"lo ngebentak gue? " teriak Lyora, amarah gadia itu semakin membumbung tinggi.
"Iya gue ngebentak elo! " sahut Marco tidak mau kalah.
Dada Lyora naik turun, mata hingga wajah gadis itupun juga mulai memerah karena amarah.
"Apa masalah lo hah! Ini ide gue! Ini urusan gue! Ini kemauan gue!" Lyora menunjuk kearah dirinya sendiri.
"gue yang ngambil buku jurnal Zandar! Gue yang pingin Hani sama Zandar malu! Gue! Gue yang gak suka sama Hani! Itu gue ! Gue yang ngelakuin itu semua! " teriak Lyora dengan penuh amarah. "cowok pengecut kayak lo gak usah mikirin gue"
"heh! Lyora! " Marco memegang kedua lengan atas Lyora dan mengguncang tubuh gadis itu. "inget tempat woy! Gimana kalo ada anak lain hah? " pemuda itu menoleh kesana kemari.
"gue gak perduli! " teriak Lyora. "elonya aja yang pengecut! " gadis itu membuang muka.
"waaah gue kira kecurigaan gue ke Lyora itu gak berdasar! Tapi sekarang gue percaya sepenuhnya sama elo Zandar! " bisik Elang yang entah sejak kepan berada disamping Zandar dengan jarak yang sangat dekat. Membuat Zandar tiba - tiba menyadari sesuatu, pemuda itu menyadari kakinya yang sakit dan sedang diinjak oleh Elang.
"ugh!" rintih Zandar pelan "kaki gue lang! Kaki gue" Zandar bergumam pelan sambil mencoba menarik tubuhnya agar menjauh dari Elang. Tapi karena lantai yang licin dan kaki Zandar yang tidak mampu menahan bobot tubuh Zandar dengan baik, pemuda itu langsung terpeleset dan terjatuh, membuat Elang yang memang beridiri disampingnya ikut terjatuh karena kakinya yang terdorong oleh kaki Zandar yang lebih dulu kehilangan keseimbangan.
Brukk
"Auu! " teriak Zandar dan Elang secara bersamaan.
Mereka berdua terjatuh dengan posisi Zandar dibawah dan Elang yang diatas.
"kok ada orang yang teriak? " gumam Marco mulai panik. "tuh kan ada yang nguping! Elo sih! " pemuda itu menunjuk kearah Lyora dengan kekesalan penuh lalu berlari kearah sumber suara. Dan entah bagaimana bisa, Lyora mulai menjadi panik selayaknya Marco. Gadis itu berlari kecil mengikuti Marco.
"Zandar! Elang" gumam Marco pelan saat melihat Zandar dan Elang yang barusaja bangun dari posisi jatuh mereka. Membuat Zandar dan Elang yang tadinya sibuk saling menyalahkan langsung melihat orang yang datang.
Lyora yang datang tak lama setelah Marco langsung jatuh terduduk saat melihat keberadaan Zandar dan juga Elang. Gadis itu langsung menggihit bibir bawahnya dengan mata yang melihat kesana kemari karena rasa takut. Hingga ia melihat sesuatu yang membuatnya langsung memasang ekspresi memelas.
"ternyata bukan hal yang buruk Zandar nuduh elo" gumam Elang dengan senyuman separuh. Lyora semakin membuat wajahnya terlihat memyedihkan saat ia mendengar apa yang diucapkan Elang, apalagi ketika dua orang yang sedang berjalan kearah mereka sudah bisa dipastikan dapat mendengar ucapan pemuda itu.
"Emangnya apa salah gue coba! " teriak Lyora tiba - tiba, langsung membuat Elang dan Zandar kebingungan seketika, "elo nuduh - nuduh gue? Emangnya elo ada bukti apa gue gak suka sama Hani! " teriak gadis itu lagi, membuat Zandar semakin kebingungan. Kenapa Lyora tiba - tiba memposisikan dirinya sebagai orang yang disalahkan dan terlihat tak berdaya.
"maksud lo? Lo kenapa sih? Mang napa kalo gue nuduh elo? Bukannya-" belum sempat Zandar melanjutkan ucapannya, seseorang yang ada dibelakang Zandar sudah menyambungnya.
"elo berhak nuduh siapapun? " Zandar berbalik saat ia menyadari suara Alvin yang bisa dibilang cukup lantang.
"elo emang berhak nuduh siapapun! Tapi elo gak berhak mojokin Lyora sampe kayak gitu" Alvin berjalan cepat melewati Zandar dan membantu Lyora yang bahkan tidak mampu menopang beban tubuhnya sendiri.
Zandar menyadari sesuatu, nada suara Alvin begitu dingin, dan satuhal yang dapat ia simpulkan. Alvin sudah semakin salah paham terhadapnya.
"gue bingung sama lo? Kok makin kesini elo makin menjadi - jadi? Gak cukup elo bikin Hani malu? " Alvin menunjuk kearah samping Zandar membuat Zandar langsung membulatkan matamya saat melihat seorang gadia yang berekspresi datar sedang membuang muka darinya.
"elo juga lang! Elo harusnya lebih bisa berpikir dingin daripada gue! Bukannya bikin Zandar sadar elo malah ngedukung dia" kali ini Elang yang menjadi sasaran Alvin, membuat Elang membeku, tak bisa mengatakan apapun.
Tanpa disadari siapapun, Lyora tersenyum.
"gue sadar!" Zandar berjalan kedepan Alvin "gue sadar, sesadar - sadarnya orang sadar! " kali ini mereka saling hadap dengan ekspresi sekeras batu.
"udahlah! Hidup bukan game yang bisa elo kuasain dan elo bikin lebay sama intrik - intrik apapun itu yang bahkan gue rasa gak mungkin terjadi !" Alvin menatap Zandar dengan tajam "stop nganggep ini permainan! Elo minta maaf sama Lyora! " Alvin menarik Lyora kedepan Zandar, dan ekspresi takut - takut gadis itu menggeleng kuat.
"gue gak bakalan pernah minta maaf sama dia" Zandar membuang muka.
"Zandar! " teriak Alvin dengan kesal. "gue udah muak banget sama kelakuan elo yang kelewat batas! " teriak pemuda itu frustasi.
"gue gak perduli! " sahut Zandar acuh, membuat Alvin mengepalkan tangannya "gue juga gak bakalan pernah minta maaf sama itu cewek uler" sambung Zandar, dan itu membuat Alvin kehilangan kesabarannya dan memukul pemuda itu dengan genggaman tangannya.
Karena kaki Zandar yang memang tidak dalam keadaan yang baik, pemuda itu langsung terjatuh.
"jangan pernah lo nampakin muka lo lagi didepan gue! " ucap Alvin dengan dingin. "elo bukan Zandar "
Zandar tersenyum sinis dan kembali berdiri.
"gue muak lama - lama disini" gumam Zandar, pemuda itu menoleh kearah samping dan melihat Hani yang menatapnya dengan tatapan ketakutan dan terlihat jijik membuatnya berjalan kearah gadis itu.
Hani ingin berlari, tapi Zandar sudah menangkap tangan gadis itu.
"elo kayaknya kena masalah mulu sejak kenal gue" bisik pemuda itu datar "tapi tenang, sebelum elo bilang kalo elo nyesel kenal sama gue, gue bakalan lebih duku bilang 'gue nyesel pernah kenal sama elo"
Selesai berucap Zandar berjalan pergi meninggalkan semua orang dengan tubuh yang tegap, tanpa cara jalan terseok - seok sedikitpun meskipun kakinya terasa begitu nyeri.
Untuk saat ini Zandar tak ingin terlihat lemah.
...
Halooo...
Saya up tiga chapter nih 😂😂😂...
Kenapa gak digabung? Nanti kesannya introvert jalan ditempat 😅. Jadi supaya angka pagenya nambah banyak 😂..
Kenapa gak satu - satu? Saya gak tau kapan saya mood lagi buat ngelanjutin. Jadi sekali mood langsung hajar tiga Chapter 😁
Kenapa banyak typo? Maafkan daku gaes,, saya bikin ini dengan kondisi mata tinggal lima watt.
Well.. Saya Sebenernya seneng, seneng banget waktu liat ada yang ngevote, tapi disaat bersamaan saya sedih... Pas saya produktif dan gak ngaret kayak gini kok introvert sepi? 😂😂😂😂... Biarpun sekarang masih sepi, tapi udah sedikit lebih rame..
Dan ingat!... Saya gak ngeladenin request reading...
Love you guys.. (siders & readers ) // kalo masih ada // ya masih ada dong #maksa...
Many love from me..
مريا الفة // ٢٢ ينيو
ESTÁS LEYENDO
INTROVERT
Novela Juvenil#16 in introvert #19/01/2019 #18 in Introvert #06/06/2019 Credits Beautiful pic from Anna Abola Art -when a introvert girl fall in love- -a same love that's will changing her self and it started when she's get a papercranes - by '22yuniyu' ...
Chapter 32
Comenzar desde el principio
