9 : Bian yang pintar

24.9K 1.2K 29
                                    


Gue dan Bian menoleh ke arah pintu kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue dan Bian menoleh ke arah pintu kamar. Terlihat Rendi dan beberapa teman lainnya sedang ngosh-ngoshan dan membawa plastik di tangannya.

"Huft... gak nunggu lama kan?!" Ucap Angel menghampiri gue dan Bian yang sedang duduk di tepi kasur.

"Dapet semua?" Tanya Bian dan mereka semua mengangguk. Hah? Dapet apaan?

"Gue ke dapur ambil mangkok dulu ya" Ucap Angel mengajak Tasya keluar.

" Nih sayang, pesenan kamu lengkap" Ucap Bian membuka bubur yang ia bawa.

" Nih daging sapinya, gue beli tadi. Untung aja masih ada" Ucap Rendi membuka plastik berisi daging sapi. Ini seriusan?

" Ini juga kuah baksonya. Kerupuknya masih gurih kok Al" Ucap Agung memperlihatkan semuanya padaku.

" Gue juga bawa sambel lalapannya. Untung aja masih ada di kulkas belum gue makan dan ini ceker ayamnya cuman ada dua. Cukup kan?" Ucap Nesya.

" Gak pake sayur dan bawang goreng kan?!" Bian bertanya padaku yang kubalas dengan anggukan.

" Ini sumpitnya" Rendi menyodorkan sumpit berwarna putih padaku.

" Kok bisa dapet semuanya?" Tanya gue. bodoh! Gue yang bodoh! Jelas aja Bian nyuruh temen-temennya mencar buat cariin gue bubur kaya gitu sehingga bisa menghemat waktu dan tenaga.

Kalo kaya gini mah, gak perlu sampe ke ujung dunia atau ke neraka sekalian juga bisa! Dasar Bian, kok pinter sih? Apa anak gue juga pinter ya kaya Papanya?

Eh?

" Dimakan sayang. Jangan sampe anak kita ileran" Ucap Bian senyum evil ke gue. Sialan! Gue malah balik di kerjain lagi..

Bukan Alva namanya kalau harus kalah sama ketos mesum tapi pinter macam Bian. Aha! Tiba-tiba ada lampu di atas kepala gue.

"Gue gak mau makan!" Ucap gue dan membuat Bian menatap gue penuh tanda tanya.

" Kenapa sayang?" Tanyanya lembut.

" Gak ada wortelnya!" Gue tersenyum evil penuh kemenangan dan Bian malah menatap gue tajam seakan berkata. Boleh juga.

Sedetik kemudian Bian kembali tersenyum evil ke gue. Njirr. Perasaan gue jadi kagak enak nih. Sumpah! Apalagi nampak muka Bian yang senyum terus daritadi.

" Sayang, kamu kan gak ada bilang pake wortel. Kalau gak percaya, tanya aja yang lain. Yang lain denger lo apa yang kamu pesen tadi dan kamu gak ada nyebut kata wortel" Ucap Bian penuh kemenangan.

" Iya Al, gue saksinya. Ayolah... lo harus makan" Ucap Rendi tersenyum jahil ke gue diikuti yang lainnya.

Kalau kaya gini nih namanya senjata makan tuan! Masa iya gue harus makan bubur aneh pesenan gue sendiri? Gue aja mesennya asal sesuai yang ada di otak. Sial!

WAY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang