21. SAUDARA [REPOST]

Mulai dari awal
                                    

"Ya elo ngapain ke sini?"

"Emangnya gak boleh?" tanya Galaksi. "Kasi masuk kek. Minum. Yang peka."

"Oh iya," kata Kejora. "Ya udah lo masuk dulu aja."

Galaksi masuk ke dalam rumah Kejora dan duduk di sofa rumah perempuan itu.

"Mau minum apa?"

"Apa aja terserah. Jangan yang manis-manis," kata Galaksi dengan cepat membuat Kejora mencibir dan menuju ke belakang.

Beberapa menit kemudian perempuan itu datang dan Galaksi sudah menaruh jaket miliknya di sebelah sehingga menyisakan kaus putih yang digunakannya.

"Lo ngapain malem-malem ke rumah gue?" tanya Kejora setelah menaruh minuman di atas meja.

Galaksi mengangkat bahunya. "Pengin aja."

"Itu gue bawain terang bulan cokelat keju buat lo."

"Terang bulan?"

"Iya. Lo suka 'kan?"

"Kok lo tau?" tanya Kejora dengan tampang cengo-nya.

"Apa yang gak gue tau?" Galaksi malah balik bertanya. "Makan aja. Gue emang bawain buat lo."

"Lo kesambet apa sih?" tanya Kejora namun Galaksi malah membuka kresek putih itu dan mengeluarkan kotak yang berwarna sama di dalamnya.

"Mau gak? Papa gue juga seneng banget beli yang kaya gini."

"Tapi lo tau dari mana gue suka sama terang bulan?"

"Sama siapa lagi kalau bukan dari kakak lo."

"Kak Batra? Yang bener?"

Galaksi bergumam. "Nih buat lo. Udah gue bukain juga."

"Lo kaya gini karena ngerasa bersalah aja kan gara-gara yang tadi?" tanya Kejora. Tadi dia memang senang karena Galaksi datang ke sini namun setelah ia bisa mencerna maksud Galaksi datang ke sini. Kejora jadi malas melihat makanan yang ada di depan wajahnya.

"Enggak," jawab Galaksi enteng. "Gue ke sini niat baik. Bawain lo terang bulan. Udah gitu gue bukain juga kotaknya. Ngapain juga lo masih mikirin yang tadi siang?"

"Nggak tapi aneh aja."

"Lo marah gara-gara tadi siang?"

"Nggak juga."

"Dengerin gue," kata Galaksi menaruh kotak makanan itu di atas meja. "Gue ke sini cuman pengin bawain lo terang bulan doang. Nggak ngapa-ngapain. Kebetulan juga gue tadi abis keluar. Kumpul sama temen-temen gue. Jadi sekalian gue ke sini."

"Terus kapan lo nanya sama Kakak gue?"

"Tadi," ucapnya. "Gue sering ketemu sama kakak lo kali. Dia sering main ke rumah gue."

"Oh."

"Mau gak nih?" tanya Galaksi. "Ntar kalau gue habisin. Jangan marah."

"Mau gak?" tanya Galaksi lagi. Kejora akhirnya mengangguk membuat cowok itu mengambil lagi kotak itu.

"Gue kira lo kesambet apaan tiba-tiba dateng ke sini. Udah gitu bawaain gue makanan kesukaan gue. Ikhlas gak nih?" tanya Kejora.

"Gak ikhlas sih. Gue butuh imbalan juga."

"TUHKAN!"

Galaksi terkekeh. "Nggak-nggak. Gue bercanda."

"Bercanda mulu perasaan."

"Anggep aja gue lagi baik sama lo," kata Galaksi. "Gue nggak segalak yang lo kira kan?"

****

Tempat hiburan malam kali ini benar-benar ramai—bahkan terasa begitu sempit karena telah dipenuhi oleh banyak orang. Club malam ini benar-benar terasa pecah karena suara musik DJ terdengar di mana-mana. Sementara itu Nyong ada di depan sana bersama teman-teman DJ-nya yang lain—yang tentunya lebih berpengalaman darinya. Profesi Nyong memang sebagai cowok DJ diumurnya yang masih segini. Pulang pagi sudah menjadi kebiasaannya sehingga tak jarang cowok itu selalu mengambil kegiatan meliburkan diri di sekolah.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang