Chapter Empat Belas - Pemenang

24K 1.6K 103
                                    

Kebiasaan update tengah malam wkwkwk,
Masih ada yang bangun nggak nih?

Happy reading, guys 💞

----

"Apa yang kau cemaskan, Kar?" Tanya Queen yang sedari tadi bingung akan sikap Karin. Temannya ini tidak mau keluar dari ruangan mereka, ia bahkan meminta Queen dan Sasha untuk membelikan makanan untuknya.

Queen juga menangkap basah Karin mengendap-endap pergi ke toilet. Karin juga menolak ketika ia dan Sasha mengajaknya ke kantin untuk makan bersama, padahal biasanya Karin yang paling semangat untuk ke kantin. Apalagi, sekarang Jessica sudah tidak ada, jadi mereka bisa istirahat dengan tepat waktu.

Jika dulu, ketika masih ada Jessica, Karin dan yang lainnya harus menunggu Jessica keluar dari ruangan dulu baru bisa makan, jika tidak ya jangan berharap. Saat ini, posisi  Jessica sudah digantikan oleh asistennya dulu, Monica. 

Maka dari itu,  Queen dan Sasha menatap curiga Karin saat ini, perilaku Karin sangat aneh bagi mereka berdua.

"Betul, aku daritadi bingung dengan sikap mu, kau seolah-olah sedang mencemaskan sesuatu." Timpal Sasha sembari memberikan roti dan susu pada Karin.

Karin menerima lalu memakannya, ia hanya menggeleng pelan lalu melirik jam kembali. Ini baru pukul satu siang dan masih ada waktu empat jam untuk dirinya berhasil memenangkan game konyol ini.

"Kau mau pulang cepat? Apa terjadi sesuatu di rumah mu?" Tanya Queen kembali.

Karin menggeleng cepat kepalanya, "Tidak ada, semua baik-baik saja." 

"Sedaritadi kau mengendap-endap kemana pun kau pergi, Kar." 

"Aku tidak melakukan hal itu." 

"Kau melakukannya, dari awal kau datang hingga saat ini. Sebenarnya ada apa?" 

"Apa ada seseorang yang mengutit mu?" Tanya Sasha khawatir.

Karin hampir saja memuntahkan makanannya karena pertanyaan Sasha, pengutit? Apa El bisa dibilang pengutit dirinya? Seperti bisa. Laki-laki itu bisa tau apa saja ia lakukan atau kemana pun ia berada. Ia bahkan bisa tau dengan siapa saja dirinya bertemu dan ada urusan apa. Sangat detail.

Tapi, tunggu sebentar. Jika, El bisa tahu dirinya dimana saja, bukankah artinya ia tidak bisa dari game konyol ini? Kenapa ia baru sadar sekarang? Laki-laki licik itu tidak mungkin membiarkan dirinya menang dengan mudah, betapa bodoh dirinya.

Nafsu makan Karin menghilang, ia menaruh kembali roti yang sisa setengah itu ke dalam bungkusannya lagi. Bahunya mendadak lesu, ia seharusnya tahu bahwa ia tidak akan bisa menang dari El. Harapannya sia-sia.

"Ada apa? Mengapa kau mendadak lesu begini? Apa aku benar? Kau sedang diikuti seseorang, bukan? Siapa? Siapa orang itu, Kar? Apa kita perlu memanggil polisi? Kurasa iya, aku akan menelfon polisi saat ini juga." Sasha terus bertanya lalu tangannya sibuk mengetik nomor polisi setempat, ia terlihat sangat panik.

Queen memutar matanya malas, Sasha terlalu panik menurutnya. Karin belum juga menjawab semua pertanyaan tapi ia sudah menyimpulkan sendiri. Queen menarik handphone milik Sasha lalu menatapnya sedikit kesal.

"Karin belum menjawab, kau terlalu panik." Ujar Queen sembari mematikan handphone Sasha.

"Aku khawatir, apa kau tidak khawatir?"

"Tentu saja, aku khawatir. Tapi, kita harus mendengarkan cerita sebenarnya dari Karin, kau tidak bisa menyimpulkan sendiri." 

"Tapi, Karin tidak mau cerita daritadi." Ucap Sasha merajuk kepada Queen, ia hanya khawatir dan Queen tidak mengerti hal itu. Ia sudah menggangap Queen dan Karin seperti saudaranya sendiri.

Angel of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang