ygnm - 17

5.6K 1.2K 55
                                    

"Nad, gue minta maaf

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nad, gue minta maaf."

Ocha menatap Nadya yang sedaritadi terisak di hadapannya. Ocha nggak tahu apa penyebabnya, tapi yang jelas ada hubungannya dengan tindakan gegabah Ocha pada Fadli tadi siang. Yang Ocha bisa lakukan hanyalah merangkul Nadya sambil mengusap-usap punggungnya, dan sesekali kembali mengucapkan permintaan maaf.

Namun, di dalam hati, Ocha benar-benar gerah setengah mati. Setengah dari dirinya merasa puas karena sudah melakukan hal yang benar dengan menampar Fadli, dan sebagian dirinya yang lain merasa itu adalah tindakan yang salah karena dia sudah menyakiti pacar sahabatnya, yang meskipun memang brengsek, Ocha nggak berhak untuk bertindak seperti itu karena Nadya masih yakin kalau Fadli nggak salah apa-apa.

Yah, yang penting Ocha sudah melampiaskan rasa kesalnya.

"Bukan salah lo, Cha," sahut Nadya lirih. "Makasih, ya."

Ocha mengangguk. "Iya."

Nadya sesenggukan sekali lagi, kemudian menatap Ocha. "Fadli akhirnya makan?"

Ocha menahan diri untuk tidak memutar bola matanya. "Iya, kayaknya."

"Bagus, deh," angguk Nadya. Cewek itu meraih tisu yang berada di tangan Ocha, lalu mengeluarkan ingusnya.

Ocha mengambil beberapa helai tisu lagi dari kotak tisunya dan menyodorkannya pada Nadya. Nadya membuang tisu bekas pakainya barusan ke tempat sampah dan mengambil tisu yang disodorkan Ocha dengan senyuman tipis.

"Daripada nangis dan mencurigai hal yang belum tentu bener — walaupun gue yakin itu bener," kata Ocha kemudian, "mending kita lakuin investigasi aja. Pasti nggak cuma kemarin dia bakalan jalan sama cewek itu. Kalau misalnya nggak, dan cewek itu beneran cuma temennya, berarti gue yang salah. Kalau misalnya bener," Ocha terdiam sejenak, menimbang-nimbang, "kita bales dendam!"

Nadya membuang tisunya lagi. Dia tidak terlihat yakin, tapi sepertinya tidak ada pilihan lain.

Jadi, Nadya mengangguk. Ocha bersorak senang sambil memeluk sahabatnya itu.

"That's my girl."

Nadya menyenggol pundak Ocha main-main.

Ocha tertawa. "Anggaplah Fadli itu ikan yang lo pancing di masa-masa kelam lo. Kalau ikan itu lolos dari pancingan lo, masih ada banyak ikan di lautan! Fadli itu cuma ... well, ikan teri. Lo harus nyari ikan hiu yang gagah, atau ikan paus yang—"

"Iya, Ochaaa!"

***

You Got A New Message! ✔Where stories live. Discover now