Iva

Han! (15.35)

Han! Nginep dirumah gue yok (15.36)

Ayuk han nginep dirumah gue (15.40)

Hani (15.50)

Han nginep dirumah gue yayaya (15.51)

Ayok han! (15.52)

Hani (16.05)

Nginep ya! (16.06)

Hani tersenyum tipis dan menutup ponselnya, gadis itu memilih untuk segera pulang kerumah agar bisa berkemas – kemas agar sempat menginap dirumah Iva.

...

"ngapain lo Va" tany Eca saat melihat Iva sibuk dengan ponselnya, Eca sedang ada dirumah Iva karena gadis itu memang berencana menginap dirumah Iva bahkan tanpa Iva ajak sekalipun.

"ngajakin Hani nginep lah" gumam Iva sambil terus memencet – mencet layar hapenya. "udah dari jam setengah empat gue chat, sekarang udah jam lima eh dia belum ngebales aja, padahal udah dia read".

"kayaknya Hani gak mau deh" gumam Eca sambil mengguling – gulingkan tubuhnya, gadis itu berhenti berguling dan menatap langit – langit kamar Iva "ya gue tau Hani udah mulai sering senyum, ketawa, dan kesel, yah dia udah gak ngabain kita lagi, tapi kayaknya terlalu awal deh kalo dia mau ikut acara nginep – nginepan".

"va! Temen kamu datang" teriak ibunya Iva dari arah luar kamar Iva, membuat dua gadis yang menghuni kamar itu langsung terlonjak kaget, Iva dan Eca saling pandang, dan seakan – akan membukakan pintu untuk seseorang yang tak pernah ia temui Iva berjalan dengan mengendap – endap dan membuka pintu itu sEcara perlahan.

"Hani!" teriak Iva da Eca sEcara bersamaan saat melihat gadis yang biasanya paling anti acara menginap sekarang muncul dihadapan mereka.

"gue gak diterima ya?" Hani bergumam bingung. "yaudah gue pulang aja" gadis itu menunjuk kearah belakangnya dan ketika ia akan berbalik Iva langsung menariknya

"kita bukannya gak mau nerima elo kok! Kita cuman bingung kenapa elo tiba – tiba nongol" ucap Eca begitu Hani duduk diatas ranjang milik Iva.

"berarti malam ini kita bakalan banyak cerita – cerita dong" ucap Iva dengan penuh semangat dan langsung diangguki oleh Eca dan hanya disambut senyuman Hani.

"lo mesen buat seminggu ya Va?" tanya Eca saat melihat begitu banyak makanna yang Iva pesan pada jasa antar barang.

" enggak tuh! Gue mesen sebanyak ini supaya kia bica cerita – cerita sampek puas" Iva mengangkat kaleng sodanya dengan tinggi.

"kalo makan sebanyak ni yang ada gue langsung molor" Eca membuka bungkusan – bungkusan makanan yang masih belum Iva buka.

"tenang gue udah mesein ini buat kita bertiga" Iva mengeluarkan beberapa kaleng kopi instan.

Melihat kealkuan Iva dan Eca Hani hanya tersenyum lebar, baru kali ini Hani tau rasanya menginap kerumah temannya.

"Han elo mau makan apa?" tanya Iva yang nyaris saja melupakan keberadaan Hani karena terlalu pasif dan kerena Eca pula yang terlalu aktif.

"gue roti aja" Hani mengambil salah satu roti yang memiliki topping sosis.

"elo kayak lagi banyak pikiran han?" gumam Eca, gadis itu mencubit – cubit pipi Hani sambil minum, Iva hanya mengangguki apa yang dikatakan Eca karena mulut gadis itu penuh dengan makanan.

Hani meletakkan kembali rotinya dna menatap Iva serta Eca sEcara bergantan "apa menurut lo pada gue udah egois banget sama lo pada selama ini?"

Apa yang diucapan Hani sontak membuat Iva tersedak makanan dimulutnya dan membuat Eca menyemburkan minuman yang tadinya sedang ia minum. Kedua gadis itu saling pandang dengan canggung.

"maafin gue ya, gue selama ini gak perduli sama perasaan lo pada" gumam Hani pelan, gadis itu mulai meremas tangannya.

"lo tau, kalo elo gak puya sifat gak perduli orang lain, elo mungkin gak bakalan akrab sama kita, gue yang kadang bEcadanya selalu kelewatan, atopun Iva yang sering banget mancak – mancak gak jelas" Eca tersenyum kearah Hani dengan senyuman penuh.

"kita temen kan" Eca memeluk Hani.

"enak bener lo meluk Hani" Iva berucap dengan nada kesal, membuat Eca melihat kearah gadis itu dan tertawa kecil.

"lo mau juga dipeluk?" tanya Eca sambil merentangkan tangannya dan mendekati Iva.

"ih siapa juga yang mau elo peluk! Elo nymburin soda kebaju gue Eca" teriak Iva dengan kesal, gadis itu langsung mencubiti Eca yang tepat ada disampingnya.

Melihat kelakuan teman – teamannya Hani hanya bisa tertawa lebar, karena tidak mungkin jika ia ikutan menyiksa Eca.

INTROVERTDonde viven las historias. Descúbrelo ahora