Part 3

7.7K 771 73
                                    

Aku membuka mataku perlahan, mengernyit kecil kala sinar matahari dari celah tirai yang menutupi jendela kamar langsung menerpa mataku. Menguap seraya bangun dan mendudukkan diri di atas ranjang. Menapakan kakiku di lantai yang cukup dingin, kemudian berjalan menuju jendela. Aku membuka tirai sekaligus jendela kamarku.

Sinar matahari hangat langsung menerpa wajahku. Ini terasa sangat menyenangkan, di tambah udara pagi yang sejuk dan segar serta suara kicauan burung yang terdengar begitu indah.

Melirik jam di atas nakas, ternyata sudah pukul enam pagi. Untung hari ini hari sabtu jadi aku tidak perlu repot berangkat ke kantor. Dengan cepat aku memasuki kamar mandi, membasuh muka dengan air dingin dan menggosok gigi.

Setelah selesai dengan rutinitas di kamar mandi, aku langsung turun ke lantai bawah. Tapi saat melewati sebuah jendela besar yang tembus pandang dan hal itu bisa memperlihat kebun bunga yang tidak terlalu besar. Di sana ada ibu Kurenai yang sedang berkutat dengan tanaman bunganya. Tanpa berpikir lama aku langsung berjalan menuju ke arah taman.

"Pagi bu," sapaku setelah sampai di taman.

"Hai, sayang. Selamat pagi," senyum ramah terukir di bibir wanita yang sudah aku anggap seperti ibu kandungku sendiri. "Apa tidurmu nyenyak semalam?" ia bertanya sementara tangannya sibuk mencabuti rumput liar di sekitar tanaman bunganya.

"Nyenyak sekali, itu berkat ramen yang ibu buatkan untukku semalam. aku memakannya banyak sekali sampai kekenyangan dan hal itu membuatku jatuh tertidur dengan nyenyak. Hehe," aku ikut membantu ibu Kurenai mencabuti rumput - rumput.

"Oh syukurlah, aku senang mendengarnya. Lalu hari ini Naru ingin di masakkan apa?"

Aku berpikir sejenak, "Aku ingin sop ayam lengkap, sambel dengan perasan air jeruk dan tumis sawi dengan jagung muda,"

"Wah, sepertinya itu ide yang sangat bagus sayang dan nanti ibu akan memasakkan menu itu untukmu,"

"Horee," aku berteriak kegirangan. Tentu saja aku merasa senang, karena keinginanku akan terpenuhi. "Oh ya, kemana ayah dan kak Karin?"

"Mereka kan masih di Suna, kemungkinan nanti sore baru pulang, "

Aku mengangguk tanda mengerti, "bu, kebetulan aku tidak masuk kantor. Aku akan membantu bibi Konan di tokonya nanti siang. Bolehkan?"

"Tentu saja boleh sayang, ibu akan menitipkan ayam goreng pesanan Konan. Naru tahu sendirikan, kehamilan kedua Konan sudah memasuki bulan ketiga dan dia ngidam ingin ayam goreng buatan ibu,"

"Wooahh, ngidam ya. Hihi, pasti paman Pein akan kerepotan di buatnya, sama seperti bibi saat mengandung Yahiko dulu,"

"Haha, pasti wajah kusut Pein terlihat lucu karnanya. Oh ya, pipi Naru sebenarnya kenapa? Semalam ibu ingin bertanya, hanya saja waktunya kurang tepat,"

Aku langsung mengingat kejadian kemarin, saat di seret Sasuke sampai di tampar oleh ayah. Kejadian semalam sangatlah membuat perasaanku tidak karuan, tapi aku tidak boleh berlarut untuk memikirkan hal itu, "ah, itu karna pas di pantai aku tidak sengaja di tampar anak kecil karena ada nyamuk di pipiku." Maafkan aku karna berbohong, hanya saja aku tidak ingin masalah ini menjadi besar.

"Benar kah?" tanya ibu kurang yakin.

Aku mengangguk membenarkan pertanyaannya.

End Naruto pov

...
...

Perempuan berambut pirang cerah itu memasuki sebuah toko dengan papan nama bertuliskan P & K, ini adalah toko paman Pein dan bibi Konan. Ia sering kali membantu menjaga toko ini di saat libur kerja, iya seperti saat ini Naruto akan ikut membantu bibinya.

The Fight  ( FF ) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang