FRTR-27-Her Answer (2)

15.4K 1.5K 81
                                    


FRTR-27-Her Answer (2)

Enaknya kalau sudah sampai di rumah adalah, Rain bisa minta dimanja oleh ibunya, apalagi saat hamil begini, permintaan apa pun, selama itu bisa diadakan, maka bisa terpenuhi. Sore ini, Rain minta dibuatkan sup buah, lewat tangan Miranda sendiri. Anggaplah itu permintaan sang calon cucu, Miranda akan senang hati membuatkannya. Sembari menunggu Miranda mengaduk-aduk sup buah yang sudah dicampur susu kental manis, Rain duduk anteng di kursi bar.

"Kamu udah mandi?" tanya Miranda, karena dia ingat, beberapa hari ini, si Rain itu suka malas mandi, katanya bawaan jabang bayi.

"Udah, Mah," jawab Rain, yang excited menunggu nyidamnya terpenuhi.

"Ngomong-ngomong, itu mobil Ron udah kamu masukkin garasi?" Miranda kembali membuka topik pembicaraan.

"Aku tadi minta tolong sama Kak Arya, pas mau mandi." Rain menyengir.

Sejujurnya, untuk kembali ke dalam mobil Ron, dia tidak mau; dia masih terbayang ekspresi sedih Ron yang tidak mampu dia bayangkan alasannya.

Untuk apa dia bersedih? Atau saking laparnya, Ron sampai mau meneteskan air matanya? Argh! Tidak masuk akal!

"Sop buah buat aku mana, Mah?" Orang lain yang sedang Rain pikirkan, muncul juga di dapur.

"Ini kunci sama hapenya," kata Arya, memberikan kedua barang itu kepada Rain.

"Hape?" Barang yang membuat Rain mengerutkan kening saat ini adalah ponsel milik Ron.

Lah? Ron diam-diam memang teledor. Pikir Rain.

Pantas saja, berpuluh-puluh kali dia menelepon Ron agar datang ke rumahnya, untuk mengambil mobilnya, dia tidak mendapatkan sedikit pun jawaban.

"Kenapa kamu senyum?" Arya heran, karena tahu-tahu adiknya menyunggingkan senyum sambil memegang ponsel milik calon adik iparnya, biarpun Ron lebih tua beberapa tahun darinya.

Bahkan Rain sendiri, tidak tahu kenapa dirinya tersenyum. "Entah."

Di bawah sana, Rain menggoyang-goyangkan kakinya sembari menikmati sup buah hasil rengekannya.

Sup buahnya yang manis, atau dia senang karena ternyata ponsel Ron tertinggal, bukannya dia tidak mau menjawab panggilannya. Mungkin saja keduanya.

"Terus doi di mana?" tanya Arya, usai menyuap ke mulutnya sendiri.

Rain menggidikkan bahu. "Mana Rain tau. Emang dia bisa telepati sama aku apa?"

"Yee...," Arya mencubit hidung adiknya, dan Miranda tersenyum melihat kedua anaknya berkumpul, "Siapa tau aja dia ngasih tau kamu dia bakalan ke mana aja. Bisa gitu, Ron pergi tanpa kendaraan sendiri? Gue mah kagak."

"Iyalah, Kak Arya enggak bisa. Orang Kak Arya enggak punya mobil sendiri, tapi pake mobilnya Mamah!" Rain pintar sekali soal mencari masalah dengan kakaknya.

Lagi-lagi Arya mencubit adiknya. "Makin rese ya...!"

Jujur, Arya bakal kangen sama Rain, karena pasti, wanita itu bakal keluar dari rumah ini usai dirinya menikah nanti; tinggal bersama suaminya, dan hanya sesekali berkunjung saja ke mari. Nanti, dia akan semakin jarang berseteru dengan adik satu-satunya ini.

TAG [ 2 ] : From Rain To RonWhere stories live. Discover now