Anggap saja sekarang Hani menjadi gadis kecil nan imut yang sedang menunggu ibunya menjemput dirinya. Karena yang gadis itu lakukan adalah duduk manis diatas kursi panjang yang ada didepan kelasnya.
Hani sedang malas untuk berjalan pulang.
Gadis itu menyapu pandangannya kesegala arah dengan senyuman tipis yang menganbang sedemikian rupa karena mood Hani yang bisa dibilang cukup bagus.
Hingga tanpa sengaja Hani beradu pandang dengan Zandar yang tengah tersenyum sekaligus berjalan kearahnya, membuat gadis itu refleks mengangkat sebelah alisnya karena bingung dengan sikap Zandar.
"Temenin gue yuk!"
Hani yakin bahwa ia tidak tuli apalagi bisu, akan tetapi gadis itu malah sama sekali tidak bisa mencerna apa yang diucapkan oleh Zandar.
Oke Hani mengerti arti kata 'temenin gue yuk' , tapi segala penafsiran yang ada diotaknya tiba - tiba macet, terhenti, dan menghilang ketika dengan lancang Zandar meraih tangannya dan menarik gadis itu hanya agar ia mengikuti setiap langkah pemuda itu.
Hanipun masih dalam mode syok ketika bahkan Zandar sudah berhasil menyeretnya keluar dari area sekolah.
Ia tidak tau harus kesal, marah, atau malah bertanya pada Zandar tentang apa yang sedang pemuda itu lakukan.
"Woy lo mau nyeret gue kemana?" Tanya Hani saat Zandar berhenti didepan jalanan besar ketika gadis itu sudah kembali mendapatkan akal sehatnya, yang Hani pikirkan adalah Zandar seperti akan mengajaknya menyebrangi jalanan tersebut.
"Ikut aja apa susahnya dah!" Jawab Zandar sewot, karena pertanyaan Hani yang menurutnya tidak ada gunanya dan hanya akan berakhir dengan mereka beradu argumen dan pada akhirnya Hani akan kabur darinya.
"ya susah lah, orang gue gak mau ikut sama elo" jawab Hani ikut -ikutan sewot.
Membuat Zandar mendelik kearah gadis yang hanya sedagu pemuda itu. Hani sudah memulai acara adu argumen.
"cebol! Bisa gak sih gak bikin gue kesel" omel Zandar pada Hani membuat pipi gadis itu menggembung tanpa ia sadari. Ingin sekali Hani mengucapkan kalimat - kalimat berbau amarah akan tetapi tenggelam dengan mudahnya ketika gadis itu aadar dan kembali kedalam emosi seorang gadis Introvert.
"gue mau pulang Zandar " ucap Hani baik - baik membuat Zandar langsung terdiam.
Hani yang tadi sudah termakan oleh emosi sudah kembali menjadi Hani yang tidak memiliki ekspresi. Gadis itu tersenyum tipis membuat Zandar berdecih untuk sesaat tapi tidak melepaskan genggaman tangannya pada tangan gadis itu.
"pokoknya elo harus ikut gue" ucap Zandar tegas. Lalu menyeret Hani yang menatapnya dengan sorot mata kebingungan.
....
"Taman bermain?" Gumam Hani pelan, saat melihat sebuah gerbang taman yang memiliki ukuran yang bisa dibilang sangat besar berdiri dengan kokohnya didepannya.
"Yup Taman bermain" sahut Zandar dengan senyuman diwajahnya, membuat Hani terpaku untuk sesaat.
Zandar, meskipun dia adalah orang yang terbuka akan tetapi hidup pemuda itu penuh teka - teki. Bagi Hani, Zandar hanyalah salah satu dari sekian banyak orang yang sama seperti dirinya.
Kenyataannya, Zandar memiliki rahasia sekaligus kemunafikan yang terkubur rapat.
Berbeda dengan Hani, yang kemunafikannya sangat mudah terbongkar dan diselidiki.
"Gue ganteng! Tapi jangan diliatin gitu mulu dong" ucap Zandar sambil nyengir kuda ketika Hani terus - menerus menatap Zandar dengan tatapan yang tidak bisa ia artikan.
"Hmm" balas Hani pelan setelah gadis itu mengalihkan perhatiannya kearah lain. Membuat Zandar nyaris saja kehilangan kesabarannya karena Hani yang terus menerus menekan emosinya.
"Yuk masuk!" Ajak Zandar ceria, pemuda itu menyeret Hani dengan paksa masuk kedalam tempat pertama yang menurutnya akan mulai membiasakan Hani dengan kebisingan.
"Ngapain sih!" Bisik Hani dengan susah payah karena jarak tingginya dan juga Zandar yang bisa dibilang lumayan jauh.
Padahal Hani itu termasuk siswi yang memiliki tinggi diatas rata - rata dikelasnya. "Main pegang tangan pula" sambung Hani , dengan suara sedikit lebih mendesak.
Membuat Zandar bersorak dalam Hati.
Hari ini Hani sudah beberapa kali kebabablasan dalam masalah mempertahan emosinya yang seharusnya tidak boleh melonjak secara drastis.
Meskipun dalam satu detik berikutnya, gadis itu sudah kembali seperti sedia kala. .menjadi gadis Introvert yang tidak ingin tau sama sekali dengan hal luar. Yang bahkan tidak berminat dengan hal sepenting berbagi emosi dan informasi dengan orang lain, itulah Introvert.
"Nanti kalo gue lepas, kita bedua bakalan malu" ucap Zandar sambil tersenyum pada Hani, mereka berjalan beriringan layaknya sepasang kekasih karena tangan Zandar yang masih saja aktif memegangi pergelangan tangan Hani.
"Justru yang kayak gini lagi yang malu - maluin" sahut Hani cepat dengan suara dicicit.
Membuat Zandar terkekeh pelan lalu menoyor kepala Hani dengan tangannya yang bebas "kita buktiin, elo yang kolot atau gue yang salah menilai Zaman? Dan..." Zandar menghentikan ucapannya ketika langkahnya juga berenti, membuat Hani hanya menatap Zandar dengan raut penasaran.
"Dan?" Sambung Hani pelan. Menimbulkan senyum cerah Zandar dan menyisakan rasa penasaran dibenak gadis itu.
"Dan kalo gue yang bener, elo musti mau ngelakuin apa aja yang gue mau" ucap Zandar sembil menyerahkan jari kelingkingnya untuk membuat isyarat janji dengan Hani, yang meskipun hanya dipandangi gadis itu dengan raut bingung. Membuat Zandar menghela nafasnya pelan lalu menarik pergelangan tangan Hani dan mengaitkan jari kelingking mereka berdua.
"Dan coba tebak siapa yang salah dalam menilai situasi?" Tanya Zandar dengan senyum meremehkan, membuat Hani refleks menggeram kesal.
"Elo"
Zandar melepaskan tautan jari kelingkingnya dengan senyuman bangga yang terus menerus terpatri diwajahnya. Membuat Hani membuang mukanya kesal untuk sepersekian detik.
Akan tetapi gadis itu kembali menatap kearah Zandar dan tersenyum tipis. "Gue gak mau tau, dan gue gak perduli" bisik Hani pelan lalu berjalan dengan langkah cepat meninggalkan Zandar.
.....
HALOOo ada yang kangen saya gak??? #sunyi kayak kuburan
Saya gak nyangka kalo saya hiatus selama nyaris satu bulan 😨😨😨
Saya harap hasil tulisan saya enggak lebih buruk dari sebelummya. 😂😂
Dan.
Ada gak yang mau bantu doa supaya peringkat saya enggak turun T.T ... perasaan nilai saya payah banget dah, masalahnya nilai dan peringkat kelas menentukan mood nulis saya #hedehhh .. biarpun ada moodbooster lain yaitu reader.. tapi kan reader saya bisa diitung pake jari yang ngevote and comment #haha..
YOU ARE READING
INTROVERT
Teen Fiction#16 in introvert #19/01/2019 #18 in Introvert #06/06/2019 Credits Beautiful pic from Anna Abola Art -when a introvert girl fall in love- -a same love that's will changing her self and it started when she's get a papercranes - by '22yuniyu' ...
