Part 6

7.2K 800 100
                                    

Warning : Terdapat bahasa kasar yang membuat mual di sini, berhati-hatilah!!!

"Dasar jalang!"

Naruto langsung menoleh ke sumber suara yang merendahkannya. Di sana, di ambang pintu kamarnya Karin berdiri angkuh dengan tatapan sinisnya.

"Jika aku benar jalang, kau mau apa?!" ujar Naruto tak kalah sinis.

"Melenyapkanmu tanpa tersisa!" Karin menyeringai.

"Coba saja jika kau bisa!" Naruto meremehkan Karin, perempuan itu menatap Naruto dengan geram. Ia mulai membenci Karin, perempuan itu sudah merebut segalanya dari Naruto, dulu ia selalu bersabar dan mengalah serta pasrah, tapi kali ini tidak lagi. Ia sudah lelah di abaikan, ia sudah lelah di anggap tidak ada dan ia sudah lelah berdiam diri. Sekarang saatnya memulai, memulai untuk mengambil apa yang seharusnya sudah menjadi haknya.

"Aku tentu saja akan dengan mudah melakukan hal itu pada mu!" Karin masih berkata sinis. Ia sepertinya menganggap Naruto adalah debu yang harus di singkirkan sebersih mungkin.

Naruto mendekati Karin, "kau yakin bisa melakukan itu? atau akulah yang lebih dulu menghancurkanmu! Ah, bagaimana jika aku memulainya dari Sasuke, bukankah itu sangat menyenangkan kakak tiri?!" Naruto tersenyum lebar melihat mata Karin yang terbelalak lebar dan mukanya memerah menahan marah.

Karin mendorong Naruto menjauh, "kau brengsek, jalang murahan yang hanya bisa merebut kekasih orang lain, enyahlah!"

"Hehehe, enyah?! Tidak akan sebelum aku menghancurkanmu dan ayah kebanggaanmu itu. Kalian akan merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan selama ini!" Naruto berbalik meninggalkan Karin. Ia berjalan menuju ke kamarnya, sebelum ia benar-benar masuk ke kamar ia masih mendengar teriakan Karin yang penuh dengan kemarahan.

Naruto menutup pintu kamarnya keras, ia bersandar di pintu itu. Dadanya terasa sakit, hatinya terasa di hujam beribu belati. Ia di lema, apa keputusan yang di ambilnya di saat emosi mengalahkan akal sehatnya sudah tepat.

"Ma, apa aku harus melakukan semua ini? Apakah ini sudah tepat? Berdosakah aku jika aku melakukannya? Aku mohon, beri aku petunjukmu!?" airmata pun kembali lolos dari mata birunya. Ia memeluk tubuhnya begitu erat, seolah mencari sedikit perlindungan.

...
...

Naruto memasuki Onyx Club, malam ini ia ingin menghabiskan waktunya untuk minum-minum. Ia ingin menghilangkan sejenak sakit kepala juga sakit di hatinya.

Ini baru pertama kalinya Naruto menginjakan kakinya di klub malam, jangan tanya kenapa ia berani atau bahkan nekat datang kemari? Ia hanya ingin menenangkan pikirannya untuk sesaat, lagi pula Ino juga bekerja di sini. Jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan, tadi ia juga sudah mengirimi Matsuri pesan agar menemuinya di sini. Dan Ino juga sudah memesan meja untuk mereka . Hah, sepertinya ini adalah malam yang tepat di habiskan bersama teman-temannya. Kebetulan Ino juga sedang dalam jam kosong malam ini.

Saat memasuki klub itu, pendengaran Naruto langsung di suguhi oleh musik yang berdentum keras dan puluhan manusia sedang sibuk meliuk-liukan tubuhnya di lantai dansa. Ia menoleh ke kiri dan kanan untuk mencari keberadaan Ino, tapi sahabatnya itu tidak tampak sedikitpun. Saat berjalan mencari Ino, tidak sengaja ia menabrak tubuh pria di depannya. "Maaf." ujar Naruto sambil membungkuk.

Pria itu menyeringai saat menatap wajah Naruto, "tidak perlu meminta maaf, nona. Sepertinya kau datang sendirian ke sini." pria itu dengan beraninya merangkul Naruto. Ia menuntun Naruto ke meja di dekatnya.

Dengan kasar Naruto menyingkirkan tangan pria itu dari bahunya. "Aku mencari temanku di sini, jadi aku tidak sendirian." Naruto mundur selangkah saat pria itu makin mendekat. Ia merasa ketakutan sekarang.

The Fight  ( FF ) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang