28 : Pentas dimulai

10K 605 21
                                    

Aduh.. itu siapa sih yang ada di hadapan gue?! Gue pun memandang tanpa hentinya terus tersenyum. Kok cantik sekali sih?! Gue percaya, ternyata bidadari itu emang ada ya.

Gue tak hentinya tersenyum memandang pantulan diri gue yang sedang mengenakan gaun cinderella di cermin. Ya! Itu gue. Cantik pake banget ditambah sekali deh. Hehehe...

"Sayang, perasaan kamu gimana?" Tanya Bian yang kini berdiri di samping gue dan ikut bercermin. Oh God! He's so hot!

"Gugup" Jawab gue karena emang benar kalau sekarang gue lagi dag dig dug dog. Eh! Salahin yang terakhir ya. Wkwkwkwk...

" Terus aku harus apa supaya kamu gak gugup, sayang?" Tanya Bian membuat pikiran licik gue muncul. Kerjain sesekali gak apa ya. Gak banyak juga dosanya.

" Bi.. hitungin dong" Ucap gue sambil menekan ke atas hidung gue.

" Kok hidungnya digituin sih, sayang? kaya babi loh" Ucap Bian.

" Coba hitungin upil gue ada berapa disini. Tadi sebelum ganti baju gue cek ada dua, sekarang kayanya udah nambah deh" Ucap gue semakin menekan hidung gue dan berusaha menahan tawa.

"Iya, sayang. Nambah satu" Ucap Bian mendekat dan melihat lubang hidung gue. Wkwkwk.. dia seriusan nih?

" Pinjem telunjuk dong, kelingking juga gak apa" Ucap gue.

" Buat apa?"

" Pinjem buat ngupil. Emas gue terlalu banyak di dalem. Jadi, gue mau buang beberapa. Gue mau kok bagi. Lo mau?. Hahaha...!" Gue tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Bian yang menatap gue horror.

Gue kembali menatap diri gue di cermin. Ada sesuatu yang rata membuat gue terlihat kecil dan seperti bocah SMP.

"Bi.. kok dada gue kecil ya?" Tanya gue ke Bian.

" Makanya, aku bisa kok bantuin supaya besar. Nanti aku remes-remes kan bikin gemes" Ucap Bian menggerak-gerakan jarinya di hadapan gue.

Pletak

Gue langsung menjitak kepalanya. Kalau ngomong tuh mulut kaya gak pernah disekolahin. Lagian, salah gue juga sih pake nanya gitu ke Bian. Udah tau Bian mesum, gue malah nanya dia.

"Sebentar lagi" Ucap salah satu kru yang bertugas di belakang panggung. Sebentar lagi gua bakal tampil. Dag dig dug dog coy!

" Sayang, kamu hapal semua-kan dialognya?"Tanya Bian.

"Ya, gue hapal"

Tapi, awalnya doang. Sedikit.

Ucap gue dalam hati. Wkwkwk... gue seriusan loh. Gue cuman hapal awalnya doang. Palingan teksnya gak jauh beda sama cerita di film-film itu kan? Gue bisa buat kata-kata sendiri kalau lupa.

"Cinderella masuk"

Gue langsung memasuki panggung. Lebar dan gue sendiri di atas panggung karena awal cerita memang mengisahkan cinderella yang sendiri dahulu.

Gue menatap ke arah penonton. Ramai banget guys. Para orang penting duduk di paling depan,sedangkan dibelakangnya penuh dengan murid dari sekolah gue dan sekolah Bian. Belum lagi masyarakat lain yang ikut menonton.

Ayo Al! Lo pasti bisa! Gue terus menyemangati diri gue sendiri.

"Rembulan tenggelam digantikan raja siang yang terbit dari ufuk timur. Aku hanya seorang gadis lemah yang pasrah akan takdirku. Suara kicauan burung menjadi temanku di pagi hari dan ricitan tikus menjadi temanku tidur." Dengan suara keras dan hasil latihan gue selama ini.

"Apa yang bisa di lakukan seorang gadis lemah untuk bisa mengubah kehidupannya? Panggil aku Cinderella. A..."

Gue terdiam sambil membuka mulut gue hendak meneruskan kalimat selanjutnya membuat penonton menatap gue. Semua mata menatap gue!

WAY?Where stories live. Discover now