ygnm - 19

5.5K 1.2K 79
                                    

Nadya nggak sepenuhnya berbohong ketika dia berkata pada Fadli kalau dia akan menghabiskan waktu malam minggu-nya dengan Ocha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nadya nggak sepenuhnya berbohong ketika dia berkata pada Fadli kalau dia akan menghabiskan waktu malam minggu-nya dengan Ocha. Kedua cewek itu memang benar-benar membunuh waktu kurang lebih lima jam di rumah Ocha, sambil menyemil, tapi tujuannya bukanlah untuk bersenang-senang berdua.

Oke, itu juga salah satu tujuannya, tapi tujuan utamanya adalah: mereka akan melakukan investigasi rahasia tentang aktifitas Fadli hari ini.

Mengikuti film action mengenai mata-mata kesukaan Ocha (dan Fadli), akhirnya keduanya mengenakan pakaian serba hitam dan juga kacamata hitam. Nadya langsung menyesali keputusannya untuk setuju ketika kakinya menginjak dunia luar.

Maksud Nadya, hanya orang bodoh yang mengenakan pakaian serba gelap di hari yang sangat terik dan panas seperti ini. Yah, kecuali kalau pergi ke pemakaman. Atau Nadya akan pergi ke pemakaman Fadli?

Sebaiknya nggak.

Ocha meminjam mobil mamanya. Mereka hanya bisa pergi sampai sebelum pukul tujuh, jadi waktu harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Nadya menyetir, karena sudah diputuskan kalau cewek itu bisa menyetir lebih gesit. Walaupun Ocha agak ragu karena bisa-bisa Nadya mencelakakan mereka kalau mood-nya jadi jelek sewaktu-waktu, tapi lebih baik begitu daripada waktu mereka terbuang sia-sia karena mobil yang dikendarai selambat siput.

Nadya hapal nomor plat motor Fadli di luar kepala. Juga bentuk badan dan segala-galanya soal pacarnya itu (karena mereka sudah berpacaran agak lama), sehingga nggak sulit menemukan sosok Fadli di antara kerumunan kendaraan.

Nadya menyetir dengan cepat. Mengikuti Fadli ke A&W untuk membeli apapun-itu, dan akhirnya berhenti ketika lampu merah perempatan menyala. Untung saja Fadli bukan orang yang suka melanggar aturan, sehingga Nadya nggak perlu khawatir cowok itu menerobos lampu merah dan berefek menghilangkan jejaknya.

Nadya menghentikan mobilnya di sebelah motor Fadli.

"Pinjem HP lo bentar," titah Ocha sambil mengaduk-aduk tas Nadya. Nadya hanya melirik sahabatnya itu dengan cuek.

Ocha mengetikkan sesuatu di ponsel Nadya, kemudian menoleh ke arah Fadli. Benar saja, tiba-tiba Fadli merogoh-rogoh sakunya.

Nadya ikut menoleh. "Eh, ada Fadli."

"Lo alzheimer, ya?" Ocha mengerutkan hidungnya.

"Sori, sori," sahut Nadya sambil menyengir. "Gue sapa dulu ya, sebelum kita melanjutkan misi."

Belum sempat Ocha membuka mulut, Nadya membuka kaca mobilnya dan memanggil nama Fadli. Ocha hanya bisa menepuk keningnya dengan lelah.

"Nad," bisik Ocha sambil mencubit lengan sahabatnya itu.

Nadya mengaduh sambil buru-buru menoleh dari Fadli yang menatap keduanya dengan kaget dan bingung.

"Apa gunanya kita pakai serba hitam, terus ngikutin dia diam-diam, kalau akhirnya lo nyapa diaaa?!"

Nadya menatap Ocha, kemudian beralih menatap Fadli. Tepat saat itu, lampu hijau menyala. Fadli baru akan membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tapi sepertinya terlambat karena Nadya buru-buru menginjak gas dan melaju dengan cepat meninggalkan Fadli.

***

You Got A New Message! ✔Where stories live. Discover now