Chapter Delapan - Paksaan

42.8K 2.3K 122
                                    

Karin membuka matanya perlahan, ia meringis pelan saat berusaha bangun dari tidurnya. Ia tidak melihat El berada di sampingnya, ia bahkan tak tahu kapan ia tertidur. Ia hanya mengingat terakhir kali ia berada dalam pelukan El.

El kembali dan ia membawa Karin kembali padanya juga. Karin pernah bertanya kepada dirinya, apa yang luar biasa dari dirinya sehingga membuat Elthan ingin memiliki dirinya.

Karin yakin bahwa El sadar jika Karin tidak memiliki perasaan apa pun terhadapnya. Tapi, apa El akan peduli? Ia rasa tidak. El tidak ada peduli ia memiliki perasaan terhadap El atau tidak.

El pasti akan memaksa perasaan Karin untuk menjadi miliknya juga. Bisakah Karin bertahan dan tidak jatuh dalam pesona El?

Setelah beberapa saat melamun, Karin baru menyadari bahwa dirinya sudah tidak memakai pakaiannya kemarin, ia mengenakan sebuah kemeja biru muda milik El. Mukanya mendadak merah padam ketika berpikir bahwa El yang menggantikan pakaiannya.

El melihat semuanya.

Pikiran Karin terhenti ketika ia melihat Elizabeth, kepala pelayan yang kemarin menyambutnya masuk bersama dua pelayan wanita lainnya.

"Selamat pagi, Nona. Perkenalkan saya, Elizabeth, selaku ketua pelayan di rumah ini." Elizabeth memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.

"Pelayan yang memakai baju warna biru ini, bernama Ann. Ia akan menjadi pelayan pribadi Nona."

"Sedangkan pelayan yang memakai baju warna hijau ini, bernama Della. Ia akan bertanggung jawab kepada semua makanan yang akan Nona makan selama di rumah ini."

Ann dan Della menundukkan kepala mereka dengan sopan ketika Elizabeth memperkenalkan mereka kepada Karin.

Karin merasa tidak enak ketika mereka bersikap sopan kepadanya. Ia bukan siapa-siapa di sini jadi tidak perlu memperlakuan dirinya seperti seorang ratu. Ia merasa tidak pantas.

"Jangan seperti itu, aku merasa tidak enak jika kalian bersikap terlalu sopan kepada ku. Bersikap santailah ketika bersama ku." Ucap Karin ramah dan tersenyum kepada mereka.

"Tidak bisa, Nona. Sudah seharusnya kami bersikap seperti ini." Balas Elizabeth sopan.

"Kami diperintahkan oleh Tuan El untuk memandikan sekaligus mengobati luka Nona." Tambah Elizabeth.

Karin menghela nafasnya, ia bukan anak kecil lagi yang butuh pelayan untuk memandikannya.

"Aku bisa mandi sendiri." Tolak Karin halus.

"Maaf, Nona. Ini perintah dari Tuan El, kami tidak bisa menolak." Terang Elizabeth sopan.

Karin menarik nafasnya panjang, jika ini sudah perintah mutlak dari El, siapa yang berani melawan? Ia sendiri tidak bisa melawan perintah El.

"Baiklah." Jawab Karin pasrah.

"Ann, bantu Nona Karin untuk mandi. Sedangkan Della akan mengobati luka Nona Karin." Perintah Elizabeth kepada Ann dan Della, lalu mereka mengangguk patuh.

"Mari saya bantu, Nona." Ucap Ann sopan dan membantu Karin turun dari kasur.

Elizabeth sudah keluar terlebih dahulu ketika berpamitan dengan Karin sebelum Karin mandi. Ia juga memberikan sebuah salep kepada Della untuk dipakaikan kepada Karin.

Setelah selesai mandi, Della dengan perlahan dan lembut mulai mengobati luka cambuk Karin. Karin sesekali meringis saat merasakan tangan Della menyentuh lukanya.

Karin langsung mengenakan pakaian yang telah disiapkan oleh Ann, sebuah gaun berwarna navy yang sangat cocok untuk kulitnya.

Tok tok tok

Angel of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang