ygnm - 23

5.7K 1.2K 327
                                    

"Nadya! Nadya!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nadya! Nadya!"

Seruan Fadli terdengar di seantero koridor sekolah. Cowok itu berlari menyusuri pintu-pintu kelas, untuk menghampiri Nadya yang semoga saja berada di kelasnya. Beberapa orang menatap Fadli seolah-olah dia adalah orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa, namun Fadli nggak peduli.

Langkahnya berhenti secara tiba-tiba ketika pintu kelas Nadya berada di hadapannya. Teman-teman sekelas Nadya yang kurang Fadli kenal terlonjak kaget, kemudian menatap Fadli ingin tahu.

"Nadya!"

Nadya dan Ocha menoleh. Keduanya saling melirik, kemudian Nadya bangkit dan menghampiri Fadli yang mencengkeram gagang pintu kelas cewek itu sampai buku-buku jarinya memutih.

"Kenapa, Fad?" tanya Nadya lembut, seperti biasanya.

Jantung Fadli yang awalnya berdetak cepat, perlahan berubah tenang. "A-aku ... Aku cuma mau ketemu kamu."

"Untuk?"

Fadli menautkan alisnya. "Sejak kapan aku harus punya alesan buat ketemu sama kamu?"

Nadya hanya mengedikkan bahunya.

Fadli menghembuskan napas. Dia meraih kedua tangan Nadya, kemudian menatap pacarnya itu. "Semalem aku dapet SMS serem."

"Oh? Kok bisa?"

"Nggak tahu," jawab Fadli sambil memejamkan matanya, "Kamu semalem ngapain?"

Tubuh Nadya berubah kaku. "Maksud kamu apa? Aku tidur, lah. Kamu nuduh aku yang macem-macem?"

"Nggak, maksud aku—" Cuma kamu yang kemungkinan besar ngirim itu, Nad. Tapi Fadli menghentikan kalimatnya menggantung begitu saja.

"Apa?"

Fadli melepaskan genggaman tangan mereka. "Nggak."

Hening sejenak. Nadya menatap Fadli dengan tajam, sementara Fadli menunduk untuk menatap sepatunya. Sedetik kemudian, Fadli kembali menatap Nadya.

"Kamu percaya karma?"

Nadya mengerutkan hidungnya. "Aneh kamu."

"Jawab aja."

"Mungkin?"

Fadli mengusap wajahnya sambil tertawa aneh. "Jangan ganggu aku malem ini."

"Apa maksud kamu?!"

"Kita putus," tandas Fadli.

"Apa-apaan?!" jerit Nadya frustasi. "Oke, kalau itu yang kamu mau! Kamu mau tahu sesuatu? Aku udah nggak nganggep kamu sebagai pacar aku sejak berbulan-bulan lalu!"

"Bagus kalau itu!" seru Fadli sambil melangkah menjauh.

"Aku yang mutusin kamu dari awal!" jerit Nadya lagi.

"Terserah!" balas Fadli. Lalu cowok itu mempercepat langkahnya sambil mencari kontak Sarah di ponselnya.

***

You Got A New Message! ✔Where stories live. Discover now