Chapter 27 : My Life

325 48 20
                                    

A/n. VOMMENT DULU YA... Enjoy!

[Short re-chapter]

"Seketika juga, aku terkulai lemas dengan hati yang telah tersayat habis. Air mataku saling berlomba keluar dari pelupuk mataku. Lalu tiba-tiba ia mencoba menciumku. Karena tak lagi kuasa akan perbuatannya yang membuatku terlihat seperti wanita murahan, aku langsung meninju wajahnya hingga ia meringis kesakitan dan menyempatkan kesempatan itu untuk berlari keluar dari kamarnya hanya dengan membawa dompet dan iPhone-ku.

"Persetan sudah dengan segudang pakaian dan barang-barang milikku. Disaat seperti itu hanya ada satu yang terpenting, yaitu meloloskan diri darinya sejauh mungkin." tekannya di setiap patah katanya. Ia menghela nafas kasar.

+++

Ketika Amy bercerita aku hanya bisa membulatkan mataku tak percaya akan apa yang dialaminya. Jujur saja, aku tak pernah kesulitan dalam urusan cinta. Sungguh.

Setiap kali, Para gadis yang akhirnya akan mengejarku dan aku yang akan meninggalkan mereka dengan sangat mudah. Cintaku tak pernah serumit miliknya. Tapi, nyatanya aku akhirnya tau bertapa menyakitkan bagi seseorang yang sangat mencintai tapi ditinggalkan begitu saja. Apakah selama ini aku telah banyak berbuat salah?

Diluar kehendakku, aku menarik Amy kedalam pelukanku. Rasanya aku ingin meminta maaf untuk semua orang yang telah kuperlakukan seperti itu, sayangnya akan kuhabiskan seluruh akhir hidupku untuk mencari dan memohon maaf untuk sekian ratus ribu perempuan--dan lelaki.

Yea, untung saja, kurasa aku tak sesialan lelaki es itu.Permintaan maafku ataupun dosaku tentu takkan seberat apa yang akan ditanggung lelaki itu.

"Apa kau pernah menceritakkan kejadian ini pada sahabatmu?" bisikku diantara pelukan kami.

Ia menggeleng. "Aku hanya mengatakan pada Cara dan Eleanor bahwa aku putus dengan Zayn karena ia selingkuh dan aku tak lagi mencintainya,,"

Aku mendorong pundaknya, menjauhkan tubuhnya dari padaku dengan mata yang terbelalak. "Wow, kau pasti bergurau! Apa sahabatmu tak tahu kalau kau berbohong mengatakkan kau tak lagi mencintai—"

Ia tertawa hambar, memotong ucapanku. "Sayangnya, tidak. Mereka tak tahu aku sampai saat ini berbohong pada mereka, hanya saja, Cara dan Eleanor masih curiga kepadaku."

"Kalau orangtuamu bagaimana? Apa mereka tahu kalian berpacaran lalu putus dengan cara seperti itu?" tanyaku kembali, mengernyit padanya. Seharusnya kali ini ia benar-benar serius telah bercerita pada orangtuanya. Itulah jawaban yang ingin kudengar.

Ia menatap langit-langit, berpikir sejenak. "Mereka tahu bahwa aku berpacaran dan tinggal dengan Zayn. Mereka juga tahu bahwa aku putus dengannya, dengan alasan kami tidak cocok,"

"Setelah orangtuaku tahu aku putus dengannya, mereka memberikanku uang saku lebih untuk menyewa kamar apartemen untuk diriku sendiri. Sayangnya, orangtuaku tak bisa bertemu denganku pada masa itu." timpalnya sebelum aku berhasil membalas ucapannya. Ia menghembuskan nafasnya panjang.

Ia menutup kelopak matanya dan berbaring di ranjang. "Hingga saat ini, mereka terlalu sibuk bekerja dan mengurus adik perempuanku yang masih high school di Perancis."

Adik perempuan? Entahlah, urusan tentang gadis cantik seperti ini membuatku bersemangat. "Kau punya saudara kandung?! Apa dia cantik? Kenapa kau tak pernah mengenalkannya padaku!" tanyaku bertubi-tubi, banyak hal yang ingin kuketahui.

