Part 7

7.7K 790 108
                                    

Warning : terdapat bahasa kasar yang membuat mual disini, berhati-hatilah!!!

Karin memperhatikan penampilan Naruto, kemeja yang di pakainya pasti milik Sasuke. Hatinya terasa panas, kenapa Sasuke mau meminjamkan kemeja pada perempuan jalang di depannya? Ia tidak bisa menerima semua ini. Ia menatap penuh benci pada Naruto. Bagaimana bisa Naruto berada di apartemen Sasuke sepagi ini? "Ka-kau, dasar jalang! Apa yang kau lakukan di rumah tunanganku? Kau pasti mau menggodanya 'kan?" Karin mendorong Naruto kuat.

Naruto yang tidak siap menerima dorongan dari Karin langsung jatuh terduduk di lantai. Naruto langsung menatap sengit ke arah Karin, tak lama kekehan kecil keluar dari bibir Naruto. Hal itu menciptakan kerutan di kening Karin, perempuan berambut merah itu berpikir, mungkin saja Naruto sudah gila.

Naruto bangkit berdiri dengan gaya anggun dan angkuh, sesaat Naruto menepuk-nepuk pantatnya yang terasa cukup nyeri. Ia meletakan tangan di bawah dadanya, kemudian menatap penuh ejekan ke arah Karin. "Menggoda?! Bukankah tujuanku memang seperti itu, apa kau tidak ingat ucapanku kemarin malam? Aku akan merebut tunangan mu!" Naruto berkata dengan nada dalam. "Tapi sepertinya aku tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan Sasuke, ternyata dia masih memiliki perasaan romantis padaku, buktinya saja ia yang membawaku kemari."

Muka Karin semakin memerah seiring mendengar setiap kata yang meluncur bebas dari bibir Naruto. "Sasuke tidak akan pernah mencintaimu, apa kau sudah melupakan kejadian waktu itu? Jelas-jelas Sasuke berpacaran dengan
mu hanya karena dia berpura-pura, itu cuma modusnya untuk mendapatkanku!"

Hati Naruto langsung berdenyut sakit, ya benar, faktanya memang seperti itu. Sasuke berpacaran dengannya hanya sebuah kepura-puraan belaka. Walaupun kejadian itu sudah cukup lama, tapi jika di ungkit rasa di hati Naruto masih tetap sakit. Ia kesal, marah dan kecewa pada kedua orang itu. Tapi sekarang tujuannya bukan terpuruk oleh rasa sakit hati, tapi untuk memperlihatkan pada Karin dan ayahnya, bahwa ia layak untuk di akui. Ia akan melakukan berbagai cara, walau itu cara buruk sekali pun. "Ha, itu. Tentu saja aku masih mengingatnya, bahkan sekarang aku masih ingat dengan jelas setiap percakapan kalian. Tapi semua itu sudah berlalu, kak. Itu hanya masa lalu yang akan tersimpan rapi di memori otakku yang terdalam. Kini semuanya sudah berubah seiring berjalanya waktu, kau tau? Setiap hari Sasuke selalu mengatakan bahwa ia mencintaiku, oh dan ingat satu lagi," Naruto berhenti sejenak, ia sengaja mengusap bagian lengan dan pundak kemeja Sasuke yang yang di pakainya. Hal itu sengaja ia lakukan untuk memanasi Karin. "Apakah kau sudah pernah di bawa Sasuke menginap di apartemennya dan memakai kemeja miliknya? Sepertinya belum pernah jika melihat reaksi mu itu." sial!! Ia sudah merasa seperti jalang sesungguhnya di sini.

Mata Karin membulat besar, perkataan Naruto langsung menohok ulu hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Karin membulat besar, perkataan Naruto langsung menohok ulu hatinya. Selama ini ia belum pernah di bawa menginap dan memakai pakaian Sasuke, tapi kenapa Sasuke lebih rela melakukan hal itu bersama Naruto, kenapa tidak bersama dirinya yang jelas-jelas tunangan sendiri. "Jangan terlalu berbesar hati, aku rasa itu hanyalah sebuah kebetulan. Mungkin saja Sasuke memungutmu dari jalanan, aku rasa itu cuma rasa iba saja kepadamu."

The Fight  ( FF ) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang