Part 21

6K 617 73
                                    


Sosok bermasker itu mengeluarkan alat suntik dan satu botol berukuran kecil berwarna putih polos, cairan bening itu tersodot ke alat suntikan sampai tidak menyisakan satu tetes pun.

Perempuan bermasker dengan segera mengarahkan jarum suntik ke arah kantong infus yang terletak di samping ranjang Naruto, seringaian tercetak jelas di balik masker yang ia pakai.

Tangan berbalut sarung karet itu semakin mendekati kantong infus, tapi kegiatannya terhenti saat sebuah suara dari belakang terdengar.

"Aku yakinkan nyawamu tidak akan selamat jika cairan di dalam suntikan yang kau pegang sampai masuk ke infus Naruto!" suara dingin menusuk itu semakin mendekat, membuat tubuh sang pemakai masker kaku.

Dia tidak bergerak walaupun sosok yang menegurnya sudah berada tepat di belakang, tubuhnya semakin menegang kala tangan kekar meremas pundaknya.

Napas di balik masker itu semakin terasa sesak saat aksi jahatnya sudah hampir terbongkar, ia berusaha memikirkan cara agar bisa mengelabui si pemilik tangan, tapi matanya terbelalak lebar saat tubuh kecilnya terdorong ke dinding serta masker yang di buka secara paksa.

"Baiklah nona kecil, aku ingin pengakuan darimu, itu pun jika kau mau membuka mulut atau ragamu akan kehilangan roh jika menolak untuk berbicara!" ancam sosok pria berambut merah itu.

Tubuh kecil itu bergetar karena ketakutan, ia ingin berlari tapi percuma saja. Sosok pria dewasa di depannya akan dengan mudah menangkapnya di karenakan batas ruang yang tidak memungkinkan.

Saat mereka hanya saling membisu untuk beberapa saat, Utakata datang dengan tergesa.

"Tuan Nagato," panggil Utakata heran saat melihat sosok atasannya sedang berdiri menghadap sosok kecil yang bersandar di dinding. Seingatnya, jika Nagato sedang berada di Kumo saat ini. Entah kapan Nagato datang ke kamar rawat inap Naruto dan berakhir bersama perempuan bertubuh kecil.

"Ah Utakata, untung kau datang. Bisa kau bawa nona kecil ini ke ruang bawah tanah dan lakukan tugas seperti yang biasa kau lakukan. Aku akan menyusulmu sebentar lagi," sosok yang ternyata Nagato itu berbicara dengan nada santai pada Utakata.

"Di mengerti, tuan," ucap Utakata sambil bergerak melangkah mendekati perempuan dengan wajah pucat tapi sorot matanya tajam seperti semula.

Setelah Utakata dan perempuan tadi keluar, Nagato mendekati Naruto yang terbaring pulas tanpa terusik sedikit pun.

"Paman akan selalu melindungimu, Naru. Tenang, sebentar lagi semuanya akan terbongkar. Tunggulah, hanya tinggal satu langkah lagi," Nagato mengusap kepala Naruto lembut.

Tubuh pria itu berbalik saat mendengar suara pintu terbuka menampilkan si bungsu Uchiha dengan wajah dinginnya.

Ia berjalan kearah pintu dan berkata, "aku belum mengizinkan kau bersama Naruto secara intim, tapi untuk sekarang aku mengizinkanmu untuk menjaganya."

Setelah itu Nagato pergi, meninggalkan Sasuke dalam kebingungan.

Pria itu berjalan menuju ranjang Naruto dan duduk di kursi, ia meraih tangan Naruto lalu mengecupnya lembut.

"Maaf karena aku selalu tidak ada disampingmu kala kau sedang kesulitan," ucap Sasuke kecil.

Kemarin ia sedang menghadari rapat di Iwa, tidak Sasuke sangka jika rapat tersebut memakan waktu yang cukup lama, perselisihan pendapat dari beberapa penanam saham tentu saja menjadi masalah yang cukup serius, akan tetapi setelah kembali berunding akhirnya rapat bisa diselesaikan.

Dan, Sasuke kembali ke hotel yang ia sewa ternyata sudah pukul sebelas malam, tubuhnya sudah terlalu lelah untuk menempuh perjalanan pulang dari Iwa ke Konoha yang memakan waktu lima jam dengan menggunakan pesawat.

The Fight  ( FF ) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang