Chapter Sembilan Belas - Kilas Lalu

24.4K 1.5K 386
                                    

Karin dan Elthan akhirnya kembali lagi nih 😁

Aku sengaja update sekarang, biar nanti pas kalian bangun, bisa langsung baca ✌

Jangan lupa untuk vote+komentar sebanyak-banyaknya, ingat satu komentar dari kalian udah ngasi aku semangat untuk terus lanjutin cerita ini❤

Please, jangan komen next atau lanjut ajaaa ✌

Happy reading, guys! ❤

------

"Untuk mu, jangan pernah lepasin ini dengan alasan apa pun, kau mengerti?"

Karin mengangguk seraya mengenggam kalung yang baru saja El pasangkan di lehernya. Ia menatap El bingung sekaligus takut. 

"K-kenapa?"

"Apanya?"

"Kenapa tak boleh dilepas?

El melepaskan tangan Karin dari kalung itu dan gantian ia yang mengenggamnya, "Ini bukti kau milikku sampai kapan pun."

Karin mengigit bibir bawahnya, jantungnya berdebar dengan keras. Ini bukan debaran karena ia malu mendengar kata-kata itu, namun ini debaran kekhawatiran. Jika El berkata seperti itu, itu berarti ia tidak bisa lepas dari El bukan? Apa selamanya ia akan terikat oleh El? Tidak, ia tidak mau itu terjadi, ia ingin bebas seperti dulu.

Karin melirik sekitarnya, kantin sekolah nampak ramai seperti biasa, tapi mereka semua mengabaikan Karin dan El yang duduk dipojokan. Tidak ada satu pun yang berani mendekati atau melirik ke arah mereka. 

"Apa yang kau lihat? Kau tidak mendengarkan ku, bukan?"

Karin kembali menoleh ke samping, wajah datar dan dingin El kini muncul kembali, "Aku mendengarkan mu." Ucap Karin berusaha terdengar yakin.

"Benarkah? Baiklah, kalo begitu aku menunggu mu nanti malam." El tersenyum lembut sambil menepuk-nepuk pucuk kepala Karin.

Karin hanya tersenyum kikuk dan mengangguk kepalanya pelan, ia merasa gugup setengah mati sekarang. Sebenarnya ia tidak mendengar apa pun yang dikatakan oleh El, tapi jika ia berkata bahwa ia tidak mendengar perkataan El, El pasti akan marah dan urusannya akan lebih panjang, terlebih lagi mereka saaat ini berada di sekolah. 

Suara bel terdengar, itu artinya waktu istirahat sudah habis, diam-diam Karin menghela nafas lega. Setidaknya ia terselamatkan untuk sementara waktu. El bangkit berdiri sambil mengulurkan tangannya, Karin dengan segara menyambut uluran tangan itu. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan menuju kelas. Hal ini sudah biasa semenjak hari pertama mereka pacaran, tentunya El yang memerintahkan hal tersebut. El tidak ingin siapa pun berani mendekati miliknya dan Karin cuma bisa mengikuti kemauan El.

Tak terasa waktu yang menegangkan untuk Karin terlewati, mereka tiba di depan kelas Karin. Karin secara perlahan melepaskan tangannya dari tangan  El, ia lalu tersenyum manis pada El.

"Sampai jumpa pulang sekolah." 

El mengangguk, "Tunggu aku nanti." Karin mengangguk patuh.

Tangan El mengelus pipi Karin dengan lembut, ia kembali menunjukkan sebuah senyum lembut pada Karin. Hampir seluruh siswi yang berada di koridor atau dalam kelas Karin menahan nafas melihat senyum El, mereka tahu bahwa El sangat jarang untuk tersenyum seperti itu. Bukan jarang lagi, tapi hampir tidak pernah.

"Ingat nanti malam, sweetheart. Ku harap kau tidak lupa karena aku tidak mau menghukum mu." Ucap El pelan, nyaris berbisik di depan Karin.

Karin kembali mengangguk, namun kali ini ia mengganguk ragu, ingin sekali ia bertanya kepada El, tapi rasa takutnya lebih besar. Akhirnya El kembali menuju ke kelasnya sendiri, sedangkan Karin hanya bisa menghela nafas berat sambil berusaha menebak-nebak apa yang harus ia lakukan nanti malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Angel of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang