21 - Memulai Aksi

1.6K 56 0
                                    

"Kupahami rasa ini,
tapi begitu sulit.
Kuserapi setiap kalimat darimu yang kudengar,
tapi semua terasa melebur.
Lantas, apa yang harus kulakukan?
Menyerah?
Tapi aku masih merasakan gejolak aneh dalam hatiku!"

***

Devan menggenggam lembut pergelangan tangan Nika, mengajaknya menuju parkiran sekolah. Hari ini, Devan akan memulai aksinya. Setelah bergelut dengan hatinya, mungkin waktu yang tepat adalah saat ini. Devan berniat mengajak Nika kesuatu tempat, yang pasti cewek itu akan senang.
Ia sudah masuk sekolah, walaupun punggungnya masih merasakan sakit.

"Mau kemana, sih?" tanya Nika yang tidak sabaran karena sedari tadi Devan hanya diam, tidak menjelaskan apapun kepadanya.

Devan menoleh kearah Nika, cowok itu sudah bertengger diatas merahnya. Tersenyum misterius kearah Nika.

"Naik aja, nanti juga sampe."

Jawaban yang membuat Nika geram sendiri, tapi dia tidak sampai untuk tidak menaiki motor Devan. Nika sudah duduk dibelakabg Devan, tinggal menunggu cowok itu melajukan motornya.

"Udah? Kita berangkat sekarang, ya," kata Devan terdengar lembut.

Nika mengangguk, Devan melihatnya dari kaca spion motornya. Setelahnya, cowok itu segera melajukan motornya. Meninggalkan sekolah saat itu juga.

Arga menatap kepergian Devan dan Nika, bibirnya mengulum. Menampakkan seulas senyum dibibirnya.

Jika itu yang Devan pilih, Arga akan membiarkannya. Dia akan mendukungnya. Sudah cukup Devan berada dalam keterpurukan, menantikan masa lalunya yang tak mungkin kembali lagi.

Arga tersenyum, dalam hati dia merutuki dirinya sendiri. Sudah jelas-jelas jika Nika adalah cewek yang mampu membuat Devan berubah, mampu membuat Devan tak lagi mengingat masa lalu. Bergantung pada masa lalunya. Lantas mengapa dia dengan bodohnya diam-diam menyukai cewek itu. Yang tanpa ada yang menyadari, Arga yang jatuh cinta dengan Nika. Dia merutuki dirinya sendiri, tidak seharusnya dia menyukai cewek yang sama dengan cewek yang disukai Devan--sepupunya.

Biarkan semuanya terpendam dalam hatinya, biar saja Nika lebih memilih Devan dari pada dirinya. Devan yang pantas untuk Nika, begitu juga dengan sebaliknya.

Tanpa pikir panjang, Arga menaiki motornya. Membunyikan mesinnya dan mulai melajukan motornya, niatnya untuk mengikuti kemana Devan mengajak Nika saat ini?

***

Devan dan Nika sampai tujuan, dimana Nika yang tersenyum ketika Devan mengajaknya kesalah satu tempat favoritnya. Nika berdecak senang dalam hatinya.

"Gimana? Arga yang kasih tau gue," ujar Devan, lantas Nika menoleh kearahnya.

"Kak Arga kasih tau kamu apa?" tanya Nika dengan polosnya.

Devan tersenyum, "Lo suka ke tempat ini, kan? Buat tenangin diri lo, iya kan?"

Kini Nika paham, Arga yang memberi tahu tempat favoritnya. Yang juga tempat untuknya menenangkan diri. Tanpa Nika sadar sebelumnya, tangan Devan menggenggam pergelangan tangannya. Mengajak Nika untuk menuju ke tempat yang dituju. Memang sedari tadi, mereka masih berada di tempat parkir.

Nika termangu, menurut apa yang dilakukan Devan kepadanya. Tanpa cowok itu sadari, Nika mati-matian berusaha mengontrol detak jantungnya yang berpacu keras itu. Entahlah, apakah Devan mendengar detak jantungnya yang kian cepat itu?

Just A Dream [Completed]Where stories live. Discover now