Chapter 4 - Bertatap Muka

41.1K 2.5K 83
                                    

Karin menghela nafas panjang, setelah mengetahui CEO perusahaannya adalah El, rasanya ia ingin mengundurkan diri. Mungkin El belum menyadari keberadaan dirinya, karena ia hanyalah pegawai baru. Tapi, bagaimana jika lamban laun El menyadari keberadaanya? El tidak akan melepaskannya. Karin jamin akan hal itu.

"Sial." Karin memukul mesin fotocopy saking kerasnya hingga menarik perhatian teman-teman kantornya.

"Hei, anak baru. Apa yang kau lakukan dengan mesin fotocopy itu?" Ujar Jessica, senior Karin yang sexy. Jessica terkenal dengan akan ke-sexy-an tubuhnya. Laki-laki mana yang tidak akan dengan bentuk tubuhnya? Apalagi ia selalu menggunakan kemeja ketat yang menonjolkan dadanya yang besar itu dan rok pendek yang memperlihatkan kakinya yang jenjang dan mulus.

Jessica mendekati Karin sembari melipat kedua tangannya, ia menatap Karin angkuh, "Aku bertanya kepada kau, apa yang kau perbuat? Kau ingin merusak mesin fotocopy disini?"

"Maaf, saya tidak sengaja. Mesin fotocopynya macet, jadi saya memukulnya untuk memperbaikinya." Anggap saja ini adalah alasan yang terbaik Karin miliki dan juga agar terhindar dari amukan Jessica.

"Kau pikir aku bodoh? Mesin fotocopy di kantor ini masih baru. Jadi tidak mungkin rusak, kecuali kau yang merusakannya." Ujar Jessica sinis.

Karin hanya menunduk dan terus berkata maaf.

"Aku muak dengan kata maaf mu, sekarang juga kau pergi ke tempat fotocopy yang ada di dekat kantor, lalu kau fotocopy semua ini sebanyak seribu lembar." Perintah Jessica dan Karin menatapnya tidak percaya.

Seribu lembar? Hei, ini akan sangat berat jika Karin membawanya sendiri.

"Tapi, Kak-"

"Aku bukan kakak mu, bodoh! Cepat pergi dan kembali sebelum jam dua siang." Perintah Jessica mutlak dan tak terbantahkan.

Karin hanya bisa menyimpan kekesalannya di dalam hati, ia tidak mungkin menunjukkan wajah kesalnya di depan Jessica. Jessica bisa saja memberikan tugas yang lebih berat dari ini.

"Aku akan membantu Karin." Ucap Queen, Karin menatapnya haru.

Jessica menggeleng, "Hanya dia tanpa bantuan siapa pun. Segera pergi fotocopy dan ingat kembali sebelum jam dua siang."

Setelah mengatakan hal itu, Jessica kembali ke tempat duduknya. Queen mendekati Karin.

"Aku akan meminta bantuan dari teman ku yang divisi lain, semoga saja dia akan menolong mu." Bisik Queen pelan agar tidak dengar oleh Jessica.

"Terima kasih banyak, Queen." Karin benar-benar berterima kasih kepada Queen.

Queen mengangguk, "Cepatlah pergi, sebelum nenek sihir itu mengamuk."

Karin tersenyum lalu melirik jam sesaat, waktunya hanya ada empat puluh menit untuk mengfotocopy seribu lembar, ia berharap waktunya cukup.

Setelah keluar dari ruangannya, Karin mengutuk Jessica dalam hati. Ia tetap harus berhati-hati dengan ucapannya, teman Jessica ada dimana-dimana, bisa saja ketika Karin mengutuk Jessica, salah satu mendengarnya lalu melaporkan hal itu kepada Jessica.

Karin berhenti di ruangan marketing, Queen mengirimkan pesan kepadanya bahwa teman ia bisa membantu Karin dan ternyata teman Queen adalah salah satu bagian marketing.

Karin mengetuk pintunya, lalu tak berapa lama pintu itu terbuka.

"Maaf menganggu, apakah aku bisa menumpang fotocopy file disini?" Tanya Karin kepada lelaki yang berdiri di depannya saat ini.

Angel of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang