Chapter 44 : Successful

165 27 1
                                    

A/N. Selamat membaca, jangan lupa vote dan comment!

[Short re-Chapter]

"Sekarang juga. Aku kesepian di apartemenku." kataku memelas, berharap ia menyetujui ajakkanku—yang tentu saja sesuai dengan jalan rencana awalku.

"Baiklah kalau begitu. Kau yang menjemputku atau—,"

"Tentu saja, aku yang akan menjemputmu. Dimana posisimu sekarang, Ken?"

Aku tersenyum puas. Aku sungguh bangga meskipun telah mengetahui kalau akhirnya ia pasti akan menerima ajakanku.

+++

Tak sampai satu jam, aku telah berada di suatu café yang tak terlalu jauh dari kediaman Kendall. Aku memang tidak tahu banyak tentang tempat-tempat menarik di New York, jadi aku mengikuti apa saja saran Kendall. Dan menurutku, pendapatnya sangatlah tidak buruk.

Kami telah memesan makanan kami masing-masing. Melihat Kendall yang memesan makanan apa saja yang menurutnya menarik, membuatku teringat akan Amy yang sangat perhitungan. Kurasa Kendall tak pernah kesulitan mencari uang. Bukan hanya untuk hal ini, namun rumahnya pun terlihat cukup mewah.

Aku dan Kendall sudah banyak berbicara satu sama lain. Misalnya tentang sekolah, tentang diriku yang pindah sementara ke New York, tentang tempat-tempat di New York dan London. Ia juga bahkan bercerita masa liburannya di London tiga tahun yang lalu.

"Oh ya, kau dapat nomor teleponku dari mana?" tanyanya tiba-tiba membuatku hampir tersedak kopi hangat yang sedang kuminum.

Aku cepat-cepat meneguk isi mulutku kemudian menoleh padanya. "Huh? Aku dapat dari,," Cepatlah pikirkan sebuah nama, Harry! "..Gigi,"

Aku tak yakin siapa yang baru saja ku sebut namanya, namun kalau tak salah Amy pernah mengatakan sesuatu tentangnya.

"Oh, Gigi? Benarkah? Kau dekat dengan Gigi?" Gadis di hadapanku mengerjapkan matanya, bersemangat.

Aku menggeleng, "Tidak, aku tidak dekat dengannya. Wa-waktu itu aku ikut menguping ketika ia memberi nomor teleponmu pada lelaki lain."

Ia kembali pada posisinya semula, mengaitkan kedua lengannya di depan dada. "Pantas saja, terkadang banyak lelaki yang aku tak ketahui menelponku sembarangan." Detik selanjutnya, ia kembali mengembangkan senyumnya padaku. "Tapi, aku sungguh beruntung, yang menguping nomor teleponku adalah seorang Harry Styles."

Aku hanya terkekeh, tak menyangka tipuan ini malah berjalan dengan mulus. "Ya, aku juga sungguh beruntung. Siapa lagi kalau bukan kau yang akan menyutujui ajakanku untuk membasmi kejenuhanku di apartemen sendirian?"

"Berhentilah menggodaku, Harry!" ucapnya malu-malu. "Eh, tapi bukankah kau punya sepupu?"

Aku mengerut tak mengerti apa yang sedang ia bicarakan. Sepupu?

"Gadis yang tempo hari kau gendong ketika bertemu denganku itu sepupumu, bukan?" Kendall membantuku berpikir.

Oh. Apa yang ia maksud adalah Amy? Ah, hampir saja aku lupa tentang itu.

"Ah, sepupuku yang itu, toh. Dia sudah tidur. Kami tidak tidur sekamar, kamarnya berada di sebelahku. Ia memang gadis kerbau. Ia tak pernah menganggapku sebagai sepupunya, dia gadis yang jahat, Ken.." jawabku jujur dengan sedikit bumbu kebohongan.

Gadis cantik bernama Kendall itu kembali tertawa. "Kau harus mencoba menyayangi sepupumu lebih, dia pasti akan sadar dan menyayangimu balik."

Sepertinya ucapanmu tidak selalu benar, Kendall. Gadis itu, dia tak pernah peka bahwa aku menyayanginya, lalu bagaimana ia akan menyayangiku?

.

.

.

.

Sepertinya sudah terlalu lama kami berbasa-basi, aku akan langsung mengambil langkah.

"Kenny, aku sebenarnya datang menemuimu bukan hanya karena aku bosan di rumah. Tentu aku dapat menghubungi gadis lain yang sangat mudah menerima ajakanku untuk pergi berdua. Namun, aku mengajakmu karena aku ingin menyampaikan sesuatu." ujarku dengan serius. Rencana ini harus berhasil.

Mimik Kendall berubah drastis, ia seolah terkejut dengan ucapanku sebelumnya walaupun belum sepenuhnya mengerti apa makna ucapanku.

Aku tersenyum padanya sembar menatap manik matanya dalam, "Aku memang sudah menyukaimu di saat kita pertama kali bertemu, aku ingin mendekatimu perlahan. Aku tak menyangka dapat berbicara banyak denganmu, mengenalmu sangat jauh, dan aku menyukai semua itu. Bahkan rasa sukaku tambah kuat. Maka dari itu, Kendall.. Aku ingin kau menjadi pacarku, malam ini, detik ini juga,"

Sesuai rencana, Kendall menganggukkan kepalanya. "Ya, Harry."

Aku bangkit dan memeluknya erat. Pelukan itu bukan berarti cintaku, tapi rasa terimakasihku yang sangat besar kepadanya karena telah membantuku menyelesaikan rencanaku dengan sangat baik.

Aku mengembangkan senyumanku, puas. Seorang Harry Styles memang tak pernah salah dalam memilih orang, bukan?

---

To be Continued...

Last Update : Saturday, August 5, 2017. 12:37 PM.

Next Update : Saturday, August 5, 2017. [Quadruple Updates]

Don't forget to leave votes and comments! See you on the next chapter of Night Changes! Xx.

-Janx

Night Changes™ // h.s.Where stories live. Discover now