Chapter 39 : Rock Headed

226 46 15
                                    

A.N. Kok gak ada yang comment setuju atau kagak Amy balikan sama Zayn? Don't be silent readers, ya.. Enjoy!

[Short re-Chapter]

Tiba-tiba iPhone-ku kembali berdering. Menyadari Harry menelponku kembali, aku segera melepaskan pelukan Zayn. "Zayn, kita harus ke kembali—dengan strategi."

Ia mengacungkan jempol, kemudian menyuruhku untuk melangkahkan kakiku terlebih dahulu dari padanya. Sebisa mungkin, aku menyembunyikan wajahku yang berseri-seri.

Tepatkah keputusanku untuk memberikannya kesempatan kedua? Benarkah aku masih mencintainya? Atau aku hanya lumpuh dalam permainan kata-katanya saja?

+++

Sungguh memalukan. Bayangkan saja, aku tadi sama sekali tak bisa menyembunyikan senyumanku sedetikpun selama makan bersama. Bahkan aku dapat merasakan tatapan teman-temanku sendiiri yang menganggapku bak orang kesurupan. Apalagi, ketika Zayn kembali berada di tengah-tengah kami. Ya ampun, hingga kini aku tak sanggup membayangkan wajahku bagaimana sedari tadi. Memalukan!

Setiap kali salah satu dari mereka bertanya, aku berpura-pura bodoh dan menyangkal semua tebakan mereka, seolah aku sendiri tak menyadari bahwa diriku menarik kedua sudut bibirku sepanjang makan malam.

Aku bukan berniat untuk merahasiakan hubunganku dan Zayn. Tetapi, jikalau aku memberitakannya terlalu terburu-buru, aku takut mereka semua bisa-bisa mati berdiri. Biarlah nanti aku yang bercerita langsung dengan Eleanor dan Cara. Sisanya aku serahkan pada Zayn.

Hari-hariku memang penuh kejutan. Dan, beruntungnya diriku, hari ini aku dikejutkan oleh hal yang luar biasa. Aku berharap hubunganku dengan Zayn kedepannya bagaikan berjalan di aspal yang rata. Jujur saja, segala ucapan Zayn masih terngiang jelas di dalam otakku, membuat rasa cintaku padanya naik drastis. Oh, sepertinya malam ini aku takkan bisa tidur!

Apakah malam ini Zayn akan menelponku atau memberiku pesan manis seperti dahulu? Dahulu, ketika aku bersamanya, ia selalu mengirimkanku pesan singkat untuk memberitahuku betapa ia mencintaiku serta untuk mengucapkan selamat malam. Ah! Aku baru sadar. Tentu saja semua khayalanku akan mustahil karena aku belum memberikannya nomor teleponku yang baru. Betapa bodohnya diriku.

Saat ini, aku jadi teringat ketika Harry mengatakan aku tak boleh menghubungi orang lain selain dirinya. Sebenarnya aku tak ingat apa alasan di balik ucapan bodohnya itu. Tapi, sepertinya Harry belum mengenal gadis yang selalu dituduh pembuat onar di kampus ini. Persetan, aku tetap akan menghubungi teman-temanku, tentunya pacarku pula. Buktinya, aku sudah menghubungi Eleanor dan Cara tadi sore untuk mengajak mereka makan bersama.

Sialnya, aku tidak ingat nomor telepon Zayn. Satu-satunya nomor telepon yang selalu ada dalam memoriku adalan Cara dan Eleanor. Yah, itupun karena dahulu aku tak pernah melewatkan seharipun berhubungan dengan mereka.

Kalau begitu, besok aku yang akan meminta nomor telepon Zayn, sekalian mengajaknya keluar kapan-kapan untuk memberikannya penjelasan dariku juga. Aku akan terus terang padanya, tentang dirinya, Harry dan iPhone pemberiannya. Seorang Amy Thompson adalah gadis pemberani!

Aku berteriak penuh semangat, "C'mon Amy, you can do it!"

