"gue gak punya waktu buat ngeliat muka dia, jadi gue cuman bilang kalo. Kakinya salah tempat" apa yang diucapkan Hani langsung menimbulkan kerutan didahi Iva.
"Trus dia ngangket kakinya gitu?" apa yang akan diucapkan oleh Iva langsung disambar oleh Eca.
"ya enggak lah" Hani terlihat cemberut saat mengatakannya, Iva dan Eca yang kembali saling pandang langsung berspekulasi kalau Hani memohon agar tangannya berhenti diinjak.
"bukannya diangkat, kakinya malah makin nekan bikin gue kesel, langsung aja kakinya yang mulus itu gue pukul, kayaknya rada keras deh soalnya kedengeran bunyi plak gituh" Hani menggaruk kepalanya yang tidak gatal "gue keterlaluan ya? " gadis itu menatap Iva dan Eca yang nampak terkejut dengan perubahan Hani yang baru mereka sadari dan terlihat drastis.
"daebak! " Eca berucap refleks.
"elo gak lagi sakit kan? " tanya Iva, gadis itu langsung sibuk mengecek kondisi suhu tubuh Hani.
....
"gue pusing " gumam Marco saat melihat Zandar dan juga Elang yang saling toyor menoyor saat menuju kelas .
Entahlah tapi menurut Marco, seolah Lyora meremehkan Zandar. Meskipun Zandar sedang tidak satu kubu dengan Alvin, tapi Zandar tetaplah Zandar. Orang yang kelewat jenius dalam urusan membuat strategi hanya karena pemuda itu sering bermain game.
"gue emang kalap, tapi gue gak tau kalo Zandar bakal kelewat marah" pemuda itu kembali bergumam. "habis pulang sekolah gue harus bicara sama itu mak lampir"
.....
"Za-Zandar!" Teriak semua orang ketika melihat Zandar yang berlarian tersandung kursi panjang saat akan pulang sekolah, pemuda itu langsung terguling meskipun ia langsung bangun dan memegangi kaki yang sudah menendang pinggiran kursi dengan keras hingga membuat kursi panjang yang lumayan berat itu bergeser cukup jauh dari tempatnya.
"kita gak ke UKS dulu aja? " Elang berjongkok didepan Zandar dan tersenyum lebar.
"gue gak minat kali!" sahut Zandar saat Elang membantunya berdiri .
"Yaudah! " Elang langsung melepaskan pegangannya pada Zandar, membuat pemuda itu langsung kehilangan keseimbangan karena tidak bisa menginjakkan kakinya yang masih terasa nyeri.
"iya - iya kita ke UKS! Elo mah gila UKS " tangan Zandar terangkat, minta ditarik oleh Elang.
"gitu dong! " pemuda itu memapah Zandar menuju arah yang berlawanan dengan siswa maupun siswi yang lain, UKS memang terletak di bagian dalam sekolah.
...
"bengkak sih kak! Namanya juga nendang kursi sampe geser" seorang gadis terlihat sibuk menekan - nekan bagian kaki Zandar, terkadang terasa sakit jika yang ditekan bagian kaki Zandar yang membengkak dan terkadang terasa biasa saja jika yang ditekan bagian lain.
"dikompres sebentar juga bakal mendingan" gadis itu tersenyum simpul, gadis lain yang sejak tadi menyiapkan bak berisi air es datang membawanya.
"gue aja yang ngompres! Lo berdua pulang aja" Elang langsung mengambil alih bak yang gadis penjaga UKS itu.
"Oke! Buat kunci UKS nanti ada kok temen kita yang ngunci satu jam lagi, dan cukup sekitar lima belas menit kok ngompresnya " gadis yang sejak tadi bersikap layaknya dokter membuat Zandar ingin tertawa sendiri.
"impian dia jadi dokter kali ya? " pemuda itu berucap saat yang dibicarakan sudah tidak ada lagi.
"bisa jadi! " Elang hanya mengangguk lalu mengompres kaki Zandar dengan handuk yang sudah dicelupkan ke air es.
Untuk beberapa menit, mereka hanya menghabiskan waktu dalam diam.
"elo punya rencana gak? " tanya Elang tiba - tiba, membuyarkan lamuman Zandar yang entah apa.
"gak ada, gue cuman terlalu fokus mergokin dia lagi bicara sama Marco sampe gak mikirin gimana caranya bikin dia ngaku didepan anak - anak! " Zandar tersenyum lebar.
"cuman mergokin nih?" Elang bergumam pelan, dan langsung membuat Zandar mengangkat sebelah alisnya.
"ia cuman mergokin" Zandar tersenyum tipis.
"trus setelah itu gue bakal ngebongkar isi tasnya didepan Alvin " sambung Zandar dengan senyuman setannya. "gue gak suka ada orang yang ngadu domba gue sama Alvin, ngerjain gue? Oke fine gue gak kesel - kesel amat, tapi dia malah make Hani buat ngerjain gue, dan bikin Alvin mandang gue dari sudut pandang lain"
"trus kalo itu malah berbalik dan bikin Alvin makin marah sama lo gimana? " Elang menatap Zandar seakan - akan ia ingin mendengar rencana cadangan jika hal itu benar - benar terjadi.
"lo ngarepin gue mikirin rencana lain? " Zandar mengangkat sebelah alisnya. "gue males ah sama orang yang gak percaya sama gue Lang"
Pemuda itu langsung mengambil sepatunya dan memakai kaos kaki yang ia sumpalkan didalamnya ketika akan diperiksa oleh anak UKS tadi.
"ngapain lo? " tanya Elang saat melihat Zandar memasang sepatunya.
"gue masang sepatu" sahut Zandar tak perduli membuat Elang memutar bola matanya, ia tau Zandar sedang memasang sepatu tapi bukan itu maksudnya.
"maksud gue, ngapain elo masang sepatu, kaki lo belum selesai di kompres " Elang mengangkat bak air tepat didepan wajah Zandar, agar pemuda itu sadar kalau acara mengompres kakinya belum selesai.
"Udahlah, bisa dilakuin dirumah ngapain gue lama - lama di sekolahan" Zandar nyengir lebar lalu turun dari tempat tidur UKS tempatnya sedari tadi duduk.
"pulang yok! " Zandar menarik tas Elang dengan paksa.
"ah elo yang ngebet pulang kan Zandar? Pulang duluan aja, gue mau ngeberesin ini dulu" Elang menggoyangkan bak yang masih setia ada ditangannya.
"Yaudah gue duluan" Zandar berjalan dengan lambat keluar dari UKS.
"Oya" Elang berteriak, membuat Zandar berhenti berjalan dan menoleh pada Elang "elonya pulang naik taksi aja "
"itu kelewatan lebay kali" sahut Zandar. Jarak rumah Zandar dari sekolah tidak sejauh itu sampai ia harus menaiki taksi.
YOU ARE READING
INTROVERT
Teen Fiction#16 in introvert #19/01/2019 #18 in Introvert #06/06/2019 Credits Beautiful pic from Anna Abola Art -when a introvert girl fall in love- -a same love that's will changing her self and it started when she's get a papercranes - by '22yuniyu' ...
Chapter 31
Start from the beginning
