Retaliation

171 18 1
                                    

"Kamu suka sama Mero," celetuk Erdogan tiba-tiba.

"What?" Julieta tersentak.

Erdogan tersenyum kecil. "Hmm ... ralat, lebih tepatnya jatuh cinta."

"Double What?!" pekik Julieta naik satu setengah oktaf.

Erdogan beralih tanya. "Kok kaget?"

"Yaa kaget lah. Aku 'kan nggak ada rasa apa-apa ke Mero, masa tau-tau dicap jatuh cinta," sergah Julieta.

Erdogan mendengus. "Ck, nggak ada rasa apa-apa tapi kok takut kehilangan."

"Maksudnya takut kehilangan?"

"Yang nyangka dia meninggal cuma gara-gara nggak ketemu selama lima hari berturut-turut setelah dia berubah jadi hangat dan kamu sampai histeris gitu ... emang bukan takut kehilangan namanya?"

Julieta diam sebentar. "Nggak tau."

"Ck. Ah, lo mah gaya-gayaan banyak mantan, tapi kalo soal perasaan masih cetek."

"Ya elah, emang aku pernah ada perasaan sama mantan-mantan aku? Nope, enggak sama sekali!" sangkal Julieta. "'Kan kalo ganti-ganti pacar tapi pake perasaan bukan playgirl namanya." Kemudian Julieta tertawa keras sedangkan Erdogan hanya menggeleng-gelengkan kepala.

"Terus Mero kayaknya juga suka sama kamu," Erdogan kembali ke topik pertama.

Wajah Julieta berubah cerah mendengar itu. "Demi apa?"

"Iya. Baru kayaknya, ya," kata Erdogan dengan menekan kata 'kayaknya' dengan sengaja membuat Julieta tidak terlalu kepedean.

"Nggak diralat juga gitu, jadi lebih tepatnya jatuh cinta."

"In your dream!" tukas Erdogan sarkastik. "'Kan tadi gue bilang baru 'kayaknya suka', Julieta! Bukan suka beneran. Suka sama cinta itu beda jauh. Suka itu masih ada rasa tega, sedangkan cinta itu ada rasa takut. Misalnya kehilangan. Kalo lo cuma suka, lo tega biarin dia hilang dan pergi dari hidup lo. Kalo lo cinta, lo takut dia hilang dan pergi dari hidup lo. Dan contoh nyata cinta itu ialah, lo sama dia."

"Hmm, gitu, ya," tanggap Julieta. "Kalo dia baru 'kayaknya suka' doang, berarti bisa jadi sewaktu-waktu dia ninggalin aku karena suka itu sifatnya sementara."

"Iyaps. Kalo bener kayak gitu, ya, cinta lo ngenes. Sebab cinta itu ada karena usaha dua orang, kalo usaha satu orang mah namanya wiraswasta."

Obrolan singkatnya dengan Erdogan siang tadi membuat Julieta sulit mengontrol jantungnya untuk tidak berdetak lebih cepat tiap bersama dengan Romero. Ditambah seperti ada kupu-kupu menglitik perutnya.

Seperti sekarang ini. Sudah menjadi kebiasaan Romero datang menjenguk dan bergantian jaga di sini tiap sore lalu Erdogan pun memanfaatkan keadaan itu untuk tidur.

Sore ini, Romero kembali setelah dari sekolah untuk mengajak Paradina menjenguk. Tetapi Paradina tetap tidak mau dan pergi begitu saja dari Romero tanpa merasa bersalah, yasudah Romero pun mengalah dan tak bisa berbuat apa-apa jika sudah dihadapi sifat Paradina yang keras kepala.

Setelah berbicara sebentar dengan Erdogan sebelum cowok itu pergi beristirahat entah di mana dan izin masuk ke ICU dengan perawat di sana, Romero pun masuk ke dalamnya.

"Hai," sapa Romero sembari duduk di tepi ranjang.

Julieta hanya tersenyum kecil.

Melihat Julieta tersenyum seperti itu, wajah Romero yang semula ceria berubah muram.

Romeo-nya JulietWhere stories live. Discover now