Baru saja aku selesai mengkhayal, tiba-tiba ponselku bergetar. Pun, aku segera meraih iPhone-ku yang ada di atas kasur. Semua bayangan tentang Zayn hancur seketika saat mengetahui siapa yang baru saja mengirimiku pesan singkat.

Harry Keriting:

Hei, jangan berisik! Teriakanmu terdengar hingga kamarku!

Aku berdecak sebal. Dia sungguh pintar mengubah mood seseorang. Dengan sengaja, aku memukul tembok pemisah kamarku dengan kamar lelaki sialan itu. Aku mendekatkan wajahku pada tembok, kemudian berteriak sekeras mungkin, "Aku tidak peduli, Ikal!"

Harry memang tidak membalas teriakkanku. Namun pada detik selanjutnya, ia kembali mengirimkanku pesan singkat.

Harry Keriting:

Dasar keras kepala! Aku sedang mencoba bermeditasi dengan tenang, asal kau tahu!

Bermeditasi katanya? Seorang Harry Styles mencoba bermeditasi? Melucu sekali dia. Paling juga ia hanya mengindahkan makna dari tidur. "Tetap saja, aku tidak peduli, Harry jelek! Ha-ha-ha!" timpalku sambil berteriak dengan nada sarkasme.

Setelah itu, ia tidak mengirimkanku pesan lagi. Akhirnya, lelaki itu menyerah juga. Sesungguhnya, memang sudah seharusnya ia yang bertekuk lutut padaku. Maaf saja tapi tak ada kata kalah dari lelaki ikal dalam kamus Amy Thompson. Menang dari lelaki ikal memanglah suatu kebanggaan tersendiri.

Tok..tok..

Aku tersentak ketika mendapati pintu balkonku tengah diketuk. Tanpa berpikir dua kali, aku langsung menyibakkan gorden, menemukan lelaki ikal telah berada di balkonku. Huft—kukira ia sudah mengaku kalah. Dasar kepala batu!

"Apa maumu?" tanyaku dari balik kaca pintu yang cukup tebal. Walaupun begitu, aku yakin ia masih dapat mendengar suaraku dengan jelas.

Ia mengarahkan jari telunjuknya padaku. "Kau, keluarlah, selagi aku berbicara baik-baik."

Hell, no! Aku menyilangkan kedua lenganku di depan dada, mengisyaratkannya bahwa aku menolak perintahnya. "Tidak mau! Kembalilah ke kamarmu, Ikal!"

"Tidak sebelum kau keluar," balasnya yang kian membuatku jengkel.

Aku mendengus kesal sambil memikirkan cara untuk mengusirnya tanpa membuat diriku sendiri repot.

"Terserah kau saja, aku sedang tak ingin kau ganggu." tegasku menutup kembali gorden yang menghiasi pintu berkaca yang mengarah ke balkon. Kalau aku bersamanya terus, bisa-bisa aku terkena hipertensi.

Hei, apa mungkin dia terjebak tak bisa masuk ke kamarnya untuk kedua kalinya? Ah, masa bodoh. Meski begitu, aku takkan sudi membiarkannya menginap lagi di kamarku. Biarlah dia meminta bantuan dengan tetangga lainnya. Lagi pula dia sudah berbakat melompat dari satu balkon ke balkon lain, aku jadi tak perlu menolongnya lagi, bukan?

iPhone-ku kembali bergetar, kembali menerim pesan dari manusia yang kuyakini belum juga beranjak dari balkonku.

Harry Keriting:

Kau hanya punya dua pilihan; kau yang keluar, atau aku yang pecahkan kacamu? Aku baru saja mengambil palu dari kamarku.

---

To be Continued...

Last Update : Sunday, July 2, 2017. 11:30 PM.

Next Update : Saturday, July 8, 2017.

Kangen komen yang aneh-aneh lah :(.

Don't forget to leave votes and comments! See you then in the next chapter of Night Changes! Xx

-Janx

Night Changes™ // h.s.Место, где живут истории. Откройте их для себя