Part 22 : End

6.2K 521 88
                                    


Typo bertebaran layaknya ranjau.

Selamat membaca!!!

....

Nagato menatap Utakata yang baru datang, pria itu meletakkan kedua tangannya tepat di depan mulutnya. "Bagaimana?"

"Berjalan lancar, tuan. Saya sudah membawa pria itu dan sekarang sedang berada di ruang bawah tanah bersamaan dengan gadis itu," jelas Utakata.

"Kau sudah memastikannya?"

"Sudah, tuan. Benar, perempuan itu pelakunya. Butuh sedikit paksaan membuka mulut pria itu karena sudah mendapatkan ancama, namun selebihnya berjalan lancar dan mereka sudah bersedia menjadi saksi,"

Nagato tersenyum miring, "bagus, sekarang awasi Namikaze itu sementara aku melapor pada pihak kepolisian."

Utakata mengangguk dan mohon undur diri.

"Aku pastikan setelah ini tidak ada yang akan menyakitimu, Naru," ucap Nagato.

..
..
..

Karin menghentikan gerakannya saat ingin membuka pintu apartemennya. kembali ia berpikir, jika ia melarikan diri ke suatu tempat yang yang jauh terlalu mudah bagi Naruto. Jalang sialan itu akan hidup bebas dan bahagia. Tidak, itu tidak boleh terjadi.

Naruto harus menderita, seperti rencananya selama ini. Naruto tidak boleh menghirup udara segar, ia tidak akan memberikan hal itu terjadi.

Karena Naruto, Sasuke berpaling darinya. Karena Naruto Sasuke membatalkan pertunangan mereka. Perempuan itu sudah berani mengambil orang yang sangat ia cintai. Maka dari itu Karin akan membalas perbuatan Naruto.

Percobaan pembunuhan pertama dan kedua telah gagal dan Naruto masih bernapas detik ini. Jika melalui tangan orang lain gagal, maka Karin akan melakukannya dengan tangan sendiri. Persetan dengan hasil akhir yang akan ia capai, terpenting adalah Naruto harus mati.

Ia terkekeh kecil, berjalan menuju sebuah meja dan membuka laci. Sebuah benda yang ia simpan terlalu lama malah, bahkan ia tidak bisa ingat lagi kapan benda itu berada di sana.

Membayangkan Naruto mengerang kesakitan dengan darah segar mengalir dari salah satu anggota tubuhnya membuat bibir Karin berkedut. Mencoba menahan tawa karena sebentar lagi rencananya akan berhasil.

Ia gila, sudah sangat gila karena penolakan dari Sasuke. Berbagai cara Karin lakukan untuk menarik perhatian Sasuke namun pria bodoh itu malah memilih kembali mengejar Naruto.

Sasuke tidak pernah mengerti rasa sakit yang sudah pria itu tanamkan dalam hatinya, bahkan tanpa rasa bersalah Sasuke menolak, membuang dan merendahkan Karin.

Karin terkikik kecil, "aku akan tersenyum paling lebar ketika si jalang yang kau cintai itu merengangkan nyawa, sayang." bisiknya kecil. "Dan saat itu kau akan tahu rasa kehilangan sosok yang selalu mengisi hatiku!!"

Karin mengelus benda di tangannya dengan penuh kasih sayang, "jika aku tidak memilikimu, begitu juga dengan Naruto. Jika aku tidak bahagia, begitu juga dengan kalian. Sakit di bayar sakit, luka di bayar luka. Setimpal bukan." tawa keras keluar dari mulutnya.

Dengan bersenandung kecil, Karin melangkah menuju lemari pakaian seraya meletakkan benda di tangannya di atas kasur. Lalu membuka pintu lemari dan meraih baju yang paling bagus dan memakainya. Kemudian ia berjalan ke meja rias dan berdandan secantik mungkin.

"Sempurna," ucapnya ketika memperhatikan pantulan diri dalam cermin. Tubuh rampingnya di baluti gaun putih bersih dengan dandanan yang terlihat sedikit mencolok dan mempertegas kecantikannya. Kali ini ia sengaja memakai lensa. Sambil terus bersenandung ia meraih botol parfum dan menyemprotkan pada bagian leher serta pergelangan tangannya.

The Fight  ( FF ) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang