FRTR-43-Heart isn't made from diamond

29.5K 1.9K 514
                                    

Beware : Swearing words in this part😳

FRTR-43-Heart isn't made from diamond

Pagi ini, saat Rain ingin membeli bubur, dia juga mengingat bagaimana hatinya pernah hancur dan lebur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini, saat Rain ingin membeli bubur, dia juga mengingat bagaimana hatinya pernah hancur dan lebur. Tidak sampai ada keinginan untuk bunuh diri, karena dulu Rain lebih menginginkan agar orang-itu-yang-mati-saja. Manusiawi, jika Rain membawa perasaannya kembali kepada hal-hal yang menurutnya tahi anjing. Dulu dia pernah terluka sampai-sampai menghabiskan banyak tisu untuk menghapus air mata sialan yang menetes dari matanya dan yang mencerminkan sesakit apa hatinya. Namun rasa benci terhadap wanita itu tidak sampai terbawa ke tong sampah. Kebencian dan rasa ingin mengutuki Lexy masih tetap ada, masih berjaya, masih seringkali menggerogotinya.

Rain lihat tangan Lexy merangkul indah di lengan Leon, dan keduanya sedang saling melempar senyum, entah mereka mengobrol apa. Omong kosong bila cinta pertama yang tidak bisa diraih itu tidak menyakitkan dan mudah untuk dilupakan. Karena, Leon termasuk orang yang namanya sering Rain sebut di dalam doa, di tiap malam dengan penuh harapan; siapa tahu Tuhan menggariskan takdir Leon untuk berakhir bersamanya. Tapi sekarang, mereka sudah ada di dua jalur yang berlawanan, dan telah berdampingan dengan dua sosok yang berbeda pula. Tololnya, Rain adalah makhluk naif, yang masih saja protes kepada Tuhan; apakah Tuhan bisa diajak berkompromi? Disogok misalnya?

Agar Dia mau menukar tempatnya dengan Lexy, atau tiadakan saja wanita itu, Rain sangatlah ikhlas. Itulah yang Rain pikirkan, tiap kali dia bertemu dengan Aleon.

Rain menggeleng, mengaburkan pikiran jahat yang lagi-lagi memenuhi benaknya. "Gue mikir apaan coba," gumanya sambil menghapus air mata yang hendak muncul di sudutnya.

Rain menunduk, dia usap perutnya. "Nak, maafkan Mamahmu yang bego ini ya. Mamah belum bisa move on. Karena pindah hati itu nggak semudah mindahin gigi mobil."

Dia berusaha tertawa, berharap calon anak memaafkan salah satu sifat jeleknya.

Andai jika tadi dia tidak mengingat bahwa dirinya akan segera menjadi ibu, dia pasti tidak akan menarik kembali kutukan yang telah dia lontarkan untuk Lexy di dalam hatinya.

Rain rasa sudah cukup untuk beberapa detik; menikmati bangsatnya rasa terlukai, lebih baik dia pergi, sebelum dia malah mengutuk sang Ilahi.

"Rain!" panggil Leon, si kurang ajar yang telah membuat hatinya berdebar dan kakinya gemetar.

Rain terpaksa melebarkan senyumnya, mengangkat tangan untuk dilambaikannya, melangkah tolol ke tempat di mana Lexy dan Leon berdiri. "Eh Kak Leon! Pagi, Kak!"

Di dalam hidup, kadang kita butuh sikap basa-basi, dan itulah yang sedang Rain lakukan. Karena akan tampak kurang sopan sekali jika dia kabur saat dipanggil oleh adik iparnya.

Rain tertawa pedih di dalam hati. Posisi mereka sudah luar biasa berbeda; atas nama ipar.

Demi kumis tipisnya mimi peri, Rain ingin menjambak Lexy, saat dia saksikan bahwa wanita itu semakin melekat erat kepada Leon.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 20, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TAG [ 2 ] : From Rain To RonWhere stories live. Discover now