Gadis berambut brunette itu menatapku dengan sepasang mata biru lautnya. "Enak saja kau kukenalkan pada adikku! Tentu saja adikku sangat cantik seperti diriku, kami satu produk! Lagi pula aku sudah tak pernah bertemu dengannya lagi setelah aku pindah ke New York."

Ada perasaan kecewa ketika ia bilang tak mau mengenalkan adik perempuannya yang cantik padaku. Paling tidak gadis satu ini takut kalau diriku akan direbut saudaranya sendiri. Ha.

"Jadi kau itu pindahan dari Perancis?" tanyaku memastikan ucapannya.

Ia mengangguk. "Aku pindah ke New York sejak masih elementary school, dulu aku tinggal dengan Dad disini sementara Mom dengan adikku. Ketika aku menduduki high school, Dad pulang ke Perancis."

Aku hanya dapat ber-oh ria. Gadis ini sudah tak bertemu dengan adik dan ibunya sejak belia. Pantas saja, walaupun gadis ini masih remaja, ia benar-benar gadis yang sangat tegar.

Ngomong-ngomong soal ia berhubungan dengan keluarganya membuatku tak habis pikir. Sekarang iPhone miliknya rusak, berarti ia tak lagi dapat menghubungi orangtuanya. Ah, kenapa kini aku sering kali menyesal, sih.

"Kau tak pernah menghubungi mereka lagi?" tanyaku, lebih tepatnya memastikan.

Ia terlihat memaksakan sebuah senyuman. "Tidak. Aku tak pernah menghubungi mereka, begitupun sebaliknya. Walaupun begitu, setidaknya orangtuaku masih melunasi uang kuliah dan masih memberiku uang saku setiap bulan."

Ia bangkit dari posisi berbaringnya semula. "Aku bukan orang kaya, orangtuaku bekerja habis-habisan di Perancis sana untuk mendapatkan biaya pendidikkanku dan adikku. Namun, mereka masih juga memberiku uang saku yang cukup untuk membayar sewa apartemen."

"Selain itu, untuk kehidupan sehari-hari aku dapat dari keringatku sendiri bekerja di café setiap akhir pekan. Karena uang sulit didapatkan, aku selalu berusaha dapat beasiswa." lanjutnya.

Cukup lega ketika gadis ini mengatakan bahwa ia tak pernah lagi menghubungi orangtuanya. Mungkin itulah sebabnya yang ia tangisi hanyalah ketika ia tak mendapat nomor Zayn kembali.

"Yasudah, kau tak boleh menghubungi siapapun kecuali aku. Kau.hanya.boleh menghubungiku." ujarku sambil memberikan sebuah balok bermerk iPhone kepadanya.

"Hah? Aku tak mengerti. By the way, itu kan yang tadi ada disini." Gadis itu menunjuk satu titik di tempat tidur dengan jari telunjuknya.

Aku menganggukkan kepalaku. "Memang. Sejak awal aku telah berniat membelikanmu iPhone baru yang sama persis dengan milikmu. Sayangnya kau tidak peka."

Ia menaikkan salah satu alisnya, menatapku sedetail mungkin, layaknya ia sedang menyelidikiku. "Jadi, sebenarnya kau juga sedari awal sudah berniat untuk merusak iPhone-ku?"

Tanpa rasa berdosa, aku menganggukkan kepalaku. Apa salahnya jikalau aku berkata jujur?

_____

A/n.

HAI, aku setiap hari semakin sibuk. Kalau sesaat nanti aku menghilang, jangan langsung remove cerita ini dari library kalian.

Aku pasti akan mengabari kalian di sela-sela waktu senggang aku, walaupun gabisa bikin cerita.

So, VOMMENT and enjoy my story!

Last Update : Sunday, January 15, 2017

Next Update : Saturday, January 21, 2017

See you then on the next chapter.

-Janx

Night Changes™ // h.s.Where stories live. Discover now