Siang itu terik sekali. Fadli mengambil helm-nya dari bagasi motornya, mengenakannya, kemudian memberikan helm bermotif bunga-bunga milik Nadya kepada pacarnya itu. Nadya mengambilnya dengan senyuman ceria, sementara Fadli menyalakan mesin motornya dalam diam.
Fadli menaiki motornya, lalu mengisyaratkan Nadya untuk melakukan hal serupa. Nadya langsung melompat naik sebelum akhirnya melingkarkan kedua tangannya ke perut Fadli, memeluk cowok itu dengan sayang.
"Kamu diem terus. Masih marah? Aku minta maaf," ucap Nadya sambil menatap wajah Fadli.
Fadli mengangkat sebelah tangannya, lalu mengusap-usap kepala Nadya yang kini sudah ditutupi helm, "Nggak marah. Cuma lagi nggak mood aja."
Nadya tersenyum. Fadli pun mulai menjalankan motornya menembus jalan raya yang panas menyengat.
"Kamu kepanasan, nggak?" tanya Fadli, sedikit berteriak untuk mengalahkan suara klakson mobil dan angin yang menampar-nampar wajah mereka akibat kecepatan motornya.
Nadya mengangkat wajahnya yang awalnya bersandar pada punggung tegap Fadli. "Nggak, kok."
Fadli terdiam sejenak. "Mau makan es krim?"
"Es krim?" Nadya melongo, kemudian wajahnya berubah lebih cerah dari sebelumnya, "Boleh-boleh, di manaaa?"
Fadli tersenyum. "Deket sini."
***
YOU ARE READING
You Got A New Message! ✔
Short StoryCERPEN Emang serem punya pacar super protektif. Tapi lebih serem lagi kalau lo tiba-tiba suka sama orang ketiga, dan pacar protektif lo itu tahu. [] ©2017 by nabilla azarine