Chapter 1: What just happened?

40.1K 1.9K 44
                                    

MARISSA STRIX'S POV

Aku berlari entah dari apa itu.. rasanya dia semakin mendekat, aku tidak tau aku berlari dari siapa tapi yang pasti aku ketakutan. Serasa seperti berjalan ditempat. "Where are you my sweet Marissa?" Aku pun berteriak tapi tidak ada suara yang keluar dari mulutku. Mengapa aku tidak bisa bergerak?

"Baby you can run but you can't hide from me.."  kata suara maskulin itu. "Who the hell are you! Leave me alone!" Akhirnya aku menemukan suaraku.

Tiba-tiba aku merasakan hembusan nafas seseorang di belakangku. "Cause you are mine" Aku pun berteriak sekencang-kencangnya.

THIRD PERSON'S POV

BEEP.. BEEP.. BEEP..

"Cepat ambilkan alat kejut jantungnya!" Teriak seorang dokter.

"200 volt clear!" Dan alat kejut itu bekerja membuat dada Marissa ikut naik. "300 volt clear!" Dan kembali lagi membuat dada Marissa naik.

Monitor jantung pun kembali memberikan tanda-tanda kehidupan Marissa. "Astaga dia sudah seperti ini 2 kali. Saya tidak yakin jika dia bisa kembali jika ia mengalami ini ke-3 kalinya." Ucap dokter tersebut pada suster-susternya.

"Bagaimana keadaan dia dok?" Tanya seorang pemuda. "Keadaanya masih belum stabil, Tuan." Jawab sang dokter dengan sedikit menunduk karena ia tau sedang berhadapan dengan siapa.

"Kapan dia bisa bangun, dok?" Tanya kembali pemuda berusia 22 tahun itu dengan dingin yang membuat banyak orang bergidik dari radius 100 meter. "Saya tidak tahu Tuan, pelurunya memang telah dikeluarkan, tetapi sepertinya tekanan sebelumnya dan juga kondisi fisiknya dari awal tidak mendukung. Sekarang ini semuanya ada di kuasa Tuhan" kata dokter itu dengan nada bergetar.

Pemuda itu langsung mencengkram pakaian dokter itu dan berkata dengan nada rendah. "Jangan pernah Anda menyebutkan nama Tuhan lagi di depan saya. Dan saya beri tahu ini, jika gadis ini tidak bangun atau lebih tepatnya mati..." pemuda itu melepaskan cengkramannya dari dokter malang itu dan berbalik badan menuju pintu keluar. "... maka jangan harap Anda akan hidup"

Dengan begitu pemuda itu keluar dari kamar Marissa.

3 minggu kemudian

MARISSA STRIX'S POV

BEEP.. BEEP.. BEEP

Duh apaan sih suara itu?! Batinku. Ganggu orang tidur sumpah.

Aku mencoba untuk membuka mata tapi terlalu silau sehingga aku harus mengedipkan mata berulang-ulang.

"Loh di.. ma.. na.. ini??" Aku terbatuk-batuk dan tiba-tiba di depan mulutku ada segelas air. Tanpa berpikir panjang aku pun meminumnya habis.  Aku akhirnya menengok keatas, lebih tepatnya menengok ke orang yang telah memberikanku minum tersebut.

Dan yang aku liat sungguh membuatku menelan ludah. Hidung mancung, rahang yang bisa menusuk orang, mata secerah warna langit, dan juga badannya yang hanya bisa dilihat di majalah-majalah walaupun ia mengenakan kaos hitam dengan jaket kulitnya.

"Kamu belum cukup menatapku?" Dengan senyum seksinya yang membuatku memalingkan wajah.

"Di mana aku?" Tanyaku yang bingung dengan keaadan ini. "Seperti yang bisa kamu lihat.. ini adalah sebuah rumah sakit." Jawab pemuda itu dalam Bahasa Indonesia yang membuat aku terbelalak.

The Heart of a Beast (COMPLETED)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora