Chapter 12: There's Always Trouble

16.5K 742 17
                                    

MARISSA STRIX'S POV

Aku pergi dari Grayson karena aku dari tadi melihat pantai dan ombak yang tenang di sini. Aku sengaja menggunakan pintu samping karena dengan begitu berarti aku bisa menggunakan pantai privat milik restoran ini.

Grayson cengo sih ampe berapa menit gak sadar-sadar, jadinya aku tinggalin deh. Tapi aku penasaran juga sih sama cewe itu.

Pasti spesial banget.

Aku sudah berada di atas pasir lembut putih ini dan aku segera melepaskan high heels yang sedari tadi telah membuat kakiku lelah. Ketika pasir menyentuh kakiku rasanya sangat lega.

Aku menengok ke atas langit dan melihat bintang bertebaran di sana. Sungguh indah, aku tidak bisa melihatnya jika di New York maupun Jakarta.

Malam ini sangat tenang dan aku terus berjalan mendekati bibir laut. Ombaknya tidak besar. Walaupun aku menggunakan dress, aku rasa Grayson tidak akan keberatan jika ini basah.

Dengan pelan aku menarik dress-ku agar tidak terlalu kena air.

"Marissa?!"

"MARISSA?!"

"Where are you?"

Aku mendengar di kejauhan. Huh? Namaku disebut?

Aku menengok dan benar saja di situ Grayson yang tampak bernafas cepat juga keringat terlihat di kepalanya.

"Ada apa?" Tanyaku polos.

"Kok lo gak bilang-bilang kalo mau ke sini? Gue panik tau gak! Gue kira lo diculik," kata dia sambil memberi signal tangan ke belakang di mana di sana ada member geng-nya yang lain dan mereka pergi.

"Ya abisnya lo cengo aja tadi. Ya udah gue tinggal," kataku santai sambil bermain dengan air.

"God! Marissa lo tau kan kalo itu bahaya? Lo gak boleh sendirian! Apalagi ngilang-ngilangan gitu. Lo lupa kejadian di New York? Kok gak takut sih," katanya berentetan dengan nada frustasi.

Aku jujur memang takut, tapi rasanya di sini aman-aman saja. Jadi ya apa salahnya.

"And what are you doing now?" Tanyanya lagi sekarang dengan kedua alis terangkat.

"Playing," kataku singkat.

"Pake dress gitu? Very ladylike," katanya dengan nada sarkastik.

Tidak sengaja ketika aku berjalan. Kakiku menciprati. Tuxedo mahalnya. Seketika aku menatap matanya dan terkekeh.

"Oh you're so in trouble, Marissa," katanya pelan dengan nada yang jatuh beberapa oktav. Dengan tatapan evilnya, ia melepas jasnya dan menggulung kemejanya.

Seperti tau kodenya. Aku langsung berlari dan tertawa seperti orang gila.

Tidak berapa lama kemudian dia menerkamku dan kita berdua jatuh ke air yang lumayan dingin ini.

Aku dan Grayson basah kuyub dan kita berdua tertawa bersama. Astaga! Kita memang seperti anak-anak. Pakaian saja boleh elegan, tapi perilaku masih bocah.

Hehe...

Setelah beberapa saat tertawa, kami berdua diam dengan senyum tetap bertahan dan saling bertatapan.

"Why aren't you afraid after all these mess?" Tanyanya memecah keheningan sambil menyibakkan helaian rambut dari wajahku.

Memang aku takut, tapi bukan takut yang terlalu bagaimana. Ntah mengapa tapi aku merasa aman bersama dia dan aku tau bahwa bahaya tidak berani datang jika aku berdekatan dengannya.

The Heart of a Beast (COMPLETED)Where stories live. Discover now