Part 4

7.3K 758 77
                                    


"Aku tidak setuju!" bantah Sasuke cepat. Semua pasang mata langsung menoleh ke arahnya dengan penuh tanda tanya.

"Kenapa?" tanya Karin. "Bukankah kita saling mencintai dan ini adalah rencana yang terbaik," lanjutnya.

"Benar apa yang di katakan Karin, nak," timpal Mikoto. "Jadi apalagi yang kau ragukan?"

Semua membenarkan perkataan Mikoto, termasuk Naruto yang masih terdiam di samping Kurenai. Sebenarnya ada yang menganjal di hatinya kala mendengar rencana kedua keluarga itu. Tidak bisa di pungkiri, di dalam hati Naruto sebenarnya Masih mencintai Sasuke, hanya saja mengingat perbuatan yang di lakukan oleh Sasuke membuat perempuan itu sakit hati. Tapi, ini adalah rencana yang terbaik, dengan itu Sasuke pasti tidak akan menganggunya lagi.

"Di sini semuanya sudah setuju, Sas," kali ini Itachi yang angkat bicara.

"Apa yang membuatmu ragu?" Fugaku bertanya.

"Aku mencintai orang lain," jawab Sasuke cepat.

"Sa-Sasuke, apa yang kau bicarakan?" tanya Karin terbata. "Kau bilang kau mencintaiku, tapi sekarang kau berkata mencintai orang lain. Apa maksud mu?"

"Itu dulu Karin, dulu sekali atau lebih tepatnya dua tahun yang lalu. Tapi aku baru menyadarinya belakangan ini, kalau itu salah," jelas Sasuke.

"Lelucon apa ini?" Minato angkat bicara. "Yang kami lihat selama ini, kau dan Karin sangat dekat dan saling menyayangi," perkataan Minato tertuju pada Sasuke.

"Aku sudah mengataknya, Paman," respon Sasuke.

"Aku tetap akan melanjutkan perjodohan ini!" bantah Minato. "Bagaimana menurut mu Fugaku?"

"Tapi...," perkataan Sasuke terpotong.

"Aku setuju, perjodohan ini harus di lanjutkan!" sergah Fugaku.

"Apa keputusan ini sebaiknya kita serahkan kepada anak-anak? Walau bagaimanapun merekalah yang menjalaninya nanti," Kurenai menimpali dengan sedikit ragu.

"Jika mereka sadar dan bersikap dewasa, seharusnya mereka menuruti perkataan orang tuanya," tanggap Minato cepat.

"Aku setuju dengan ayah," Naruto membenarkan perkataan Minato. Sasuke langsung menatap tajam ke arahnya, tatapan itu membuktikan kalau ia tidak setuju dengan apa yang terlontar dari mulut perempuan berambut pirang itu. Ingin rasanya Sasuke berteriak kalau perempuan yang di cintainya adalah Naruto, bukannya Karin. Dulu, memang ia menyukai Karin dan memanfaatkan Naruto untuk mendekati Karin. Tapi setelah apa yang di lakukannya, ia jadi menyesal. Rasa sukanya terhadap Karin ternyata di salah artikan, itu bukan rasa suka tapi itu hanya rasa kagum saja. Dan bodohnya ia di butakan oleh rasa kagum itu. Sekarang, saat ia ingin memperbaiki hubugannya dengan Naruto malah membencinya. Ia sangat pantas menerima kebencian Naruto, akan tetapi di jodohkan dengan Karin adalah hal yang harus ia tentang.

"Kau dengar sendiri, Sasuke. Semua setuju jika kalian bertunangan, jadi keputusan kami sudah bulat. Pertunangan ini tetap akan di lanjutkan!" perkataan tegas dari Fugaku mengakhir perbicaraan mereka.

...
...

Sasuke menegak Vodkanya dengan kasar, ini entah sudah gelas yang ke berapa kali, ia tidak sanggup mengingatnya. Bahkan di depannya sudah tiga botol Vodka yang sudah kosong tenang saja, Vodka sebanyak itu tidak akan membuatnya mabuk. Ia adalah orang yang tidak gampang mabuk, walaupun minum alkohol berkadar tinggi.

"Brengsek!" umpatnya pelan. Ia mengingat pembicaraan mengenai perjodohannya dengan Karin, keputusan kedua kepala keluarga itu membuat Sasuke marah dan di tambah dengan Naruto yang ikut menyetujui rencana itu.

Tidakkah perempuan itu tahu, kalau persetujuan dari mulutnya sangat mengesalkan. Seharuanya ia langsung menyeret Naruto dan membawanya pergi sejauh mungkin. Jauh dari orang-orang yang di kenalnya, tapi tatapan kebencian dari mata sebiru langit tanpa awan itu membuat Sasuke terluka. Andai saja dulu ia tidak menyakiti Naruto, mungkin saja hubungam mereka akan semakin dekat sekarang. Akan tetapi, itu hanyalah pemikiran di luar logikanya.

The Fight  ( FF ) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang