Ketika temaram perlahan merangkak pada peraduan sang manusia.
Menebar semerbak sang bunga malam.
Menapak jalan berliku, menata kilas balik penuh nestapa.
Mega-mega di langit sang cakrawala, menahan tawa pada semburat merah penuh rona.
Hantarkan rasa sepi yang bergelayut manja pada sisi dunia.
Bagaimana bisa aku mencinta tanpa bertatap muka.
Bagaimana aku merasa lelah tanpa berjuang.
Bagaimana bisa kau adalah Lelakiku?
Keterdiaman yang aku pendam timbulkan bulir-bulir kesakitan.
Bahkan kuseka pun tak menghapus sisa-sisa keseluruhan.
Jiwaku telah menjadi milikmu meski tidak dengan jiwamu.
Salahkan saja aku yang tak tahu malu ini.
Teriakkan saja nyanyian pilu pada nadiku
Biarkan jantung ini berdetak dan tak lancang.
Tapi ijinkan aku berucap "aku tresno sliramu mas"
Kupersembahkan puisi ini untuk kamu yang mencinta dalam diam. Meratapi mimpi tanpa berjuang hingga berakhir kehilangan sebelum memiliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Dalam Bait
PoetryRasa, jiwa dan realita. Semua menyatu dalam rona biru muda angkasa. Membumbungkan rasa yang bernama cinta. Dan menjatuhkan ke bumi sebagai Luka. Dalam kotak imajinasi, Ku rangkai kata demi kata hingga menjadi kita. Memimpikan Rasa pada pemuda dan ja...