1. Taeil

19.2K 1.2K 40
                                    

Suara ketukan pintu masuk ke dalam pendengaranmu.

"Siapa sih?!" tanya kamu sedikit kesal.

"Ini aku." Kamu yang denger suara Taeil langsung merasa badmood, lalu menenggelamkan wajahmu ke bantal.

Semua ini karena kamu ngeliat si Taeil selingkuh sama Ningning di belakang kamu.

Flashback on

Kamu yang baru pulang dari kampus berniat mengajak Taeil buat jalan. Kalian selalu pulang bareng, dan ketemuan di atap kampus. Tapi sialnya, tadi kamu lihat Taeil sama si bejat lagi pelukan mesra. Memang Taeil gak merespon atau membalas pelukan Ningning, tapi kamu udah kebawa emosi dan langsung menghampiri mereka.

"Oh. Jadi kamu kayak gini dibelakanh aku? Aku bener-bener gak nyangka." Air mata yang tertahan sejak tadi mengalir begitu saja dari kedua matamu.

"Ini ga kayak yang kamu liat, aku bisa jelasin."

"Kamu mau jelasin apa lagi? Kamu udah bosen sama aku? Kamu mau kita pisah? Itu 'kan yang mau kamu jelasin sama aku?"

Setelah itu kamu pergi, dan memutuskan untuk pulang sendiri ke rumahmu. Di halte kamu cuma bisa menahan air mata.

Sesampainya di rumah, kamu melepaskan sepatumu dan melemparnya ke sembarang arah. Kakimu melangkah ke kamar dan membanting pintunya, tidak lupa menguncinya.

Flashback off

"Lo ga perlu jelasin apa-apa lagi. Gue udah tau lo udah ga mau sama gue. Gue emang bukan tipe lo." Ucapmu sambil menangis.

"Tolong, kamu dengerin aku dulu. Tolong buka pintunya." Taeil tetap mengetuk pintunya perlahan.

Tidak ada jawaban darimu.

"Aku tunggu sampai kamu buka pintunya. Aku ga akan kemana-mana."

Kamu yang sudah terbawa emosi memilih untuk diam. Sementara dentingan suara jam membawamu tidur.

###

Waktu menunjukan pukul 17.00.

Kamu meregangkan badanmu, dan mendudukan dirimu di kasur.

"Astaga, udah jam 5 sore." Kamu panik ketika melihat jam dinding.

"Si Taeil kemana, ya?" Ucapmu heran.

Kamu memang sosok yang baik, dan itu yang membuat Taeil jatuh ke pelukanmu.

Kamu membuka pintu kamar, dan nampaklah sosok laki-laki yang tertidur. Dia merebahkan punggungnya di dinding dan memeluk kedua kakinya.

"Taeil.  Eh, bulan. Bangun dong, udah sore nih." Kamu coba untuk membangunkan dia, tapi Taeil malah meraih tanganmu dan menggenggamnya erat.

Kamu berusaha melepaskan tangan Taeil darimu, tapi sia-sia. Tanpa pikir panjang kamu jitak kepala Taeil cukup keras.

"Aduh, sakit tau!"

"Bangun juga lo. Gue susah tau bangunin lo, tau ga?" Kamu ngedengus kesal.

"Eh, maaf."

"Taeil, soal yang tadi di atap." Kamu menunduk dan memainkan ujung bajumu.

"Aku bakal jelasin, tapi ada syaratnya."

"Kita masuk ke kamar dulu, ya. Ga enak banget ceritanya sambil ngemper di lantai."

Kamu jitak lagi kepala Taeil.

Taeil meringis kesakitan, "Ga usah dijitak kenapa?"

Taeil mengusap-usap kepalanya.

Kamu mengajaknya masuk ke dalam kamar, dan Taeil mulai menjelaskan. Sebenarnya Ningning tiba-tiba memeluknya tanpa alasan.

"Jadi, kamu maafin aku kan?" Taeil memasang puppy eyes andalannya.

"Dih, jijik sih muka lo." Kamu menoyor kepala Taeil pelan.

"Maafin aku, ya? Ya? Ya?" Tanyanya masih dengan wajah imut.

"Iya, iya." Ucapmu pasrah.

"Yang ikhlas dong, (Y/n)."

"Mau aku jitak lagi?" Kamu mengepalkan tanganmu di depan wajahnya, bersiap menjitaknya lagi.

"Ampun, ampun." Taeil menutup wajahnya dengan bantal.

"Udah. Beliin aku es krim, ya?" Ucapmu.

"Iya." Taeil mengusap pelan kepalamu.

***

Hello, guys! Komen dan kritiknya, dong. Aku sadar banget kata-kata aku tuh banyak yang ambigu, dan tanda bacanya acak-acakan. Hihi.

Gimana nih? Mending bahasanya setengah-baku kayak gini atau kemaren?

Happy Reading^^

NCT Imagine [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang