15 : Rumah Bian

23K 1.3K 15
                                    

VOTE sesudah/sebelum membaca kawan :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE sesudah/sebelum membaca kawan :)

" Turun"

Ucap Bian keluar dari mobil masih dengan senyum yang mengembang tak lepas dari wajahnya. Sejak dari tadi di dalam mobil. Dia enggak mikir apa kalau wajahnya kaya gitu bikin gue takut.

Apa jangan-jangan Bian itu psikopat?! Dia mau bunuh gue gegara gue sering jahat ke dia. HUWAAAA!! Abangg...!! Dedek enggak mau mati muda... dedek gak mau jadi hantu perawan! Setidaknya biarin dedek seneng dulu! HUWAAA!!

" Masih gak mau turun? Mau aku cium sayang?" Tanya Bian tiba-tiba di samping gue. Sejak kapan pintu mobil disamping gue ini kebuka? Gue terlalu banyak menghayal aneh-aneh sampe gak nyadar Bian bukain gue pintu.

"Kita dimana?" Tanya gue saat kami sedang berdiri di depan rumah berlantai dua yang cukup besar.

" Rumah gue" Jawabnya mengetuk pintu dan mata gue melotot seketika.

Rumah Bian?! Ngapain dia ngajak gue kesini?!

" Tunggu! Di rumah lo ada siapa?" Tanya gue waspada. Yaiyalah gue harus waspada. Coba lo bayangin. Gue ada di rumah ketos mesum dan hari ini kami berdua bolos sekolah.

Baru aja gue mau mutilasi Bian di rumahnya, pintu langsung terbuka menampilkan sesosok wanita yang masih dikatakan cantik dengan senyumnya yang mengembang itu.

"Halo, Ma" Ucap Bian menyapa Mamanya. Tunggu dulu! Itu Mamanya Bian!! Mau ditaruh dimana muka gue?! Bolos sekolah sama gue dan Bian malah ngajak gue ketemu sama Mamanya?!

" Loh, udah pulang sekolah?" Tanya wanita itu, kemudian menatap gue dengan terkejut.

Lebih terkejutnya gue karena Mama Bian langsung meluk gue. Emak sama anak sama aja kalau meluk bikin sesak napas!

"Anak Mama mulai nakal ya" Ucap Mama Bian jahil menatap gue dan Bian bergantian. Sedangkan, Bian tanpa rasa bersalahnya hanya terkekeh.

"Kalian masuk dulu ya, Mama buatin minuman" Ucap Mama Bian menarik tangan gue dan menyuruh gue duduk di sofa ruang tamu bersama Bian yang ikut duduk disamping gue

DI SAMPING GUE!!

Maksud gue, Bian duduknya nempel sama gue. NEMPEL! Gak tau situasi sama kondisi apa?! Nanti Mama Bian mikir apa tentang gue?! Untungnya, Mama Bian hanya tersenyum dan langsung meninggalkan kami.

Entahlah, mungkin mengambilkan kami minum.

"Jauh-jauh napa?!" Ucap gue mendorong Bian yang terus aja nempe. Bikin gue risih! Tambah risih karena dia terus natap gue!

" Gak mau, lebih enak kaya gini" Ucapnya semakin menempelkan badannya. Bahkan, wajahnya ditenggelamin di leher gue. Bikin gue tambah risih.

" Bian! Nanti dikira lagi mesum!" Ucap gue sambil terus mendorong Bian. Percuma aja, namanya juga cowo. Tenaganya lebih kuat.

WAY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang