Chapter 7: A Little Bit from the Past

21.7K 1K 8
                                    

MARISSA STRIX'S POV

Setelah rasanya sangat lama duduk di mobil mewah Grayson ini, akhirnya kami turun. Akhirnyaaaa. Karena sedari tadi setelah insiden Grayson Pemarah muncul, suasana di mobil berubah menjadi sedikit mencekikkan.

Aku melihat sekitarku dan yang kulihat sungguh membuatku terkejut, senang, sekaligus kaget. Ternyata Grayson membawaku ke taman bermain? Wah rasanya sudah lama sekali aku gak main. Gila ini impian banget!

Aku segera menengok ke Grayson dengan tatapan berterima kasih. Lalu dia langsung berada di sampingku dan berkata, "Lain kali kalo mau turun dari mobil tunggu gue yang bukain." Katanya kaku.

Perlu beberapa detik untukku merespon, apakah dia mencoba untuk menjadi romantis atau gimana?

"Emang kenapa?" Tanyaku sambil melarikan pandanganku dari matanya yang menghipnotis itu dan kembali melihat ke pintu masuk besar taman bermain ini.

"Gak pa-pa, cuman itu namanya manner aja, udah ayok kita masuk!" Katanya segera. Dia pun menarik tanganku dan aku harus setengah berlari untuk mengikuti langkah kakinya yang panjang itu. Ya, aku sih emang gak pendek, tinggi aku 172 cm tapi tetep aja ini kakinya panjang banget.

Setelah kita berada di depan pintu gerbang, aku kira kita akan mengantri dan membeli tiket seperti manusia pada umumnya. Tapi ternyata kita langsung masuk saja dan justru security-nya menundukkan kepalanya saat Grayson berjalan. Memang sepertinya dia sangat ditakuti.

Entah memang bagaimana rasanya tapi aku merasa nyaman ketika dia menggenggam tanganku. Aneh memang tapi aku tidak bisa menghiraukan perasaan ini. Hangat rasanya, bukan sekedar di tangan tapi menjulur ke hatiku.

Aku menengok ke arah wajah Grayson dan berpikir bahwa rasanya aku mengenal dia, tapi aku benar-benar tidak bisa mengingat siapa dia. Harusnya aku marah saat ini karena dia telah mengambil kehidupanku begitu saja. Tapi perasaan itu harus beradu dengan perasaan nyaman saat ini. Rasanya seperti disinilah tempatku seharusnya.

"Jangan natap terus nanti lo dikira fans fanatik gue." Kata Grayson tiba-tiba yang membuatku kembali dari pikiran-pikiranku dan langsung menundukkan kepala berharap agar merah yang mulai merambat di pipiku tidak ketahuan oleh Grayson.

"Mau main apa dulu nih?" Tanyanya menghiraukan fakta bahwa aku sekarang sedang blushing. Thank God.

"Eh apa yah? Emm.. Main itu tuh! Yang muter-muter itu kayaknya seru." Kataku dengan nada antusias sambil menunjuk-nunjuk permainan besar dan terlihat ekstrim tersebut.

"Yakin tingginya cukup?" Tanya Si Grayson dengan smirk khasnya tersebut.

Astaga! Sumpah rasanya dulu aku pernah mendengar kata itu. Persis. Aku tahu pasti ini lebih dari sekedar perasaan saja. Tapi apa itu?

Secara tidak sadar ternyata aku berhenti di tempat dan merasakan tarikan tangan Grayson karena aku tiba-tiba berhenti.

"Marissa?" Tanyanya bingung.

"Ah iya! Emm sorry tadi tapi gue tersinggung sama kata-kata lo. Cih" kataku sambil pura-pura memalingkan muka dari dia dan berjalan duluan ke tempat permainan itu.

Dengan cepat aku merasakan kembali kehangatan dia dan membalikkan badanku sehingga aku menatap dia. "Sorry ya?" Tanyanya begitu lembut.

Astaga dia kembali ke mode lembutnya. Apalagi dengan tatapan intensnya. OMG OMG OMG. Oke emang aku terdengar seperti anak remaja biasanya tapi mau gimana lagi wajahnya sekarang dekat banget sama aku.

Secepat kilat setelah aku kembali tersadar dari dunia Lala ku, aku langsung mundur dan mengangguk pelan karena merasa tidak tahu harus berbuat apa.

The Heart of a Beast (COMPLETED)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu