ygnm - 18

5.6K 1.2K 348
                                    

Fadli: nadya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fadli: nadya

Fadli: sayang

Fadli: mau nonton, nggak?

Nadya: maaf ya, fad

Nadya: aku sibuk malming ini

Nadya: mau main ke rumah ocha

Fadli: oh, oke deh

Fadli menggigit bibirnya sambil menutup aplikasi chat-nya. Dia beralih untuk mencari kontak Sarah. Sedikit ragu pada awalnya, tapi selama seminggu ini, Fadli merasa semakin dekat dengan Sarah. Mereka mengobrol semakin banyak. Nadya juga nggak sering menelepon atau mengirimkan Fadli pesan lagi, sehingga Fadli merasa lebih ... entahlah, bebas.

Fadli pun memantapkan dirinya sendiri untuk menelepon Sarah. Panggilan langsung dijawab setelah dering ketiga.

"Halo?"

Alis Fadli berkerut mendengar suara wanita yang jelas-jelas bukan suara Sarah. "Halo."

"Kamu Fadli yang masih SMA itu, ya? Sarah suka cerita."

"Eh ..., iya."

"Ini mamanya Sarah. Sarah lagi demam. Kamu ada urusan apa sama Sarah?"

Otak Fadli langsung berpikir cepat. "Oh, iya, Tante. Saya tahu. Saya cuma mau ... eh, ngabarin, kalau saya mau ke rumahnya. Nganterin makanan."

Hening sejenak di ujung sana. "Nggak ngerepotin?"

"Nggak kok, Tan."

"Oke deh, makasih ya, Fadli."

Telepon ditutup beberapa detik kemudian. Fadli menghembuskan napas yang telah dia tahan sejak tadi, lalu dia pun langsung mengambil jaket hitamnya dan melangkah ke garasi.

Fadli: nadya, aku mau jenguk temen aku yang sakit dulu, ya

Fadli memutuskan untuk membeli sup ayam untuk Sarah. Dua porsi, satu untuk Sarah dan satu untuk mamanya (atau untuk Fadli, entahlah.) Dan juga dua jus mangga, untuk Sarah dan mamanya (untuk yang satu ini, Fadli nggak begitu suka.)

Perjalanan Fadli ke rumah Sarah seharusnya nggak terlalu jauh, tapi lampu merah di perempatan dekat daerah rumah Sarah benar-benar menguji kesabaran. Fadli harus menahan diri untuk nggak merasa kesal ketika sinar terik matahari yang menyengat menusuk-nusuk kulitnya yang padahal sudah tertutup oleh jaket.

Ponsel Fadli bergetar di saku. Cowok itu mendongak untuk melihat penghitung mundur lampu merah, kemudian cepat-cepat mengeluarkan ponselnya.

Tapi, dia nggak sempat melihat isinya ketika tiba-tiba mobil yang berhenti di sebelahnya menyembunyikan klaksonnya.

"Fadli!"

Fadli buru-buru menengok. Jantungnya nyaris copot dan terlindas truk. "Nadya?"

***

yey, 3 part sehari! wkwk sampai ketemu hari minggu~ (atau lebih cepat kalau aku lagi berbaik hati HAHA)

btw, yang belom ngucapin aku selamat ulang tahun, ucapin dong! aku lagi sweet 16 nih #plak HAHAHA makasi yang udah baca ygnm dari awal, luv u all.

dadah!

You Got A New Message! ✔Where stories live. Discover now