Chapter 13 : Uncle Mayer

309 60 17
                                    

[Short re-chapt]

Harry seolah mengerti apa yang kupikirkan, segera bangkit berdiri lalu berdiri berdampingan denganku."Oh, paman.. Perkenalkan ini adalah.. hm...."

+++

"Oh, paman.. Perkenalkan ini adalah.. hm.. sepupuku.. Ya! Sepupu jauhku. Bagaimana? Mirip tidak? Banyak yang berkata bahwa aku dengannya tak mirip sih.."

Aku membulatkan mataku pada Harry. Harry yang mengetahui apa yang kulakukan mengacak-ngacak rambutku. Dengan itu aku sadar bahwa aku harus ikut dalam drama ini.

Lalu Harry merangkulku. Aku mengibaskan pundakku agar lepas dari rangkulannya, tetapi rangkulannya ia pererat, membuatku pasrah.

"Yang benar saja? Paman tak pernah dengar kau mempunyai sepupu seorang gadis nakal ini. Paman tak pernah bertemu dengannya di acara keluarga besar."

Paman?

"Ya, Uncle May.. Dia ini kan sepupu jauhku, kedua orang tuanya harus mengurus bisnisnya di Alaska, bagaimana bisa bertemu." Harry tertawa renyah, aku hanya ikut menunjukkan deretan gigiku.

"Paman benar-benar tak percaya gadis pembuat onar satu ini adalah sepupumu, Harry!" Timpal Mr. Mayer.

Pembuat onar, katanya? Aku ini gadis yang berprestasi, tahu! Dasar tua, pikun, buncit. Apakah kesalahanku saja yang ia ingat?

Sungguh, aku tak tahan tak memutar kedua bola mataku saat ini.

Mr. Mayer menghadapku, membuatku menarik kembali niatku untuk memutar kedua bola mata indahku ini.

Ia tersenyum padaku, "Kalau begitu, maaf ya atas perilaku pamanmu selama ini. Bagaimana?"

Aku hanya memaksakan sebuah senyuman dan anggukkan, walaupun aku sama sekali tak mengerti apa yang ia bicarakan.

Ia pun mengembangkan seyumannya lebih lebar. "Mari kuantarkan kalian berdua ke kelas. Akan aku jadwalkan kalian sekelas bersama di kampus ini."

CRAP. Sekelas dengan ikal tak waras selamanya? Astaga, bisa mati aku.

"Thank you, uncle." Ucap Harry singkat yang masih merangkulku dengan sok akrab.

Mr. Mayer pun melangkahkan kakinya keluar dari kantor pribadinya dan berjalan menuju kelasku.

Sementara Harry dan aku berjalan berdampingan, masih dengan rangkulannya pada pundakku. Tentu saja hal tersebut membuat kami sulit berjalan.

"Psst.. lepaskan rangkulanmu, tanganmu berat, astaga." Bisikku padanya.

"Tak mau." Ucapnya nyaris tanpa suara sembari memamerkan senyumannya, juga dua gua yang bersembunyi di belakangnya.

Lihat, baru saja dua menit kami berjalan, dan Harry telah membuatku kesal kembali.

Mr. Mayer tiba-tiba menghentikan langkahnya, membuatku dan Harry hampir menabraknya. Ternyata kami sudah sampai di depan kelasku.

Pria tua dihadapanku ini mengetuk pintu kelas sebelum akhirnya ia masuk ke kelas dan bertemu dengan sesama pria tua nan galak lainnya—Mr. Bram.

Aku dan Harry yang membuntuti Mr. Mayer pula memasuki kelas tersebut. Yang kulihat dari sini ialah kelas yang sunyi karena tengah menyelesaikan ujian matematika, termasuk Cara dan Eleanor di pojok ruangan.

Persetan dengan Harry yang membuatku harus ujian susulan. Setidaknya Harry juga akan melaksanakan ujian tersebut. Jadi, aku punya brangkas contekan.

"Bram, perkenalkan ini keponakan saya, Harry Styles. Dan ternyata Ms. Thompson adalah keponakan saya juga. Saya juga baru tahu." Jelasnya sambil tertawa ala kakek-kakek di panti jompo.

Night Changes™ // h.s.Where stories live. Discover now