia bahkan tidak berani mengangkat wajahnya untuk menatap tiga kakak kelas didepannya.

"elo tuh ya-" belum sempat Iva menyelesaikan omelannya, Hani sudah membekap mulut gadis itu, membuat Iva meronta – ronta.

"lo! Gue gak perduli nama lo siapa! Mending elo pergi aja deh kalo gak mau kena semprot! Temen gue lagi pms" mendengat apa yang diucapkan Hani, adik kelas itu tak lantas langsung pergi, ia malah membeku karena terkejut dengan sikap Hani.

"ih elo kenapa masih disini! Lo gak liat dikepala temen gue udah numbuh tanduk? Cepetan pergi Keburu tangan gue digigit nih!" Hani meghentakkan kakinya dengan gemas. Tapi adik kelas itu masih saja membeku ditempatnya.

"tunggu apa lagi! Lari" teriak Hani dan Eca sEcara bersamaan, dan akhirnya membangunkan adik kelas didepan mereka dari lamunannya dan langsung berlari meninggalkan mereka bertiga.

"hah hah hah!" Iva ngos – ngosan setelah Hani melepaskan tangannya, gadis itu melotot kearah Hani dan juga Eca. "lo bedua sadar gak sih apa yang lo bedua lakuin? Kalo kayak gini terus mereka bakalan gak sopan sama kita, mereka gak bakalan ngehormatin kita sama sekali"

"gue sadar Va" sahut Hani dengan nada tenang "gue emang anak kelas dua belas, dan gue pingin adek kelas hormat sama gue, tapi yang elo lakuin bukan bikin mereka hormat sama lo, mereka cuman takut dan ujungnya nindas yang lebih lemah dari mereka"

"udahlah Va" Eca merangkul Iva yang sibuk cemberut "gak jadi nih kita jajan?"

"isi otak lo cuman jajan" Iva melepaskan rangkulan Eca.

"dan isi otak lo cuman mo marah – maras sama adek kelas" sambung Eca lalu berlari dengan sekuat tenaganya menuju kantin.

"udahlah Va" Hani tersenyum lembut kearah Iva "lo bilang elo mau makan sosis? Nanti keburu abis loh" gadis itu menarik tangan Iva, dan berjalan dengan percaya diri melewati orang – orang, senyum Hani terkembang dengan baik pada mereka yang melihatnya cukup lama.

...

"gue kenyang" Eca nyengir leba kearah Hani dan Iva, mereka bertiga sedang duduk disalah satu bangku kantin.

"gimana gak kenyang kalo makan bakso dua porsi" sindir Iva tajam, gadis itu memilih mengabaikan pelototan Eca dan menyibukkan diri dengan mengelap mulutnya dengan tisu.

"kita balik nih?" tanya Hani setelah gadis itu menghabiskan teh esnya.

"iya, sebelum Eca nambah makanan lagi" Iva berdiri.

"oke! Gue beli air mineral dulu" Hani berlari mengambil air mineral dan membayarnya.

"lha mang Hani masih haus?" Iva bergumam pelan saat melihat punggung Hani.

"paling buat Zandar" Eca mengangkat bahunya "tadi gu liat dia sempet main hape"

"mereka seriusan kayak gini aja?" tanya Iva lagi meskipun kali ini lebih terdengar seperti gumaman "Udah berbulan – bulan lho, trus mereka kayaknya malah milih temenan aja"

"gue gak tau" Ecamelihat kearah Hani yang tengah berjalan kearahnya "lo tanya orangnya aja"

....

INTROVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang