Akupun Wanita (Petrichor)

100 3 4
                                    

Sore hari yang mendung masih menyisakan gerimis sisa hujan lebat siang tadi.

Aku berbaring dalam lamunan yang terbang kepada angan yang tak terfikirkan. Aah, mengapa aku selalu saja mengeluh akan lelahnya raga dalam kungkungan jiwa?

Ku buka jendela dalam kamar ini, lalu berhembuslah petrichor kedalam raga hingga menusuk ke jiwa.

Petrichor ..

Aah lama sekali tak kujumpai wangimu seakan kau tuntaskan dahaga ini.

Tahukah kau, apa yang aku fikirkan?

Yaah masa depan dan pernikahan. Ternyata akupun wanita pada umumnya sejauh apapun kuhindari tetap pada akhirnya akan terjadi juga.

Hitam kelam timbulkan cahaya dalam kehidupan membawaku dalam dunia yang berbeda.

Berapa kali telah kusampaikan aku berbeda namun pada kenyataannya keadaanlah yang membuatku sama.

Aku mencintai pujangga yang berkata manis tentang cinta. Mengaguminya hingga kebumbungan nirwana.

Membawa hasrat pada pandangan pertama seorang gadis belia.

Menghancurkan hati meski tetap aku nikmati.

Petrichor..

Bagaimana mungkin aku merindukan dekapan hangat dari dia yang tak aku kenal. Bagaikan seorang putri tidur yang mendambakan pangerannya. Aku sadar hidupku bukannya dalam novel khayal fiksi tingkat tinggi ataupun karya-karya shakespeare yang mendunia. Namun, akupun merindukan sang beethoven yang menyampaikan rasanya dengan fur elise nya ataupun kesedihannya yang terasa dalam setiap symphony nya.

Kelu sudah lidahku untuk berujar manis tentang anganku.Yaah, akupun wanita pada umumnya yang berandai dalam gelapnya terang. Memiliki hati yang pernah terluka karena harapan. Namun nyatanya itu hanyalah angan indah tanpa perjuangan.

Hembusan sang petrichor mengembalikan jiwaku yg berkelana pada raga yang terdiam. Haruskah aku menangis? Ooh tentu tidak, aku wanita yang sudah melalui masa itu takkan ada airmata yang akan kusia-siakan.

Menjadi kuat dan tangguh mengejar mimpi ke negeri sebrang hingga fajar menyingsing untuk membuatku berhenti sejenak bersama dunia .

Hai pria asing, akupun wanita !

Catatan: Tahun 2014
ini puisi yang mempunyai arti sangat dalam bagi penulis. Pasti di antara kalian pernah merasakan kekosongan bukan?

Lantunan Dalam BaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang