Part 9

7.7K 796 70
                                    

Naruto menatap laki-laki yang meletakan coklat hangat di atas meja di depannnya. Saat ini ia sedang berada di sebuah apartemen yang cukup mewah di huni seorang diri. Ia juga sudah menganti baju yang basah dengan baju yang di belikan oleh laki-laki itu saat dalam perjalanan kemari.

Naruto sedikit cangung dan bingung, karena dia dengan mudah mengikuti laki-laki ini hanya mendengar nama Uzumaki terlontar dari pria bermata emas pucat itu. Pikiran Naruto berputar ke beberapa jam yang lalu.

Flasback on

Naruto masih terdiam setelah laki-laki di depannya selesai berkata. Laki-laki itu bahkan mengajak Naruto ikut bersamanya di awal pertemuan mereka.

"Anda siapa?" tanya Naruto ragu. Ketakutan seketika merasuki hati Naruto melihat laki-laki itu. Di malam berhujan dan sendirian, bisa saja orang itu adalah seorang penculik. Ia langsung bergidik ngeri.

"Saya Utakata," jawab laki-laki itu singkat.

"Utakata?" Naruto mengulangi nama itu. Utakata mengangguk kecil, "aku tidak mengenalmu. Aku bingung, kenapa tiba-tiba mengajakku ikut bersamamu?"

"Ada orang yang ingin bertemu dengan nona," ujar Utakata.

Naruto semakin bingung. Pertama kali bertemu Utakata langsung mengajak ia ikut bersamanya dan sekarang Utakata berkata ada seseorang lagi yang ingin bertemu dengan Naruto. Tidak, Naruto tidak boleh ikut dengan orang asing sembarangan, ia tahu jika sedang butuh tempat tinggal, tapi tidak ikut dengan orang asing seperti Utakata.

"Maaf, aku tidak bisa," Naruto berdiri dan siap melangkah pergi.

"Bukankah nona baru saja di usir," perkataan Utakata membuat Naruto terbelalak.

"Kau-- dari mana kau tahu memgenai itu? Ka- kau pasti penguntit!!!" seru Naruto keras.

"Saya bukan orang seperti yang nona katakan," ujar Utakata santai. Ia berjalan mendekati Naruto supaya payung di tangannya bisa melindungi Naruto dari tetesan air hujan.

"Kalau kau bukan penguntit, dari mana kau tahu jika aku diusir dari rumah?" tanya Naruto. Ia memundurkan kakinya selangkah untuk menjauhi Utakata.

"Karena saya selalu mengawasi anda dari jauh," jawab Utakata singkat.

Naruto terus bersikap siaga, ia memperhatikan raut tenang diwajah pria yang bernama Utakata itu. "Itu sama saja dengan menguntit!" Naruto menatap tajam Utakata.

"Maafkan saya sebelumnya, nona bisa beranggapan seperti apa pun mengenai saya. Tapi yang nona harus tahu, saya selalu mengawasi nona bukan karena saya ingin berbuat jahat. Justru sebaliknya, saya akan membawakan nona pada tuan saya dan tuan saya akan menjamin kehidupan nona lebih baik ketimbang kehidupan anda dikediaman Namikaze," jelas Utakata.

Naruto mengernyit heran, "aku heran, kenapa ada orang yang dengan mudahnya menjamin kehidupan orang lain lebih baik dari kehidupannya yang sekarang. Apa kau mau menipuku? Atau kau mau menjualku pada tuanmu?!" prasangka terburuk itu melintas di otak Naruto.

Utakata mengeleng cepat.

"Kalau begitu sebaiknya kau katakan pada tuanmu, aku menolak ikut denganmu!" ucap Naruto tegas.

"Maaf," ujar Utakata. "Saya harus mematuhi perintah tuan saya, yaitu membawa nona kehadapannya."

"Aku tidak mau!" seru Naruto. Ia berbalik meninggalkan Utakata, akan tetapi tangan dingin Utakata lebih dahulu menahan lengannya. "Sudah aku katakan kalau aku tidak ingin ikut denganmu! Apa kau tidak mengerti ucapaku!" bentak Naruto.

The Fight  ( FF ) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang