"make up gue!" seru Heera tiba – tiba membuat Eca dan Hani yang tadinya sibuk saling cubit langsung berlari kearahnya.

"lo kenapa Ra?" tanya Eca pada Heera yang sibuk mengobrak abrik mejanya.

"tas make up gue ilang!" Heera mengeluarkan seluruh isi tasnya "tadi gue letakin diatas meja"

"dari gue baru dateng enggak ada tas make up elo diatas meja ra" Hani bergumam pelan.

"enggak mungkin lah han! Orang tas make up gue itu tadi gue tinggalin diatas meja" jawab Heera mulai ngotot.

"gue kecolongan" teriak Heera frustasi. Gadis itu duduk pada bangkunya dan mulai memijit kepalanya.

"sabar ya Ra" Eca mengusap bahu Heera, gadis itu melihat kesana kemari dan membelalakkan matanya saat melihat diatas mejanya tidak ada novel disana. "astaga novel nya Han?" teriak Eca sambil menunjuk kearah mejanya.

Gadis itu celingak – celinguk mencari novel yang belum selesai ia baca.

"wah gila! Masa novel juga diembat" Eca berkacak pinggang.

"gue kira novelnya elo bawa Ca" gumam Hani pelan.

"gak mungkin juga kali han gue olah raga sambil baca novel" Eca berkacak pinggang.

"gak bisa diginiin!" Heera berdiri "kita musti bilang sama guru dan temen – temen, supaya kasus kecolongan kayak gini itu berakhir! Masa ia ada mulu barang yang ilang"gadis itu menarik tangan Eca dan menyeret gadis itu keluar.

"aaaaaa make up gue masih baru beli pula" teriak Heera saat gadis itu sudah diluar kelas, cukup nyaring hingga Hani masih bisa mendengarnya.

"kenapa tuh si Heera?" tanya Iva sambil terus melihat Heera yang mancak mancak.

"tas make upnya ilang" sahut Hani pelan.

.....

"vin! Gue ada video yang kayaknya bisa jadi bukti kalo mantan lo masih sibuk ngurusin hidup orang" Zandar menepuk bahu Alvin.

"apaan lo dah" Alvin memutar bola matanya malas.

"mending elo liat video ini dulu deh" Zandar memperlihatkan video yang tadi ia rekam.

"jadi?" Alvin mengerutkan dahinya "Ngapain gue bengong disini!" pemuda itu langsung berdiri dan mencari Rakha saat ia menyadari apa maksud Zandar.

"Rakha!" teriak Alvin, sambil berlari kesana kemari sambil memegang ponsel milik Zandar.

"mending gue balik aja deh" Zandar mengangkat bahunya tidak perduli dan berjalan menjauh.

"Rakha!" teriak Alvin saat Rakha berlari kedalam sekolah, pemuda itu ingin mengejar langkah sang ketua kelas tapi ditahan oleh Heera.

"jangan ganggu Rakha" tegur gadis itu.

"apaan sih elo! Gue ada urusan penting sama Rakha" sahut Alvin tajam.

"urusan Rakha lebih penting dari urusan lo" Heera mulai ngotot.

"maksud lo apa?" Alvin melipat tangannya.

"udah – udah Vin!" Eca berusaha menenangkan Alvin. "Rakha lagi ngelaporin ke guru kalo kelas kita kemalingan lagi" gadis itu mencoba menjelaskan.

"kita musti nemuin si pelaku" teriak Heera penuh amarah "pokoknya gue bakalan ngebenyek dia yang mau pake make up tapi gak pingin modal" Heera mulai meremas tangannya.

"sabar Ra" Eca mengusap punggung Heera.

"gimana bisa sabar! Pokoknya gue bakalan ngebenyek – benyek dia" Heera menghempaskan tangan Eca.

INTROVERTWhere stories live. Discover now