Chapter 45 : The Other Day

274 35 7
                                    

A/N. Baiklah, sebelum melanjutkan chapter 45, ada yang ingin ku sampaikan,,


I'm so sorry because--unfortunately--i break my promise to update twice a week. Not did that because i was lazy to finished this story, i even want this story finished as fast as i could. But, my new high school is very different from where i was, it's not just that easy to adapted there. It has been very stressful for last two weeks.

I may not be able to update every twice a week, and there's a maybe i will take hiatus for a moment. But for now, I will just do m best to re-manage my schedule to get this done. Please don't hate on me. If you think i, as the author is not working hard, you can forget about this story. But, also, I am thanking you. Yeah, if it is not because of you, maybe i will not get this much readers, voters, and commenters :). Thank you, and once again I'm so sorry..Xx.

SO, let's just move on to the story! Don't forget to give votes and comments! ENJOY!

---

[Not-so-short re-Chapter]

Aku tersenyum padanya sembar menatap manik matanya dalam, "Aku memang sudah menyukaimu di saat kita pertama kali bertemu, aku ingin mendekatimu perlahan. Aku tak menyangka dapat berbicara banyak denganmu, mengenalmu sangat jauh, dan aku menyukai semua itu. Bahkan rasa sukaku tambah kuat. Maka dari itu, Kendall.. Aku ingin kau menjadi pacarku, malam ini, detik ini juga,"

Sesuai rencana, Kendall menganggukkan kepalanya. "Ya, Harry."

Aku bangkit dan memeluknya erat. Pelukan itu bukan berarti cintaku, tapi rasa terimakasihku yang sangat besar kepadanya karena telah membantuku menyelesaikan rencanaku dengan sangat baik.

Aku mengembangkan senyumanku, puas. Seorang Harry Styles memang tak pernah salah dalam memilih orang, bukan?

+++

[Amy P.O.V]

Aku membuka kelopak mataku perlahan, disambut oleh cahaya matahari di hari yang baru. Untunglah malam hari cepat berlalu karena sepertinya teror mimpiku masih saja ada. Namun, aku sangat bersemangat hari ini, meskipun di sisiku yang lain merasa muram akibat kejadian semalam dengan Harry. Tak kusangka dia yang dekat denganku, berpacaran dengan musuh bebuyutanku.

Ah, untuk apa aku memperdulikannya? Bahkan dia tak peduli padaku. Dia tak tahu hatiku hancur berkeping-keping hanya akibat kata-kata yang melontar keluar dari mulutnya.

Memang benar dia bukanlah lelaki milikku, bahkan aku sudah memiliki pacar. Tapi, entah mengapa ucapannya berhasil membuat dadaku sesak. Oh, Amy berhentilah memikirkan Harry sialan itu!

Ya, hentikan semua pikiranku tentang lelaki itu. Hari ini harus menjadi hari yang amat bahagia karena ini adalah hari jadi-ku dengan Zayn yang pertama!

.

.

.

"Amy!!" teriak seseorang yang suaranya sangatlah tak asing bagiku.

Aku yang tengah berjalan besama kedua sahabatku—Cara dan Eleanor—seketika menghentikan langkah kami. Kami bersama-sama menoleh, mendapati seorang lelaki berlari dari posisi yang cukup jauh dari kami.

Ia berlari secepat kilat, kemudian memelukku. Tak hanya kedua sahabatku yang terkejut, namun aku pun melotot.

"Selamat pagi, love!" sapanya bersemangat sembari memberikanku kecupan di puncak kepalaku.

Night Changes™ // h.s.Where stories live. Discover now